BAPA YANG KEKAL

Bacaan Alkitab: Yesaya 9:6; Yohanes 14:1-11; Ibrani 12:7-11

"Dia adalah Bapa yang Kekal." Dia bersifat kekal dan Dia adalah Allah, Bapa kita. Kita berada di alam
yang begitu sulit untuk dipahami oleh pikiran manusiawi kita. Yesus sendiri berkata, "Aku dan Bapa
adalah satu" (Yohanes 10:30). Dia menekankan hal ini sekali lagi, persis sebelum kematian-Nya, ketika
Dia mengatakan bahwa Dia di dalam Bapa, dan Bapa-Nya di dalam Dia (Yohanes 17:21). Ketika Filipus
meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa kepadanya, Yesus menjawab dengan berkata, "Barangsiapa
telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9).

Apakah itu berarti bahwa Trinitas yang terdiri dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu salah? Tidak, Yesus
dan Bapa-Nya bukanlah Pribadi yang sama, tetapi mereka satu dalam esensi dan hakikat. Kita tidak
melayani tiga Allah, seperti yang dikira oleh beberapa agama lain, melainkan satu Allah. Allah kita adalah
esa.

Yesus adalah satu dengan Bapa dalam esensi dan hakikat berarti bahwa Dia memiliki hati yang sama
dengan Bapa. Seperti apakah hati Bapa milik Allah? Banyak orang memiliki pemahaman yang bengkok
dan rusak tentang bapa karena bapa manusiawi mereka tidak memberikan pengalaman yang baik bagi
mereka. Allah Bapa itu lemah lembut, membebaskan, teguh, memaafkan, dan ingin terlibat secara karib dengan anak-anak-Nya. Berikut adalah kata-kata yang menggambarkan Bapa yang seperti apakah Allah itu -- setia, murah hati, penuh kasih sayang, peduli, menerima, dan komunikatif. Ketika Anda melihat Yesus, Anda melihat hati Bapa.

Barangkali salah satu gambaran terindah tentang hati Bapa dari Allah adalah bapa dalam perumpamaan tentang anak yang hilang. Dia melepaskan anaknya, meskipun menyakitkan bagi dia untuk melihat anaknya pergi ke jalan yang dia pilih. Dia terus menantikan kepulangan anaknya. Dia tidak mengutukinya karena kesalahan-kesalahan yang dia perbuat. Dia memberinya jubah yang indah untuk menutupi bekas-bekas dosanya. Sang bapa memakaikan cincin pada jari anaknya yang mengatakan bahwa engkau adalah milikku, dan karena cincin itu adalah cincin bersegel, sehingga ada otoritas yang tersemat pada cincin itu. Kemudian, dia memakaikan sepatu pada kaki anaknya -- hanya anak yang memakai sepatu, dan budak tidak. Sang bapa berkata, "Engkau adalah anakku!" Kemudian, dia mengadakan pesta dan bahkan mencoba untuk mengajak kakaknya yang cemburu untuk datang ke perayaan itu. Seperti itulah Allah Bapa.

Pertanyaan:

1. Pernahkah Anda memiliki pengalaman yang buruk dengan seorang bapa manusia yang telah merusak
pemahaman Anda tentang Allah sebagai seorang Bapa? Mengapa Anda tidak datang dalam
kesederhanaan kepada-Nya dan meminta Dia untuk mengungkapkan diri-Nya sebagai seorang Bapa
kepada Anda! Kiranya penyataan itu bisa mengubah relasi Anda dengan Dia secara total.

2. Apakah yang dikatakan oleh Ibrani 12:7-11 kepada Anda tentang Allah sebagai Bapa dan bagaimana
Dia mendisiplinkan kita demi kebaikan kita?

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Promise: The True Meaning of Christmas
Judul asli artikel : The Everlasting Father
Penulis: Michael Ross-Watson
Penerbit: KJPublishing.com
Halaman: 44 -- 45