Bahan Terbaru

Renungan Natal

Yesus dilahirkan di Bethlehem. Para gembala mendengar kabar sukacita ini dari para malaikat, lalu mereka pergi menemui Bayi Yesus yang terbaring dalam palungan. Orang-orang majus dari Timur, dengan tuntunan bintang yang mereka lihat, juga datang membawa persembahan bagi Bayi Yesus.

Tradisi "Tamale"

Sehari sebelum Natal merupakan hari yang kacau bagi kakak perempuanku, Carmen. Ia seorang perawat sekolah yang penuh dedikasi. Meskipun murid-murid sedang liburan, orang tua mereka tidak libur. Para orangtua murid datang ke sekolah untuk menemui para pejabat kesehatan sekolah dan negara bagian secara berbondong-bondong. Mereka marah dan khawatir serta meminta agar sekolah mengeluarkan seorang murid karena menderita suatu penyakit menular.

Sekitar 100 orangtua memenuhi ruang makan. Ada yang duduk, berdiri, dan ada pula yang berkerumun. Mereka meneriakkan ancaman-ancaman untuk mengeluarkan anak-anak mereka jika masalahnya tidak segera diselesaikan. Keadaan mereka yang emosional sangat memengaruhi suasana. Ini membuatku khawatir terhadap kakak perempuanku. Aku segera mengerti mengapa aku berada di sana. Aku justru tidak berbelanja untuk keperluan Natal pada saat yang terakhir. Kakak perempuanku membutuhkanku.

Yesus, Hadirlah Saat Aku Menanti Kedatangan-Mu

"Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu." (Yudas 1:20-21)

Hana, wanita tua yang telah begitu lama menjanda sampai usianya mencapai 80 tahun, memiliki banyak masalah yang patut dikeluhkan. Ia berhak mengasihani dirinya sendiri. Namun, ia justru menantikan kedatangan Sang Mesias. Itulah sebabnya, ia dapat mengenali Sang Mesias, meski Dia datang dalam rupa seorang bayi miskin.

Pages