Khotbah Natal

Kelahiran Kristus

Dr. W. A. Criswell

Lukas 2:1-7

Judul khotbah kita hari ini adalah Kelahiran Kristus: Merupakan sebuah sukacita dan keistimewaan bagi kami untuk menjadi suatu bagian di dalam Perayaan Kelahiran Kristus ini, yang diadakan setiap malam yaitu: pada malam ini, kemudian Selasa, Rabu, Kamis hingga Jumat. Dan mereka memberitahukan saya bahwa pertunjukan boneka merupakan hal yang paling mengesankan dari semua bagian yang kita lakukan. Mereka memulai dari pukul 6.30—Saya akan berada di sini untuk pertama kalinya; dan saya akan berusaha untuk tetap hadir—kemudian pada pukul tujuh paduan suara ini mengagungkan Tuhan di dalam nyanyian Pohon natal kita.

Ada sebuah teks yang terdapat di dalam Injil Lukas pasal yang kedua: sebuah kalimat yang sederhana di ayat tujuh: “Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin’—tidak memiliki kekayaan yang cukup, tanpa memiliki uangan yang cukup untuk membeli sebuah pakai yang kecil; hanya kain lampin yang digunakan untuk membungkus Bayi itu—membukusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan. Saya tidak dapat membayangkan gambaran yang paling menyedihkan tentang kemiskinan dari pada hal yang seperti itu: lahir dalam sebuah kAndang, dibaringkan dalam sebuah palungan dan dibungkus dengan kain lampin; Anak Allah; Juruselamat dunia.

Di dalam musik, di dalam khotbah, di dalam pertunjukan, Natal berseru kepada seluruh dunia. Di dalam seluruh lirteratur, dan di dalam semua sejarah, tidak ada hal yang dapat menandingi keabadian dan kepentingan yang luas, dan motivasi serta perayaan yang kita lakukan setiap tahun dalam musim seperti ini.

Sebuah Hadiah Untuk Kristus

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:11

Anda sedang mendengarkan siaran ibadah dari Gereja First Baptist Dallas, Texas. Dan ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi, sebuah khotbah Natal dari Injil Pertama pasal kedua.

Matius pasal dua:

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."

Hadiah dari Orang-Orang Kristen

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:11

Saya telah mendapat sebuah kesempatan istimewa untuk mengambil sebuah bagian dalam salah satu ibadah yang dilakukan dari salah satu keluarga. Saya merasa sangat diberkati dan para pelayan saya yang lain yang juga mendapat kesempatan yang sama dalam ibadah yang serupa di tempat lain, memberitahukan kepada saya bahwa mereka telah berada dalam sebuah ibadah terbaik yang pernah mereka lihat atau yang mereka rasakan.

Jadi, tahun depan, ketika kita akan memulai musim natal kita, kita akan memulainya dengan sebuah ibadah malam. Kita akan memiliki waktu dua minggu sebelum Natal untuk berdoa, dengan berkumpul di rtumah-rumah sepanjang kota ini. Sebuah cara yang luar biasa dan sangat indah untuk memulai musim Natal.

Saya telah bertanya kepada mereka, “Apa yang kalian pikirkan tentang hal itu?” Dan para pemimpin WMU dari gereja kita berkata, “Ketika anda kembali dan memulai program musim gugur kita, khotbah anda yang pertama akan berjudul, DAN BAGI GEREJA YANG ADALAH RUMAHMU. Dan anda mintalah jemaat untuk berkumpul dalam ibadah doa, di dalam jam ibadah kita, di rumah-rumah, dan itulah yang akan kita lakukan tahun ini.”

Seandainya Saya Berada di Betlehem

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:1-7

Kami mengucapkan selamat datang bagi ribuan orang dari anda semua yang sedang bergabung dengan kami pada jam ibadah ini, yang sedang mendengarkannya melalui siaran radio maupun yang sedang menyaksikannya melalui siaran televisi. Ini adalah Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Seandainya Saya Telah Berada Di Betlehem.

