Kado Natal Terindah
Beberapa temanku bertanya, "Kenapa tidak menulis tentang Natal?" