Buah Pertobatan

Baca: Matius 3:1-12

Tidak terhitung sudah berapa kali kita telah merayakan Natal, tak terhitung pula berapa banyak komitmen perubahan yang telah kita buat. Namun harus kita akui pula bahwa sudah tak terhitung berapa banyak kita melanggar komitmen kita. Hingga akhirnya tibalah kita pada kesimpulan bahwa pemahaman akan kebenaran-Nya tak sesuai dengan tingkah laku atau pola hidup kita.

Seribu Lilin

Seribu lilin nyalakan di tangah dunia
Biar sinarnya menyataknn kemuliaan Tuhan

Wartakan pada dunia kabar sukacita
Tlah lahir Yesus Penebus Jurus'lamat kita

Hai bintang timur Betlehem, Kiranya sinarmu
Bawa harapan dan damai bahagia di kalbu

Kehangatanmu kirimknn di hati yang beku
Kehangatan kasih Allah di natal yang syahdu

TELAT MALAM NATAL

Mama: Cindy, kenapa kau berteriak dan menjerit-jerit seperti itu? Sungguh menakutkan suaramu itu!! Cobalah bermain seperti Eddie. Lihat tuh, dia hanya diam saja tidak bersuara!

Mary: Tentu saja Eddie cuma diam, Ma! Karena itu bagian dari permainan kami. Kami sedang bermain drama yang berjudul "Telat Malam Natal". Eddie berperan sebagai papa yang pulang terlambat, dan aku adalah Mama!

"Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum." (Mazmur 37:30)

Sumber: Redaksi

SUHU

Elizabeth yang sedang mengunjungi orang tuanya untuk merayakan hari Natal bersama sedang diinterogasi sang mama mengenai caranya memandikan bayi.

Mama: Elizabeth, jika kau memandikan bayimu, apakah kau menggunakan termometer untuk mengukur suhu airnya seperti yang pernah aku katakan padamu?

Elizabeth: Tidak, Ma, aku bisa kok mengetahui suhu airnya tanpa menggunakan termometer. Kalau airnya terlalu panas, kulit bayiku akan berubah menjadi merah, kalau airnya terlalu dingin, kulitnya akan berubah menjadi biru.

"Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu." (Amsal 6:20)

Sumber: The Big Book of Jokes & Riddles, p.375

Siapa Berani??

Setelah pertunjukan sirkus untuk memeriahkan acara Natal di sebuah desa terpencil, pemilik sirkus memarahi seorang penjaga binatang.

Pemilik sirkus: Kenapa kau tidak pernah menutup pintu kandang singa waktu malam?

Penjaga: Tenang saja, Pak. Siapa sih yang berani mencuri singa?

"Apakah orang yang mempunyai hikmat menjawab dengan pengetahuan kosong, dan mengisi pikirannya dengan angin?" (Ayub 15:2)

Gigi Baru

Aldo : Kek, Apa yang Kakek persiapkan untuk Natal kali ini, Kek?

Kakek: Gigi palsu yang baru, Cu!

Aldo : Lho?

Kakek: Iya, supaya Kakek bisa makan daging sepuasnya!

"Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;" (Markus 1:2)

PAPA PELIT

Seorang suami yang pelit bercakap-cakap dengan istrinya sehari sebelum hari Natal tiba.

Istri: Pa, Mama minta uang. Mama harus belanja untuk persiapan Natal. Kita butuh pohon Natal, kalkun, dan beberapa hadiah untuk anak kita.

Suami: Ma, Mama tahu ngga hal yang penting yang seharusnya kita persiapkan untuk Natal?

Istri: Apa, Pa?

Suami: Tubuh, roh, dan jiwa kita.

Istri: Idih, Papa itu emang pelit, sih!

"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri," (2 Timotius 3:2)

Sumber: Redaksi

HIASAN NATAL

Guru sekolah minggu sibuk mengurus keperluan untuk persiapan ibadah Natal di pos masing-masing. Setiap anak wajib membawa hiasan Natal untuk mendukung acara. Ada beberapa anak yang membawa kertas emas, ada beberapa lainnya yang membawa pita, kaus kaki merah putih, lilin warna-warni, dan hiasan-hiasan Natal lainnya.

Tiba-tiba seorang anak yang terkenal nakal di pos tersebut masuk dan tidak membawa hiasan apa-apa. Sang guru lalu bertanya, "Jo, apakah kamu tidak membawa hiasan Natal seperti teman-temanmu yang lain?"

"Enggak, Bu. Tapi saya membawa sesuatu yang penting!"

Lalu dia mengeluarkan korek api, "Ini, Bu. Kalau ngga ada korek ini. Ibu mau menghidupkan lilin dengan apa?"

MENGASIHI

Setelah mendengar khotbah Natal tentang saling mengasihi, seorang anak meminta sesuatu kepada ibunya untuk diberikan kepada bapak-bapak tua yang menurutnya butuh petolongan.

"Bu, boleh saya minta uang Rp 500,00 untuk Bapak tua yang menjerit-jerit di luar itu, Bu?"

"Oh tentu saja, Nak. Tapi, apa sih yang dijeritkan Bapak tua itu?"

"Es krim! Es krim! Rp 500,00 saja!"


Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. (1 Yohanes 2:10)

Sumber: Redaksi

KAHLIL GIBRAN

Sepanjang liburan Natal, seorang guru memberi tugas kepada semua muridnya untuk membuat puisi dan dikumpulkan pada saat masuk kembali.

Pada saat semua murid telah mengumpulkan tugas, sang guru meminta seorang muridnya tinggal di kelas sebentar seusai pelajaran. Sambil memegang kertas tugas murid tersebut, guru itu bertanya, "Apakah puisi ini kau sendiri yang membuatnya?"

"Setiap kata, Pak!" jawab sang murid bangga.

"Kalau begitu, sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk dapat bertemu dengan Anda, Tuan Kahlil Gibran," sahut guru itu sambil tersenyum, "Kupikir, Anda sudah meninggal puluhan tahun yang lalu...."


"Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya," (Kolose 3:9)

Sumber: Redaksi

Pages