Pagi Natal yang Penuh Sukacita
Submitted by admin on Tue, 11/27/2018 - 09:15Oleh: Mei Margowati
Oleh: Mei Margowati
Ditulis oleh: Santi
Sering kudengar, Natal membawa sukacita.
Sering kulihat, Natal dirayakan dengan meriah.
Sering kubaca, Natal membawa damai.
Sering kuharapkan, Natal mewujudkan semuanya itu dalam hidupku ....
Kita tidak perlu bertanya-tanya seperti apakah Allah itu. Kita juga tak perlu bertingkah seperti anak kecil yang menatap ke langit dan bertanya kepada ibunya, "Apakah Allah ada di atas sana?" Ketika ibunya meyakinkan anak itu bahwa Allah ada di atas sana, si anak menanggapi, "Bukankah lebih baik bila Ia memperlihatkan wajah-Nya supaya kita dapat melihat-Nya?"
Jika Anda harus kembali bekerja setelah Natal, apakah yang akan Anda bawa bersama Anda dari masa Natal tersebut? Beberapa hadiah dan beberapa kenangan liburan yang indah, atau sesuatu yang lain?
Saya sangat menyukai cara J.B. Phillips menerjemahkan Lukas 2:20: "Para gembala tersebut kembali bekerja, memuji dan memuliakan Allah untuk segala sesuatu yang telah mereka dengar dan lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."
HADIAH NATALKU
(oleh: Nathanael)
Bukan, bukan mainan yang indah
Tapi aku ingin keluarga yang ramah
Bukan, bukan baju yang bagus
Tapi aku ingin bisa sekolah terus
Bukan, bukan pohon natal yang tinggi
Tapi aku ingin bisa makan setiap hari
Yesus, aku ingin seperti-Mu
Lahir ke dunia dan tidak mengeluh
Tidur di kandang domba
Namun tetap bersahaja
Yesus, aku ingin penuh kasih
Mencintai dengan tulus hati
Selamat datang Yesusku....
Waktu kecil... saat Natal
saya dapat hadiah sambil nyanyi "Jingle bells, jingle bells"
Waktu remaja... saat Natal
saya dapat hukuman karena kalah permainan, dan bernyanyi "Gita Surga bergema, lahir Raja mulia..."
Waktu dewasa (setelah 17 tahun)... saat Natal
saya dapat keraguan "Apa sebenarnya Natal itu?" dan bernyanyi "Malam kudus, sunyi senyap..." dengan masih banyak pertanyaan?
Saya berharap Natal tahun ini tidak hanya telur, pohon Natal, hadiah, sinterklas, dan hiasan rumah yang terlihat begitu indah.
Oh, itu terlalu membosankan dan tidak berkesan!
Setiap tahun akan selalu diulang-ulang seperti itu. Mengapa juga warna dominan yang menghiasi selalu merah, hijau, dan kuning emas?
Mengapa Natal yang satu lebih berkesan dari Natal yang lain? Biasanya tidak ada hubungannya dengan pemberian yang bersifat jasmaniah. Bahkan, kemiskinan biasanya justru membangkitkan kreativitas dalam sebuah keluarga.
Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus, Anak Allah, yang lahir dari Maria, di sebuah palungan di kota Betlehem, lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Sebuah bintang terang tampak di langit dan memandu orang majus untuk menyembah Yesus. Orang-orang majus tersebut membawa persembahan emas, kemenyan, dan mur untuk bayi Yesus. Bayi inilah yang kelak akan tumbuh menjadi Juru Selamat atau Mesias bagi umat manusia.
Natal adalah salah satu perayaan terpenting dalam kekristenan. Di hari Natal 2010 ini segenap staf Yayasan Lembaga SABDA ingin mengucapkan kepada pengunjung situs sekalian
Natal selalu membawa damai... natal di laksanakan setiap hri dalam kehidupan. Dalam artian setiap hari kita selalu membawakan pesan-pesan natal dalam kehidupan sehingga semua makluk hidup di bumi ini dapat merubah hidupnya menjadi lebih baik. menjadi Cermin lebih baik dri pda menjadi orag yng berkaca. menjadi cermin berarti harus memberikan yang terbaik sehingga org yg berkcapun merasa lebih baik.. dengan demikian kehidupan damai akan di rasakan di dalam kehidupan. Yesus putra Natal datang n membawa damai maka kita pun harus membawa Damai tersebut bagi semua orang.