Artikel

Kristus Datang Sebelum Natal (2)

PENGANTAR

Seberapa besar Anda ingin menjadi kudus? Seberapa besar Anda ingin dikuduskan? Seberapa besar Anda ingin bebas dari dosa dan penuh kesalehan? Beri nilai keinginan Anda dengan kisaran angka 1 hingga 10.

Sekarang lakukan hal yang sama dengan pertanyaan, seberapa besar Anda ingin diselamatkan? Dari kisaran angka 1 hingga 10, berapa nilai Anda?

Jika kita jujur, kebanyakan dari kita memiliki angka menginginkan keselamatan yang lebih tinggi daripada angka menginginkan pengudusan. Kita ingin diselamatkan lebih daripada keinginan kita untuk menjadi kudus. Bagaimana kita meningkatkan keinginan kita akan kekudusan?

Natal Tidak Mengabaikan Rasa Sakit Anda

Jujur saja, Natal tidak selalu ceria dan cerah. Bagi sebagian orang, masa ini mungkin merupakan waktu yang paling indah dalam sepanjang tahun. Namun, kita semua tahu di lubuk hati terdalam, bahwa tidak semua merasa ceria dan senang di dunia ini -- atau di dalam hati kita. Pada beberapa masa Natal, kita justru merasakan beban dan kegalauan yang lebih berat dari hari-hari yang lain.

Natal dengan Sebuah Kursi Kosong

Ketika Liburan Tidak Lagi Sama

Kakek saya tidak lagi di sini untuk Natal.

Saya hampir tidak ingat Natal tanpa dia, tetapi sekarang ketidakhadirannya menjadi normal baru. Kami tidak lagi berkumpul di ruang tamunya untuk membaca kisah Lukas tentang kelahiran Yesus, menyanyikan Joy to the World ("Hai Dunia, Gembiralah" -- Red.), membuka hadiah bersama, atau makan malam Natal yang disiapkannya. Kursinya, yang dahulu begitu penuh kasih sayang, tawa yang menular, dan ketenangan yang sopan, sekarang duduk diam, penuh kenangan.

Kegelapan Natal

Musim Natal selalu menjadi waktu favorit saya sepanjang tahun. Saya menyukai makanannya, puji-pujiannya, pesta-pestanya, dan pemberian hadiah. Saya menyukai fokus pada inkarnasi Kristus. Saya menyukai cahaya yang terang dan warna-warni hijau, perak, dan merah. Dan, saya bahkan akan mengakui kalau saya menyukai film Hallmark yang bagus dan murahan. Natal membuat saya merasa hangat dan nyaman di dalam suasananya.

Sampai suatu tahun, ketika itu tidak terjadi.

Gambar: Natal

Mengapa Natal Adalah Penangkal FOMO

Cagar Alam Maasai Mara. Ngarai Besar (Grand Canyon). Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef). Menurut sebuah acara TV beberapa tahun yang lalu, tempat-tempat ini adalah tiga tempat yang harus Anda kunjungi sebelum Anda mati. Sebenarnya, itu hanyalah tiga dari 50 tempat. Tidak hanya acara TV BBC "50 Tempat yang Harus Dilihat Sebelum Anda Mati" yang populer, tetapi buku-buku dengan judul semacam itu juga selalu ada dalam daftar buku terlaris sejak saat itu.

Mengapa Natal Lebih Baik daripada yang Anda Pikirkan

Pernahkah Anda merasa kehilangan apa yang ada tepat di depan Anda? Bahwa sesuatu yang penting tersembunyi padahal itu ada di depan mata? Dalam buku barunya, Hidden Christmas: The Surprising Truth Behind the Birth of Christ ("Natal yang Tersembunyi: Kebenaran yang Mengejutkan di Balik Kelahiran Kristus" - Red.), salah satu pendiri dan wakil presiden The Gospel Coalition, Tim Keller, membantu kita menghindari hal ini dengan menunjukkan kebenaran Natal dengan cara yang baru. Bagi orang percaya dan orang yang tidak percaya, kisah Natal bisa menjadi begitu akrab sehingga kita merasa tidak ada yang baru untuk direnungkan. Menyikapi sikap ini secara langsung, Hidden Christmas menyadarkan kita akan kebenaran bahwa "Natal, seperti Allah sendiri, lebih ajaib dan lebih menakjubkan daripada yang kita bayangkan" (3).

Sukacita untuk Dunia (yang Berduka)

Jika Anda berduka karena kehilangan orang yang dicintai, rentang liburan dari Thanksgiving hingga Tahun Baru bisa terasa seperti menghadapi tantangan emosional. Anda selamat dari kursi kosong pada satu hari libur, hanya untuk menanggung gempuran kegembiraan dan pesta pada hari berikutnya. Saat Anda melihat dunia berniat membuat perayaan tetap meriah dan riang, tidak menyadari kehilangan, Anda mungkin mengira bahwa liburan bukan untuk Anda tahun ini. Di mana di dunia ini Natal-Natal putih dan peri-peri menghibur yang bisa menampung kesedihan Anda?

Mengajar Anak Bagaimana Menceritakan Kisah Natal

Kisahnya

Sebuah survei menemukan bahwa meskipun dua dari tiga orang Amerika mengatakan mereka menginginkan lebih banyak Kristus pada hari Natal, sebagian besar tidak dapat menyebutkan semua perincian tentang kisah kelahiran Yesus.

Latar belakang

Menurut Lifeway Research, hanya sedikit lebih dari satu di antara lima orang Amerika (22 persen) mengatakan mereka dapat secara akurat menceritakan kisah Natal Alkitab berdasarkan ingatan. Sejumlah orang dewasa A.S. (31 persen) mengatakan bahwa mereka dapat menceritakan kisah itu, tetapi mungkin melewatkan beberapa detail atau salah menyebutkan yang lain. Seperempat lainnya (25 persen) hanya bisa memberikan gambaran singkat dan 17 persen mengatakan mereka tidak bisa menceritakannya.

Membacakan Kisah Natal untuk Anak

Istri saya, Louise, dan saya memiliki 9 anak. Louise dan saya sama-sama suka membaca. Jadi, anak-anak kami memiliki banyak kisah yang dibacakan dan diceritakan kepada mereka. Saya akui bahwa Louise sejauh ini adalah pembaca dan pendongeng utama. Kami membacakan berbagai macam cerita untuk anak-anak kami. Ketika tiba saatnya untuk membaca atau menceritakan sebuah kisah Alkitab, saya akan mengatakan beberapa hal kepada anak-anak sebelum dan sesudah membacakan kisah itu. Saya akan mengatakan sesuatu seperti ini ketika membaca kisah Natal.

Ini adalah kisah dari Alkitab

Gambar: kisah Natal

Pages