Kristus dan Natal

Jajak pendapat terbaru menyatakan bahwa hanya sepertiga dari orang Amerika yang menganggap bahwa kelahiran Kristus adalah aspek yang paling penting dalam perayaan Natal. Sekitar 44%-33% lebih banyak orang yang mengatakan bahwa kesempatan untuk "memiliki waktu bersama keluarga" menjadi alasan utama mengapa mereka menganggap Natal sebagai sesuatu yang penting bagi mereka. Bahkan ketika memperhatikan hanya para responden yang menyebut diri mereka orang Kristen (88% orang Amerika), kelahiran Kristus mendapat suara paling banyak hanya 37%.

Ada gerakan di beberapa kalangan Injili yang menganjurkan agar Natal bisa menjadi Natal yang sesungguhnya, maka harus menyertakan Kristus. Dan menurut survei di atas, kita dapat melihat dari mana keprihatinan mereka itu muncul. Survei itu seolah-olah mengatakan bahwa Kristus telah dikeluarkan dari Natal! Namun, dengan segala hormat kepada rekan-rekan Injili, saya ingin meyakinkan mereka bahwa tak peduli seberapa banyak orang yang mencoba, mereka tidak akan dapat mengeluarkan Kristus dari Natal.

Karena Kristus ada dalam semua aspek kehidupan kita, mengapa Ia harus absen pada saat yang paling meriah dari peristiwa sepanjang tahun ini? Kitab-kitab Injil menunjukkan bahwa Tuhan kita pernah berada di pesta pernikahan (Yohanes 2) dan makan bersama dengan teman-teman dan para murid-Nya (Matius 9), belum lagi keikutsertaannya-Nya dalam festival akbar orang Yahudi yang memiliki kepentingan sosial yang besar bagi umat Allah.

Mengeluarkan Kristus dari aspek manapun di kehidupan kita adalah sesuatu yang gila.

Jika Natal adalah saat untuk berbagi, maka Tuhan kita juga hadir di dalamnya. Dalam pelayanan-Nya selama di dunia, Yesus tidak memiliki harta apa-apa, tetapi Ia memberikan segalanya. Dia tidak pernah memegang uang, tetapi Ia membuat kita semua kaya. Dia tidak pernah memiliki rumah, atau bahkan memiliki tempat tidur, tetapi Ia menyediakan bagi kita tempat tinggal dan makanan. Ia tidak pernah menulis buku, tetapi Ia membagikan kepada kita kisah yang indah (yang kita sebut perumpamaan), yang ditulis oleh murid-murid-Nya -- dan yang sekarang tersedia bagi kita dalam ratusan bahasa dan dialek.

Jika Natal adalah saat untuk memberi, maka Tuhan kita hadir di sana. Dia memberi lebih banyak dari siapa pun yang ada di muka bumi ini. Anda tidak bisa memberi lebih banyak dari-Nya. Dia tidak hanya memberi kepada orang-orang yang membutuhkan dengan menyembuhkan, memberi makan dan memberkati, Ia bahkan menyerahkan diri-Nya sendiri melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Dia memberi sewaktu Dia hidup dan Dia terus memberi saat Dia telah berada di surga, di sebelah kanan Bapa.

Jika Thanksgiving adalah saat untuk menghitung berkat kita, maka Natal adalah saat ketika kita harus mengakui sumber dari berkat-berkat itu; Yesus Kristus. Juru Selamat kita adalah juga Sang Pemberi berkat-berkat kita. Paulus belajar tentang memberi dari Tuhan kita, ketika Dia mengajarkan kepadanya: "Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima" (Kisah Para Rasul 20:35)

Mengeluarkan Kristus dari bagian manapun di kehidupan kita adalah gila; itu bodoh -- itu tidak mungkin. Kristus ada di dalam Natal, seperti Dia ada di setiap hal-hal indah maupun di dalam krisis di sepanjang tahun-tahun kita. Anda dapat mengabaikan Dia, Anda dapat mengejek Dia -- atau Anda dapat menyembah Dia. "Sembah dan Puji Dia!"

"Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."(Matius 18:20)(t/Jing Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Heart Light
Alamat URL: http://www.heartlight.org/articles/200412/20041212_christmas.html
Judul asli artikel: Christ and Christmas
Penulis artikel: Lou Seckler
Tanggal akses: 8 Mei 2014