Semangat Natal yang Belum Dilemahkan
Tersembunyi dalam syair "Hark! The Herald Angels Sing" terdapat keajaiban Natal yang sering dilupakan:
Keserupaan Adam, Tuhan, hapuslah,
Ukirlah gambar-Mu sebagai gantinya:
Adam Kedua dari atas,
Kembalikan kami dalam kasih-Mu.
Kristus datang ke dunia bukan hanya sebagai Anak Allah, tetapi juga sebagai Adam kedua (1 Korintus 15:47-49; Roma 5:14). Di dalam Kristus, kita melihat umat manusia sebagaimana seharusnya: gambar dan rupa Allah yang sempurna, "dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan" (Mazmur 8:5). Lebih dari itu, di dalam Kristus kita melihat umat manusia yang telah ditebus sebagaimana kita kelak. Dia yang dahulu dibentuk dalam rahim Maria sekarang sedang dinyatakan di dalam kita (Galatia 4:19). Dan, ketika Dia selesai mengukir gambar-Nya di atas Adam dalam diri kita semua, "kita akan menjadi seperti Dia" (1 Yohanes 3:2).
Keajaiban ini kemudian mengarah ke yang lain: sebagai Adam kedua kita, Kristus menjalani kehidupan manusia yang sejati. Dia melayani, menderita, mati, dan bangkit bukan karena keilahian-Nya yang Mahakuasa, tetapi karena kemanusiaan-Nya yang sempurna. Sebagaimana kita menyanyikan pujian, Dia "tinggal beserta kita."
Dan, untuk memenuhi misi-Nya sebagai manusia sejati, Dia harus dipenuhi dengan Roh Kudus sepenuhnya.
Manusia (yang Dipenuhi) Roh
Tiga kali, Yesaya menubuatkan bahwa Mesias yang akan datang akan menjadi manusia (yang dipenuhi) Roh yang sempurna. Dalam kata-kata nabi, "Roh Tuhan akan berdiam di dalamnya" (Yesaya 11:2, AYT). Dalam kata-kata Bapa, "Aku telah menaruh Roh-Ku ke atas-Nya" (Yesaya 42:1, AYT). Dalam kata-kata Kristus sendiri, "Roh Tuhan Allah ada padaku" (Yesaya 61:1, AYT).
Kita seharusnya mengingat semua hal tentang Mesias, kemudian, ketika kita mendengar Gabriel memberi tahu Maria, "Roh Kudus akan datang atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungimu. Itulah sebabnya, Anak yang akan lahir itu adalah kudus dan akan disebut Anak Allah" (Lukas 1:35, AYT). Sejak saat Kristus dikandung, Roh Kudus berdiam di atas-Nya.
Lebih hebatnya lagi, Roh Kudus tidak pernah meninggalkan-Nya. Sepanjang sisa Kitab Injil, Roh Kudus melayani sebagai "teman tak terpisahkan" Kristus, seperti yang dikatakan oleh bapa gereja Basil (Sinclair Ferguson, "The Holy Spirit", 37). Tokoh puritan besar John Owen melangkah lebih jauh dan mendaftar sepuluh tahap dari persahabatan yang tak terpisahkan ini ("Works of John Owen", 3:162-83). Menurut Owen, Roh Kudus
- membuat tubuh Kristus di dalam rahim Maria (Lukas 1:35);
- menguduskan tubuh Kristus dan memenuhinya dengan kasih karunia (Yesaya 11:1-3; Lukas 1:35; Ibrani 7:26);
- membuat Kristus bertambah dalam hikmat dan pengetahuan (Lukas 2:40, 52; lih. Yesaya 11:1-3);
- mengurapi Kristus (khususnya pada saat pembaptisan-Nya) dengan segala yang diperlukan untuk misi Mesianik-Nya (Matius 3:16-17; Yohanes 3:34; Lukas 4:1; bdk. Yesaya 61:1);
- memberdayakan karya-karya ajaib Kristus (Matius 12:28; Kisah Para Rasul 10:38);
- memimpin dan menjunjung tinggi Kristus dalam pelayanan-Nya (Yesaya 42:4; 49:5-8; 50:7-8; Lukas 4:1, 14);
- memampukan Kristus untuk mempersembahkan diri-Nya di kayu salib (Ibrani 9:14);
- menjaga tubuh Kristus di dalam kubur (Kis. 2:27; lih. Luk. 1:35);
- membangkitkan Kristus dari kematian (Roma 1:4; 8:11; 1 Timotius 3:16);
- memuliakan sifat manusia Kristus (1 Korintus 15:45).
Oleh karena itu, seperti yang disimpulkan Sinclair Ferguson, "Dari rahim, ke makam, hingga ke takhta, Roh Kudus adalah pendamping tetap Sang Anak" (37).
