Langkah Iman

Baca: Matius 1:18-25

Dalam sebuah kesempatan, Paus Yohanes Paulus II berkata "The truth is not always the same as the majority decision" (kebenaran tidak selalu sama dengan suara mayoritas). Tindakan memilih berbeda dari opini masyarakat inilah yang diambil oleh Yusuf dalam menyikapi kehamilan Maria, tunangannya.

Dunia serasa runtuh! Maria hamil! Padahal Yusuf dan Maria belum hidup sebagai suami istri (ayat 18). Lalu harus bagaimana? Kalau Yusuf mengumumkan ketidaksetiaan Maria, Maria bisa terkena sanksi dilempari batu hingga mati (Ul. 22:23-24). Di sisi lain ia tidak bisa meneruskan pertunangan karena Maria telah mengkhianati dia. Karena tak ingin mempermalukan Maria, maka Yusuf hanya ingin menceraikan Maria diam-diam (ayat 19). Namun di tengah kegelisan hati Yusuf, Tuhan hadir dan memberikan opsi ketiga yaitu menikahi Maria sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus (ayat 20-23). Bahkan Tuhan secara langsung menginstruksikan agar Yusuf memberi nama Yesus untuk anak yang akan dilahirkan Maria, sebab Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Konfirmasi dari malaikat dan kepatuhan pada kehendak Tuhan meneguhkan Yusuf untuk mengambil keputusan yang tepat. Saat Tuhan menyatakan kebenaran, Yusuf percaya kepada Allah dan taat. Meski tidak mudah dan harus bayar harga, Yusuf sadar bahwa kehendak Allah harus digenapi di dalam dan melalui hidupnya.

Apakah saat menyambut malam Natal ini, Anda diperhadapkan pada pilihan atau masalah yang sangat sulit seperti yang dihadapi oleh Yusuf? Atau Anda sedang didesak untuk membuat keputusan berdasarkan pilihan-pilihan yang kelihatannya bijak dan baik? Temukanlah firman-Nya bagi hidup Anda sebab Dia adalah Allah Imanuel, Allah yang selalu ada bagi hidup Anda. Izinkanlah Yesus mengajukan opsi-Nya bagi hidup Anda. Putuskanlah untuk menaati Yesus dengan segenap hati sebagai kado terindah bagi Dia di malam peringatan kelahiran-Nya.

Sumber Title: 
e-SH - Kamis, 24 Desember 2009