Kita akan membuka Alkitab kita dari Injil yang Pertama yaitu, Injil Matius pasal dua—Matius pasal 2:

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Seandainya saya berada di Betlehem pada masa itu, maka saya akan sangat takjub, dipenuhi oleh rasa kagum dan rasa heran terhadap hal-hal yang saya lihat dan yang saya dengar. Salah satu hal yang akan membuat saya heran adalah tentang ahli Taurat ini, para pemimpin ini serta para pengajar dari kehidupan rohani di dalam komunitas Israel. Seluruh dunia telah mengharapkan: Seorang anak yang akan lahir, menjadi raja dunia, untuk membawa damai dan pengharapan terhadap bencana perang yang dikhawatirkan oleh umat manusia.

Virgil, yang meninggal sekitar 22 atau 23 tahun sebelum Kristus lahir, di dalam “Fourth Eclogue” yang dia tulis—sebuah eclogue adalah puisi pengembalaan—di dalam “Fourth Eclogue,” Virgil menulis tentang harapan yang universal itu. Inilah “Fourth Eclogue” yang dia tulis itu:

Waktunya Sudah Genap

Dr. W. A. Criswell

Galatia 4:4

Kami mengucapkan selamat datang kepada anda sekalian yang menghadiri kebaktian yang patut mendapatkan pujian ini bersama kami di the First Baptist Church of Dallas. Dan saya, gembala sidang, yang akan menyampaikan sebuah khotbah mengenai penjelasan dari ayat di dalam Galatia 4:4, yang saya beri tema Waktunya Sudah Genap.

Ayat di dalam Galatia 4:4 berbunyi :

“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada Hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak” (LAI)---dengan demikian kita termasuk menjadi bagian dari keluarga Allah yang indah, berharga dan menyembah-Nya..

“Setelah Genap Waktunya”---pleroma, diterjemahkan dengan “genap”. Kata tersebut mempunyai arti, persiapan yang sudah rampung. Tujuan kasih karunia Allah berjalan sepanjang tahun, abad, dan selama beribu-ribu tahun. Pleroma (kegenapan) Allah. Persiapan menyeluruh yang dikerjakan Tuhan Allah untuk kedatangan Anak-Nya ke bumi.

Kasih untuk Dunia yang Terhilang

Oleh: Dr. W. A. Criswell

Diadaptasi: Dr. Eddy Peter Purwanto

“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:14-18, 36).

Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa Allah tidak mengabaikan kita?

Khotbah Natal

Pada hari Natal tahun itu, sang pendeta senior pergi untuk menghadiri acara pernikahan anaknya di luar negeri selama 1 minggu sehingga yang menyampaikan kotbah Natal adalah pendeta muda di gerejanya. Setelah ia kembali dari luar negeri, ia bertanya kepada anggota jemaat, "Bagaimana khotbah pada malam Natal kemarin lusa?"

"Bagaimana ya, Pak. Khotbahnya amat membosankan. Tidak ada nilai-nilainya"

Saat bertemu dengan pendeta pembantunya, ia menanyakan hal yang sama kepadanya. Si pendeta muda menjawab, "Cukup baik acaranya. Namun aku tidak sempat mempersiapkan khotbahku karena sibuk mempersiapkan acara itu sendiri. Tapi, aku beruntung menemukan salah satu naskah khotbahmu. Kemudian, aku menggunakannya untuk khotbah malam Natal itu."

Kristus Datang untuk Memberikan Hidup yang Berkelimpahan di Tengah Kekurangan

Tuhan Yesus meninggalkan damai sejahtera untuk setiap orang percaya, dan damai sejahtera itu tidak sama dengan damai yang diberikan oleh dunia. Kalau dunia menilai damai sejahtera itu dari harta, kedudukan, status sosial, dan lain-lain, semua itu sifatnya tidak kekal. Tuhan datang memberikan damai sejahtera yang sifatnya kekal di dalam keadaan/situasi apa pun. Apakah kita sudah menerima damai sejahtera itu?

Kristus Datang Membawa Damai Sejahtera di Tengah Kekacauan dan Penderitaan

Tuhan Yesus meninggalkan damai sejahtera untuk setiap orang percaya, dan damai sejahtera itu tidak sama dengan damai yang diberikan oleh dunia. Kalau dunia menilai damai sejahtera itu dari harta, kedudukan, status sosial, dan lain-lain, semua itu sifatnya tidak kekal. Tuhan datang memberikan damai sejahtera yang sifatnya kekal di dalam keadaan/situasi apa pun. Apakah kita sudah menerima damai sejahtera itu?

Pages