Amidya Tri
Sang Bayi Mungil di Palungan
Adalah Pencipta Alam Semesta yang Mahakuasa
Sang Bayi Mungil di Palungan
Adalah Pencipta Alam Semesta yang Mahakuasa
Jika Anda Menyediakan Ruang Bagi Yesus Dalam Hati Anda
Maka Dia Akan Menyediakan Ruang Bagi Anda di Surga
Baca: Hagai 2:16-24 "Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku--demikianlah firman TUHAN--dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam."
Baca: Lukas 3:1-20
Secara umum, nas yang baru kita baca ini menunjukkan bagaimana berbagai tokoh berespons terhadap firman, peringatan dan kebenaran firman Allah. Respons tindakan yang tepat pertama kali tampak pada tindakan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis bangkit dan memberitakan murka Allah (ayat 7, 9) dan menyerukan pertobatan (ayat 3). Lukas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis merupakan penggenapan dari nubuat nabi Yesaya (ayat 4-6). Tetapi tidak hanya itu, tindakan ini merupakan respons langsung Yohanes dalam ketaatan akan firman Allah kepadanya (ayat 2).
Baca: Lukas 1:26-38
"Lahir dari anak dara Maria" adalah pengakuan iman tentang Yesus Kristus yang diucapkan dengan khidmat dalam ibadah umat Kristen. Pengakuan iman itu dilandaskan pada fakta yang dituliskan oleh Lukas dalam bacaan hari ini.
Maria adalah penduduk Nazaret (26), kota yang tidak terkenal. Namun demikian Allah memperhatikan Maria. Ia adalah seorang gadis yang sedang bertunangan dengan Yusuf (27). Dalam budaya Yahudi pertunangan merupakan tahap pertama perkawinan. Dalam tahap ini mas kawin dibayarkan kepada mempelai perempuan. Meski sudah sah sebagai suami istri, mempelai perempuan masih tinggal di rumah orang tuanya. Pertunangan hanya dapat dibatalkan melalui proses perceraian. Tahap kedua biasanya berlangsung satu tahun kemudian ketika mempelai laki-laki menjemput mempelai perempuan dari rumah orang tuanya.
Baca: Lukas 1:57-80
Bagi sanak keluarga Zakharia dan Elisabet, jelas karena kelahiran anak bagi pasangan tersebut yang menunjukkan rahmat Tuhan yang besar kepada mereka (ayat 57-58). Namun, alasan mereka tidak hanya itu. Zakharia dan Elisabet punya alasan yang lebih besar lagi. Alasan dari sukacita dan pujian itu lah yang telah menyebabkan mereka melakukan dan mengalami hal-hal yang membuat para sanak keluarganya heran (ayat 62), dan banyak orang geger (ayat 65). Alasan itu tampak jelas melalui himne yang dinyatakan oleh Zakharia.
Baca: Lukas 2:1-14
Peristiwa Natal akan tenggelam dalam keheningan malam kota kecil Betlehem, seandainya malaikat Tuhan tidak datang untuk mengumandangkan berita sukacita, “Kristus Tuhan sudah lahir di kota Daud.”
Nyanyian malaikat merupakan tanda bahwa kemuliaan Allah menaungi isi dunia, direpresentasikan oleh para gembala di padang rumput. Memang dunia ini ibarat padang rumput dengan para gembala serta domba-domba mereka di malam hari. Tenang, hening dan hanyut, dan hampir tidak ada kehidupan! Ketika terang ilahi bersinar melingkupi semuanya, tidak hanya para gembala yang tersentak dari lamunannya, dunia pun menggeliat terbangun oleh berita sukacita yang datang dari tempat yang mahatinggi.
Baca: Lukas 2:1-7
Pertama, Tempat Kejadian Perkara (TKP) Natal adalah daerah pinggiran. Jauh dari tempat Kaisar Agustus memerintah; jauh dari tempat kediaman sang wali negeri di Siria, bahkan bukan juga Ibukota Yudea, Yerusalem. Jauh dari pentas utama sejarah dunia, regional, maupun nasional. Hanya kota kecil yang bernama Betlehem—kebetulan kampung halaman raja Daud (ayat 4). Kedua, para tokoh utamanya punya latar belakang yang (demi sopan santun) "mencurigakan". Yusuf dan Maria baru bertunangan, tetapi Maria sudah mengandung (ayat 5). Lagipula, orang yang cukup terhormat rasanya masih akan mendapatkan tempat menginap yang cukup layak, apapun situasinya (ayat 7b).
Baca: Lukas 2:8-20
Natal perdana Allah yang low-budget dan tidak glamor ini pun terus berlanjut. Kembali Allah melakukan sesuatu yang mengejutkan dan ironis. Berita tentang telah dipenuhinya janji akbar PL akan kedatangan sang Mesias, yang sebenarnya adalah sukacita nasional Israel (ayat 10-11), disampaikan kepada para gembala. Bahkan, kemuliaan Allah pun meliputi mereka pada saat itu (ayat 9)! Bagi
Baca: Lukas 2:8-20
Yesus pernah berujar, "Orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Luk. 7:47). Respons seseorang tergantung dari seberapa besar ia (merasa) telah menerima. Mari belajar dari para gembala bagaimana mereka merespons pernyataan kabar baik dari Allah.
Siapakah para gembala ini? Pada masa itu mereka termasuk orang-orang yang tersisihkan dan tidak dihormati oleh orang Yahudi, khususnya oleh para rabi Yahudi karena dianggap bodoh, tidak terdidik, suka mencuri anak domba, tidak jujur, dan melakukan pekerjaan yang najis. Maka mereka tidak boleh menghadiri ibadah di bait Allah dan bersaksi dalam pengadilan. Tidak heran mereka sering berpindah-pindah dan memilih tinggal bermalam di padang belantara bersama ternak mereka. Namun demikian, Allah berkenan menyatakan anugerah dengan menyampaikan berita Natal, pertama-tama kepada mereka.