Yesus, Masuklah Melalui Pintu Hatiku

"... tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2:7)

Ketika Maria dan Yusuf tiba di Betlehem, mereka mengetuk setiap pintu penginapan untuk mencari tempat beristirahat setelah menempuh perjalanan jauh. Aku membayangkan bahwa mereka pasti mencari sebuah kamar yang aman, bersih, dan nyaman bagi bayi yang akan segera lahir. Namun tak ada pintu yang terbuka bagi mereka, tak ada kamar rumah sakit yang bersih, tak ada hotel berbintang. Sama sekali tak ada tempat. Yesus dilahirkan seperti pengungsi di negara-Nya sendiri, tanpa rumah, tanpa daya.

Tiga puluh tiga tahun kemudian, Yesus tetap tidak mempunyai rumah. Bahkan, dalam minggu terakhir hidup-Nya, Dia dirantai dan dihukum mati. Tampaknya semua pintu telah tertutup bagi Sang Tukang Kayu, yang biasa membuat pintu.

"Akulah pintu," sabda Yesus. "Akulah pintu yang bisa dilalui oleh domba-domba-Ku. Mereka bisa masuk untuk beristirahat dan keluar untuk mencari padang rumput."

Dia tetap membuka pintu untukku, tetapi aku juga harus membuka pintu hatiku bagi-Nya. Kini, Dia sedang mengetuk pintu hatiku. Dia ingin masuk, beristirahat, makan bersama dengan tenang sambil bercakap-cakap, menjelaskan isi Kitab Suci, dan menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Dia ingin menyingsingkan lengan baju-Nya dan membantuku membersihkan "lemari-lemari" dan "laci-laci" dalam hatiku. Dia ingin tinggal di hatiku. Dia ingin aku menjadikan-Nya bagian dari diriku.

Bapa, aku membuka pintu hatiku lebar-lebar untuk semua yang telah Kaurencanakan bagiku. Terima kasih Yesus, karena oleh kerendahan hati dan kasih-Mu, Kau bersedia membuka pintu dan menerimaku. Yesus, masuklah melalui pintu hatiku.

"Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau." (Mazmur 84:5)

Diambil dari:

Judul asli buku : Jesus, Be in My Christmas
Judul buku terjemahan : Yesus, Hadirlah di Natalku
Penulis : Sarah Hornsby
Penerjemah : MB. Sri Sulistyowati, Andina M. Rorimpandey
Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2002
Halaman : 26 -- 27