Kekudusan Manusia Sepenuhnya
Akan tetapi, jika Yesus adalah (dan) sepenuhnya Allah, mengapa Dia membutuhkan Roh Kudus untuk menggenapi misi-Nya? Tidak bisakah Dia bertumbuh dalam kebijaksanaan dan melakukan keajaiban, misalnya, dengan kekuatan keilahian-Nya sendiri? Ya, Dia bisa. Akan tetapi, jika Dia melakukannya, kita tidak akan bisa bernyanyi,
Adam kedua dari atas,
Kembalikan kami dalam kasih-Mu.
Agar Kristus menjadi Adam kedua kita, Dia harus berjuang dan menang di medan pertempuran yang sama di mana Adam pertama kita kalah. Adam pertama jatuh sebagai manusia; karena itu, Kristus harus berdiri sebagai manusia -- sebagai seseorang yang "harus menjadi seperti saudara-saudara-Nya dalam segala hal ... tetapi Ia tidak berdosa" (Ibrani 2:17; 4:15, AYT). Tidak ada binatang dan malaikat yang bisa membatalkan kutukan kuno kita; tugas itu diserahkan kepada Adam kedua yang sempurna.
"Jika kita ingin menjadi kudus," tulis Ferguson, "kekudusan itu harus diwujudkan dalam kemanusiaan kita. Inilah yang telah dicapai Kristus" (72). Oleh Roh Kudus, Kristus telah menjadi pendahulu manusia baru yang kudus. Dan sekarang, dengan Roh Kudus yang sama itu, Dia menanamkan kekudusan manusia seutuhnya di dalam kita.
Mengembalikan Kemuliaan Kita yang Hilang
Tepat sebelum Yesus dikhianati, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, "Aku akan meminta kepada Bapa, dan Dia akan memberikan kepadamu Penolong yang lain supaya Dia bersamamu selamanya, yaitu Roh Kebenaran" (Yohanes 14:16-17, AYT). Roh yang sama yang memenuhi Yesus sekarang bersama kita -- bahkan di dalam kita (Yohanes 14:17) -- selamanya. Dan, sebagai Roh Kristus yang bangkit, "Dia mengambil salinan kehidupan religius Kristus di dalam Roh dan mengerjakan kasih sayang dan keinginan yang sama di dalam kita sehingga kita benar-benar seperti Kristus," sebagaimana ditulis Mark Jones.
Dengan kata lain, Roh Kudus mencurahkan kemanusiaan kita ke dalam cetakan kemanusiaan Kristus -- cetakan yang Dia bentuk melalui kehidupan manusia-Nya yang sempurna. Jadi, misalnya:
- Dia mengajar kita untuk memanggil Allah sebagai "Abba," seperti yang Yesus lakukan (Markus 14:36; Galatia 4:6).
- Dia mengenakan kepada kita kekuatan Kristus (Lukas 4:14; Kisah Para Rasul 1:8).
- Dia memberdayakan kita untuk menempatkan perbuatan-perbuatan dari tubuh sehingga kita bisa menjadi anak-anak yang serupa dengan Sang Anak (Roma 8:13-14, 29).
- Dia mengundang kita untuk "ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus" (1 Petrus 4:13-14).
- Dia menyingkapkan kemuliaan Kristus sehingga kita dapat "diubah menjadi gambar yang sama" (2 Korintus 3:18).
- Pada akhirnya, Dia akan memberi kita tubuh seperti tubuh Kristus (1 Korintus 15:44; Roma 8:11).
Roh Kudus, yang tadinya "rekan yang tak terpisahkan" Kristus di bumi, sekarang menjadi rekan kita yang tak terpisahkan -- diutus oleh Sang Anak "untuk mengembalikan kemuliaan di dalam kita" ("The Holy Spirit", 92).
Semangat Natal
Banyak yang sembarangan menyebut "semangat Natal" pada waktu Natal ini, yang sering kali berarti tidak lebih dari niat baik yang samar-samar dan kebaikan yang lemah. Namun, di sini kita menemukan semangat Natal yang lain, tidak samar atau lemah. Dia, memang, adalah Roh yang hidup, Roh yang berdaulat, bahkan Roh yang berbahaya -- berbahaya bagi semua yang ada di dalam kita yang tidak seperti Kristus, dan bagi semua yang di luar kita yang menentang Kristus.
Dia adalah Roh yang menyerang dunia, mengerjakan keajaiban, menolak iblis, mematikan dosa, dan menghancurkan maut. Kuasa adalah ciri khas-Nya, dan kemuliaan Kristus adalah tujuan-Nya. Meski tak terlihat seperti angin, Dia kuat seperti badai. Dan, jika pekerjaan-Nya kadang-kadang terasa lambat, Dia tidak akan berhenti sampai Kristus terbentuk di dalam kita -- sampai kita tidak perlu lagi berdoa,
Keserupaan Adam, ya Tuhan, hapuslah,
Ukirlah gambar-Mu sebagai gantinya.
Jadi, teguhkan hati, hai orang Kristen. Natal berarti lebih dari sekadar masuknya Kristus ke dunia. Itu berarti Dia masuk ke dalam Anda. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/articles/the-untamed-spirit-of-christmas |
Judul asli artikel | : | The Untamed Spirit of Christmas |
Penulis artikel | : | Scott Hubbard |