Alangkah Indahnya ...

Sudah beberapa hari bukit-bukit di pedalaman Perancis itu menjadi ajang pertempuran. Perang Dunia ke-2 sedang berkecamuk di tengah musim dingin yang menusuk. Pasukan Amerika sedang berhadapan langsung dengan pasukan Jerman. Pada malam itu pasukan kedua belah pihak tetap siaga di parit penjagaan mereka masing-masing. Jarak antara kedua pasukan musuh itu hanya beberapa puluh meter saja. Rasa tegang dan lelah mencekam mereka.

Seandainya Kita Ada di Sana

Beberapa di antara kita ... ada yang berfikir, "Seandainya saya ada di sana! Pasti saya akan segera menolong bayi itu. Saya akan mencucikan kain lenan-Nya. Alangkah gembiranya seandainya saya bersama para gembala pergi menjenguk Tuhan yang berbaring di palungan!" Ya, kita akan bergembira! Kita mengatakan begitu karena kita tahu betapa agungnya Kristus, tetapi seandainya kita ada di sana pada waktu itu, kita tidak akan berbuat lebih baik dari orang- orang di Betlehem ... Mengapa kita tidak melakukannya sekarang? Kristus ada di tengah-tengah sesama kita.

Teladan Tokoh-Tokoh Natal

Berikut ini kami sajikan teladan tokoh-tokoh Alkitab yang terlibat seputar peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Karakter yang mereka miliki ini bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.

  1. Maria
    1. Taat mengikuti panggilan Tuhan (Lukas 1:36).
    2. Dipenuhi Roh Kudus, salam yang diucapkannya pun menyebabkan anak di rahim
    3. Elizabet dipenuhi Roh Kudus (Lukas 1:39-41).

Makna Natal dalam Lima Kata

Di bawah ini adalah kumpulan ungkapan makna Natal dalam 5 kata dari penggemar Facebook Natal:

Iis Restya Inta: Terberkati, keluarga, juruslamat,cinta, kasih.

Phasa Joshua: DAMAI

Christian K Manekowarno: Aku, beroleh, anugerah, karna, lahir-Nya.

Iche R. Wagi Tanggela: Juru Selamat lahir & membawa DAMAI bagiku.

Ibeth Aprilika Simarmata: Damai, kasih, berkelimpahan bersama Yesus.

Helida Silalahi: Bersukacita, damai, anugerah, kehidupan baru.

Arini Zebua Huze: Damai,sukacita,kebahagiaan.

Parsimin Gideon: Kasih Bapa nyata bagi manusia.

Pen'nk Waruwu: Lahir-Nya Juru Selamat Yesus Kristus.

Siska Salatan: Saat berkumpul bersama Keluarga Besar.

Tantie Chayank: Sukacita, bersama Yesus luar biasa.

LJ LithaJeane: Keluarga Sukacita Damai dalam Kristus.

Ibu Dari Daniel Sitorus: Kasih yg sempurna d karuniai Tuhan Yesus.

Marloyati Rohi: Damai sejahtera, sukacita surgawi bagiku.

Natal Adalah Bagi Mereka yang Paling Membencinya

Karena Palungan Adalah Tempat yang Paling Memberi Harapan dalam Semesta

Kita sekarang terbiasa mendengar tentang bagaimana sulitnya merayakan natal bagi banyak orang. Cerita tentang Scrooge dan masalah "ahem"-nya (tokoh dalam cerita klasik Natal karangan Charles Dickens, red.) di saat ini tidak lagi bersifat lelucon. Sekarang, itu bersifat umum dalam diskusi. Mungkin, memang seperti itu sejak dulu. Mungkin, sukacita Natal selalu menjadi duri di sisi orang-orang yang hampir tidak dapat membayangkan kegembiraan.

Merayakan Natal dengan Cara Yesus

Allah merendahkan diri-Nya bagi kita dalam peristiwa Natal. Maukah Anda melakukan hal yang sama bagi orang lain?

Sebagai orang-orang kristen, kita mengetahui cerita natal dengan baik. Yesus adalah hadiah (Natal) dari Allah bagi kita. Karena itu, pada saat natal, kita merayakannya dengan cara memberikan hadiah kepada orang-orang yang kita kasihi. Akan tetapi, saya pikir kita telah melupakan sesuatu yang penting -- cerita Natal adalah cerita yang sedikit lebih dalam dari sekadar membagikan hadiah.

Kapak dan Pohon Natal

Di luar negeri, banyak keluarga menebang sendiri pohon cemara untuk dijadikan Pohon Natal. Suatu hari, seorang anak laki-laki kembali meminta ayahnya untuk membelikan pohon Natal. Setiap tahun anak itu selalu meminta, namun ayahnya selalu menjawab, “Papa tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli pohon Natal.”

Yusuf, Ayah Yesus di Bumi

Allah memilih Yusuf untuk menjadi ayah Yesus. Alkitab menyatakan kepada kita dalam Injil Matius bahwa Yusuf adalah seorang yang jujur. Perlakuannya terhadap Maria, tunangannya, menyingkapkan bahwa ia adalah seorang pria yang baik dan peka. Ketika Maria mengatakan kepada Yusuf bahwa ia sedang mengandung, Yusuf memiliki semua alasan untuk merasa terhina. Ia tahu bahwa Anak itu bukanlah anaknya, dan ketidaksetiaan Maria jelas membawa stigma sosial buruk.

Surat Yusuf ke Rumah -- Sebuah Kisah Natal

Ibu yang terkasih,

Kami masih berada di Betlehem. Aku, Maria, dan Bayi Yesus.

Banyak hal yang tidak dapat kubicarakan dengan Ibu di musim panas yang lalu. Ibu tidak akan mempercayaiku pada saat itu, tetapi mungkin sekarang aku dapat menceritakannya kepada Ibu. Kuharap Ibu mengerti.

Ibu tentu tahu bahwa aku selalu mengasihi Maria. Dahulu, Ibu dan Ayah sering menggodaku dengan Maria ketika ia masih kecil. Ia dan kakak laki-lakinya sering bermain di jalan depan rumah kita. Keluarga kita sering makan malam bersama dengan keluarganya. Akan tetapi, hari terberat dalam hidupku datang hampir setahun yang lalu, ketika aku berusia 20 tahun dan ia 15 tahun. Ibu tentu mengingat hari itu, bukan?

Pages