Mengajar Anak Bagaimana Menceritakan Kisah Natal
Kisahnya
Sebuah survei menemukan bahwa meskipun dua dari tiga orang Amerika mengatakan mereka menginginkan lebih banyak Kristus pada hari Natal, sebagian besar tidak dapat menyebutkan semua perincian tentang kisah kelahiran Yesus.
Latar belakang
Menurut Lifeway Research, hanya sedikit lebih dari satu di antara lima orang Amerika (22 persen) mengatakan mereka dapat secara akurat menceritakan kisah Natal Alkitab berdasarkan ingatan. Sejumlah orang dewasa A.S. (31 persen) mengatakan bahwa mereka dapat menceritakan kisah itu, tetapi mungkin melewatkan beberapa detail atau salah menyebutkan yang lain. Seperempat lainnya (25 persen) hanya bisa memberikan gambaran singkat dan 17 persen mengatakan mereka tidak bisa menceritakannya.
"Meskipun cerita fiksi Natal tampaknya berlipat ganda setiap tahun, catatan Alkitab tentang kelahiran Yesus Kristus tidak berubah sejak dicatat dalam Alkitab," kata Scott McConnell, direktur eksekutif LifeWay Research. "Namun, hampir setengah dari orang Amerika berpikir bahwa mereka tidak dapat menceritakan kisah Natal secara akurat berdasarkan ingatan. Dari semua program Natal yang ditawarkan gereja pada bulan Desember, mungkin yang paling penting adalah membaca kisah di Alkitab tentang kisah Natal itu sendiri."
Apa yang harus dilakukan
Alasan mengapa banyak dari kita tidak mengetahui detail kisah kelahiran Yesus adalah karena kita tidak pernah diajari cara untuk menceritakan kisah tersebut -- atau kisah Alkitab apa pun. Cara yang bermanfaat untuk mempelajari cerita dengan lebih baik adalah dengan mengajarkannya kepada anak-anak dalam hidup Anda.
Bercerita adalah metode yang berguna bagi siapa saja yang ingin terlibat dan mengomunikasikan Firman Allah. Namun, itu bisa menjadi alat yang khususnya sangat ampuh bagi anak-anak dan remaja yang sedang belajar bagaimana membagikan iman mereka kepada teman sebayanya. Kisah kelahiran Yesus adalah tempat yang ideal untuk memulai, karena mungkin memiliki resonansi khusus dengan anak-anak. Semakin banyak mereka berinvestasi dalam cerita, semakin mudah bagi mereka untuk belajar menceritakan kisah mereka sendiri.
Berikut adalah beberapa tip untuk membantu mereka memulai praktik menceritakan kisah kelahiran Yesus.
Mempelajari Ceritanya
Pilih versi cerita yang sesuai -- Untuk anak-anak yang lebih kecil, narasi tentang kelahiran Yesus yang terdapat dalam Matius 1:18-25 dan Lukas 2:1-21 kemungkinan sudah cukup. Anak-anak yang lebih besar mungkin ingin memasukkan lebih banyak prolog, seperti Lukas 1:26-45.
Bacakan cerita dengan lantang -- Mintalah anak-anak membacakan cerita dengan lantang, atau membacakannya untuk mereka, dari tiga hingga 10 kali. Kemudian uji mereka dengan meminta mereka melafalkannya sebanyak yang mereka bisa berdasarkan ingatan. Pada tahap ini, fokusnya harus pada mendapatkan urutan dan struktur cerita pada tempatnya.
Ucapkan dan tinjau -- Setelah mereka memiliki cerita dan detail, mintalah mereka untuk membacakannya dan meninjau kemajuan mereka. Catat apa yang terlewatkan oleh anak-anak dalam menceritakan kembali mereka. Apakah mereka meninggalkan poin penting atau detail penting? Berikut adalah poin-poin utama yang harus mereka sertakan:
- Sensus yang membuat Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem.
- Ketika mereka tiba di Betlehem, tidak ada kamar yang tersedia untuk mereka.
- Maria melahirkan Yesus, membungkusnya dengan kain, dan menempatkannya dalam palungan.
- Beberapa gembala tinggal di ladang di dekatnya, menjaga ternak mereka di malam hari.
- Seorang malaikat muncul kepada para gembala, dan mereka ketakutan.
- Malaikat itu berkata kepada mereka, "Jangan takut sebab dengarlah, Aku memberitakan kepadamu kabar baik tentang sukacita besar yang diperuntukkan bagi semua bangsa. Pada hari ini, telah lahir bagimu seorang Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Inilah tandanya bagimu: Kamu akan menemukan Bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan."
- Tiba-tiba sekelompok besar malaikat muncul bersama malaikat itu, memuji Allah dan berkata, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi, di antara orang-orang yang berkenan kepada-Nya."
