Khotbah Natal

Pada hari Natal tahun itu, sang pendeta senior pergi untuk menghadiri acara pernikahan anaknya di luar negeri selama 1 minggu sehingga yang menyampaikan kotbah Natal adalah pendeta muda di gerejanya. Setelah ia kembali dari luar negeri, ia bertanya kepada anggota jemaat, "Bagaimana khotbah pada malam Natal kemarin lusa?"

"Bagaimana ya, Pak. Khotbahnya amat membosankan. Tidak ada nilai-nilainya"

Saat bertemu dengan pendeta pembantunya, ia menanyakan hal yang sama kepadanya. Si pendeta muda menjawab, "Cukup baik acaranya. Namun aku tidak sempat mempersiapkan khotbahku karena sibuk mempersiapkan acara itu sendiri. Tapi, aku beruntung menemukan salah satu naskah khotbahmu. Kemudian, aku menggunakannya untuk khotbah malam Natal itu."

you want to be friend with god?

Tips menjadi sahabat tuhan kita di saat natal dan setiap hari

1.Berdoa
Berdoa itu ibarat kita berbicara kepada orang lain tetapi
di sini kita berbicara secara live dengan tuhan atau
pencipta kita,
jadi banyaklah berdoa sebab sahabatmu akan menolongmu

yeah,just pray with god!

Cerita:
saya sering sekali berkomunikasi terhadap tuhan
terkadang saya menangis di kamar tidur saya untuk
menceritakan apa yang terjadi dalam hidup saya
(kebanyakan si yang sedih)
saya suka cerita terhadap tuhan karena saya pikir
dia yang asik untuk tempat curhat...
meskipun terhadap orang tua atau teman
saya masih merasa kurang pd terhadap yang lain
lantas saya jika ada masalah atau apapun
saya slalu curhat kepada tuhan,
dan ini menjadi damai setelah saya curhat..

end of stories

Hatimu, bilik terindah bagi-Ku

Aku hendak turun untuk melihat-lihat
Bagaimana kehidupan manusia yang Ku ciptakan
Sebab telah lama Ku dengar kabar tentang mereka
Kabar yang sungguh memilukan hati-Ku

Aku telah merancangkan dari mulanya
Bahwa mereka akan hidup di hadapan-Ku
Bersama dengan-Ku selamanya
Bahwa jika mereka bersama-Ku
Mereka tidak akan pernah mengalami kekurangan

Aku sedih, ketika waktu itu
Di rumah yang begitu indah dan mewah
Yang Kuberikan sebagai hadiah pertama-Ku
Aku mendapati mereka telanjang
Telanjang di tengah-tengah segala kelimpahan harta
yang telah Ku sediakan, hanya bagi mereka

Mengapa? Apakah semua itu tidak cukup?

Malam itu, setelah ribuan tahun terlewatkan
Aku datang, datang kembali mengunjungimu
Aku mendapati engkau terlalu sibuk,
Sibuk dengan dirimu sendiri
Hingga kehadiran-Ku tak engkau pedulikan
Tak ada tempat di rumahmu bagi-Ku

Damai

Damai....?
Ingat pertama kali berjumpa di Eden, betapa indahnya
Kehadiranmu di sisi manusia, sangat menyejukkan
Sebab semuanya hanyalah engkau dan mengenai engkau
Tiada yang kurang saat itu
Hanya kesempurnaan saja adanya

Pengkhianatan ..., mengapa? Mengapa hal itu harus terjadi?
Mengapa engkau dikhianati oleh manusia yang engkau kasihi?
Terbuang, terjual, terasingkan, dijauhkan
hanya karena tawaran, sebuah kehormatan yang kosong!

Namun sejak saat itu dan seterusnya
Engkau telah menjadi kerinduan yang tak berujung
Sejak di Eden, engkau terus di cari
Entah ke mana pergimu ...
Meski segala cara telah di tempuh
Segala taktik telah di coba
Namun engkau tak pernah lagi menjawab

Perang, pembunuhan, pertikaian, perselisihan ...
Gaduh ... buntu ... tamat ....!!!
Inikah akhirnya? Tanpa kedamaian?
Masih adakah harapan?
Masih hidupkah engkau?

Sang Waktu

Tak ada waktu pada-Nya
Karena Ia tak berwaktu
Namun Ia yang tak berwaktu,
telah membatasi diri-Nya oleh waktu

Dalam kesunyian malam itu,
waktu-Nya mulai dihitung
Ketika tangisan-Nya yang pertama menggema
Mendetakkan waktu-Nya yang pertama di bumi.

