Seandainya Yusuf Menceraikan Maria

"Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam" (Matius 1:19)

Beberapa tahun yang lalu, sekelompok sejarawan mengarang buku berjudul If-Or History Rewritten (Jika Sejarah Ditulis Ulang atau Jika Tidak). Beberapa "jika" yang dikemukakan para ahli tersebut adalah: Bagaimana jika Robert E. Lee tidak kalah dalam perang Gettysburg? Bagaimana jika Belanda mempertahankan New Amsterdam? Bagaimana jika Booth tidak berhasil membunuh Abraham Lincoln? Bagaimana jika Napoleon berhasil melarikan diri ke Amerika?

Mari kita coba terapkan hal yang sama pada suatu peristiwa penting dalam sejarah -- kelahiran Yesus Kristus. Bagaimana jika Yusuf menceraikan Maria secara diam-diam? Apa akibatnya terhadap dirinya sendiri, Maria, dan Yesus?

Kristus dan Natal

Jajak pendapat terbaru menyatakan bahwa hanya sepertiga dari orang Amerika yang menganggap bahwa kelahiran Kristus adalah aspek yang paling penting dalam perayaan Natal. Sekitar 44%-33% lebih banyak orang yang mengatakan bahwa kesempatan untuk "memiliki waktu bersama keluarga" menjadi alasan utama mengapa mereka menganggap Natal sebagai sesuatu yang penting bagi mereka. Bahkan ketika memperhatikan hanya para responden yang menyebut diri mereka orang Kristen (88% orang Amerika), kelahiran Kristus mendapat suara paling banyak hanya 37%.

Mempertahankan Natal

Saya bukan pembeli majalah secara rutin. Namun, karena akhir-akhir ini ada kerinduan untuk membuat masa liburan mendatang benar-benar menyenangkan, saya memperbesar anggaran. Dalam satu terbitan [buletin, koran, atau majalah - Red.], saya membaca bagaimana membuat lilin-lilin lebah dan menyiapkan kalkun panggang berbumbu yang hanya membutuhkan rendaman tomat kering, menyatukan bahan-bahan seperti bawang putih, parutan halus kulit lemon, ketumbar, jintan, dan terakhir, "menggunakan jemariku untuk meratakan campuran tomat dan rempah-rempah di bawah kulit dada dan paha kalkun." Kemudian "menusuk kulit leher sampai ke badan kalkun bagian belakang, menyelipkan ujung sayap kalkun ke bawah sendi bahunya dan mengikat ujung paha kalkun dengan erat menggunakan tali."

Kesederhanaan Kini Kian Sirna

Kesederhanaan itu awal kedamaian. Kegemerlapan adalah awal perseteruan. Jauh dari hiruk-pikuk gemerlap kemewahan, kesederhanaan mengawali kedamaian dengan keheningan, kesempatan nan luas untuk merenung, dan doa yang penuh kesadaran dan akal budi secara optimal. Keheningan untuk merenung itu sedemikian penting untuk memperluas kedamaian dan perdamaian. Seperti digagas Johan Galtung, perdamaian akan terwujud jika manusia memadukan hati dan pikirannya untuk berdialog dengan sesamanya. Namun, pemaduan hati dan pikiran, bahkan dialog itu, memerlukan keheningan.

"Gloria In Excelsis Deo!"

"Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.'" (Lukas 2:13-14)
Peristiwa Natal menyatakan kemuliaan Allah. Pada malam kelahiran Yesus Sang Kristus, bala tentara surga mengumandangkan pujian bagi Sang Khalik, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi ...." Dalam bahasa Latin, "Gloria in excelsis Deo!"

"Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.'" (Lukas 2:13-14)

Lubang

Seorang pria terjatuh kedalam sebuah lubang dan tidak bisa keluar sendiri.

Orang yang subjektif melewatinya dan berkata, "Saya sangat bersimpati atas kejatuhan Anda."

Orang yang objektif akan berkata, "Suatu hal yang sangat logis bila seseorang bisa jatuh ke lubang tersebut."

Seorang Farisi berkata, "Hanya orang-orang jahat yang bisa jatuh ke lubang tersebut."

Seorang Fisika-wan akan menghitung besarnya gravitasi yang menyebabkan orang tersebut jatuh.

Seorang Reporter menginginkan wawancara eksklusif disiarkan langsung dari lubang tersbut.

Berdoa Cuaca Cerah

Johny hendak bersiap merayakan natal di gerejanya di kawasan Depok. Sebelum berangkat, Johny terlebih dahulu berdoa, "Tuhan biarlah cuaca cerah Engkau kirim di sepanjang perjalanan Johny menuju ke Depok, Amin."

Setelah berdoa demikian, barulah ia berangkat menuju gerejanya naik sepeda motor. Karena ini adalah bulan Desember, ternyata sepanjang perjalanan hujan turun dengan lebatnya, semua itu di luar perkiraan Johny.

Akhirnya Johny hanya bisa berteduh di sebuah halte bis sembari berdoa, "Akh...Tuhan...masa Depok saja nggak tahu!"

Pages