- Ketika para malaikat kembali ke surga, para gembala memutuskan untuk pergi mencari bayi Yesus.
- Para gembala menemukan bayi Yesus terbaring di palungan. Mereka memberi tahu semua orang tentang apa yang dikatakan para malaikat tentang Yesus, dan mereka kembali ke kawanan mereka memuji Allah untuk semua yang telah mereka lihat dan dengar.
- Pada hari kedelapan, dia diberi nama Yesus.
Dorong anak-anak dengan mengingatkan mereka bahwa lupa untuk memasukkan bagian dari cerita beberapa kali pertama mereka bercerita adalah hal yang biasa.
Latihan, latihan, latihan -- Mintalah anak-anak membagi-bagi latihan mereka selama beberapa hari sehingga mereka tidak kewalahan. Akan tetapi, ingatkan mereka bahwa itu akan membutuhkan usaha. Pendongeng terbaik mengasah keahlian mereka melalui latihan.
Rekam dan analisis -- Begitu mereka dapat membacakan cerita dari ingatan, buat rekaman audio dan cermati konten bersama mereka. Apakah ada detail yang mereka lewatkan? Apakah mereka dengan jelas mengomunikasikan poin utama cerita (bahwa Allah telah datang untuk tinggal bersama manusia)?
Latihan, latihan, latihan (lagi) -- Luangkan waktu yang cukup untuk berlatih cerita. Setelah mereka cukup mengingat ceritanya, minta mereka melakukan penyampaiannya, dengan fokus pada variasi nada dan artikulasi.
Menceritakan Kisah
Mulailah dengan doa sebelum cerita -- Apakah dengan suara lantang bersama audiens mereka atau dalam hati mereka sendiri, mintalah mereka mengucapkan doa agar Roh Kudus akan membantu mereka menceritakannya secara akurat dan meyakinkan dan agar hati para pendengar terbuka.
Tetapkan konteks pembukaan -- Memiliki kalimat pembuka standar akan membantu anak-anak Anda dan audiens mereka mengetahui bahwa mereka mulai memasuki cerita. Misalnya, mereka dapat menggunakan pembukaan seperti "Nah, ini adalah cerita dari Firman Allah tentang kelahiran Yesus."
Memperlengkapi cerita -- Saat menceritakan kisah itu kepada audiens, mereka mungkin menjadi gugup dan lupa untuk memasukkan detail yang mengatur adegan. Dorong mereka untuk menggunakan gambar yang jelas. Tunjukkan pada mereka bagaimana memasukkan emosi dan variasi dalam suara dan gerak tubuh mereka untuk penekanan.
Membuat ceritanya bergerak -- Dialog memperlambat cerita sementara aksi mempercepatnya. Mintalah mereka menggunakan jeda untuk menggarisbawahi poin utama. Tunjukkan pada mereka bagaimana mempertahankan variasi dalam perjalanan ceritanya.
Miliki penutup yang jelas -- Bantu mereka memilih garis akhir yang menandai pembukaan mereka. Misalnya, mereka dapat menyimpulkan dengan mengatakan, "Dan, itulah akhir cerita Firman Allah tentang kelahiran Yesus." Memiliki pembukaan dan penutup yang jelas dapat membantu menyediakan perangkat pembingkaian dan dapat mencegah anak-anak merasa canggung karena tidak tahu bagaimana mengakhiri cerita.
Menafsirkan dan menindaklanjuti -- Setelah bercerita, dorong mereka untuk menafsirkan dan menjelaskan pelajaran dari cerita tersebut. Mintalah mereka mengajukan pertanyaan kepada audiens untuk memverifikasi bahwa pendengar memahaminya dan tahu bagaimana menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menanggapi sesuai tanggapan pendengar dengan mengonfirmasi jawaban yang benar, menghilangkan keraguan, dan menjernihkan kesalahpahaman.
Dengan menggunakan proses ini, anak-anak dapat belajar cara yang tidak membuat takut untuk berbicara tentang iman mereka dan membagikannya kepada orang lain. Menceritakan kisah dari Alkitab tidak hanya mengajarkan mereka keterampilan komunikasi yang berharga, tetapi dapat membantu anak-anak mempersiapkan diri untuk disiplin rohani bermanfaat lainnya, seperti menghafal Alkitab, merenungkan Firman Allah, dan membagikan Injil. (t/Jing-Jing)
Audio: Mengajar Anak Bagaimana menceritakan Kisah Natal
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | The Gospel Coalition |
Alamat situs | : | https://thegospelcoalition.org/article/children-tell-christmas-story |
Judul asli artikel | : | Teach Children How to Tell the Christmas Story |
Penulis artikel | : | Joe Carter |