Oh, Sang penentu waktu yang tak berwaktu
Mengapa Engkau membiarkan diri-Mu di atur oleh waktu?
Mengapa Engkau merelakan diri-Mu dibatasi oleh waktu?
Mengapa Engkau menghadirkan diri-Mu ke dalam waktu?

Malam itu, dalam lenguhan hewan yang tak mengenal waktu
Engkau datang untuk memberi waktu yang baru bagi dunia
Engkau datang untuk menawarkan waktu sebagai anugerah
Engkau datang untuk mengatakan waktunya tidak lama lagi

Sebab dunia yang terbatas oleh waktu akan segera berakhir di dalam waktu

Palungan di Kandang

(Nyanyian Pujian No. 42)

Palungan di kandang tempat lahir-Nya;
Bayi Kudus tidur LELap terlena.
Di malam yang sunyi bintang berseri;
Terpancar sinarnya di kandang sepi.

Suara lembu domba riuh mengganggu,
Namun Bayi Kudus tenang beradu.
Kucinta pada-Mu, ya Tuhan Yesus;
Tinggallah dekatku dan jagalah t'rus.

Kupinta, ya Yesus, pimpin hidupku;
Limpahilah aku dengan cinta-Mu;
Turunkan berkat-Mu bagi tiap anak;
Antarkanlah kami ke surga kelak.

Bait 1 dan 2 penggubah syairnya tidak dikenal: Bait 3 oleh John T. McFarland,
Penggubah Lagu James R. Murray

Diambil dari:
Judul buku: Kristus di Dalam Natal
Judul bab: Seorang Anak Telah Lahir untuk Kita
Penulis: Ligioner Ministries
Penerjemah: Drs. Chris J. Samuel
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1996

Sukacita Natal

Pohon cemara menghiasi rumah kami,
Memancarkan semerbak harumnya nuansa Natal,
Setiap hati diselimuti suasana syahdu,
Menandakan Natal t'lah tiba..

Kue-kue, kalkun panggang,
Meja yang dipenuhi makanan-makanan manis,
Wajah-wajah kecil bercahaya penuh sukacita,
Semua orang bergembira..

Pesta perayaan, lagu-lagu yang mengalun, hadiah-hadiah yang indah,
Lonceng perak yang bergemirincing,
Pohon Natal dan pernak-pernik yang cantik,
Lampu berwarna-warni yang berkerlap-kerlip..

Sanak keluarga menanti dengan hati gembira
Menyambut dengan senyuman manis, pelukan hangat, dan kecupan sayang,
Inilah sukacita yang luar biasa
Yang hadir saat Natal tiba.

Apa yang Kita Suka dari Natal?

Apa yang Kita Suka dari Natal;
Apakah kegembiraan kita terletak pada pernak-perniknya?
Ataukah pada apa yang kita rasakan di dalam hati kita
Hadiah sejati adalah apa yang Natal hadirkan.

Bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi,
Mengirimkan kartu Natal,
Menyambut orang-orang yang membawa kebahagiaan dengan penuh sukacita
Khususnya mereka yang mengasihimu.

Diambil dan diterjemahkan dari:
Nama situs :www.poemsource.com
Penyair :Joanna Fuchs
Alamat URL:http://www.poemsource.com/

Hadiah Terindah

Saya meletakkan gagang telepon dan berpaling ke arah orang tua saya. "Kata Dr. Wallwork, aku bisa pulang untuk merayakan Natal." Kami tersenyum bersama seakan-akan perkataan dokter itu adalah berita baik, tetapi kami tahu bahwa hal itu bukanlah berita baik.

Saat itu tanggal 22 Desember 1980. Sudah beberapa bulan ini kami tinggal di suatu tempat yang disebut Life Row. Gedung ini merupakan apartemen yang berdekatan dengan Rumah Sakit Stanford di Palo Alto. Di tempat inilah pasien seperti saya menunggu donor organ tubuh yang dapat digunakan untuk tranplantasi. Pada usia 18 tahun, saya menanti-nantikan jantung yang baru.

Ibu menelepon nenek yang berada di rumah kami di Napa, California. "Kami akan pulang!" katanya. "Mari kita merayakan Natal dengan baik!"

Hotel Menara Salty: Cabang Betlehem

Tujuan: Drama pendek ini menyajikan kisah kelahiran Kristus dalam cara yang lucu, dan berfungsi sebagai sebuah pengenalan yang baik pada tema kristiani yang mana saja. Karakter-karakternya mungkin mengingatkan Anda dan penonton Anda pada hotel Torquay yang menjadi terkenal dalam sebuah acara komedi situasi pada tahun 1970-an. Drama pendek ini harus ditampilkan pada situasi yang ramai sekali.

Pages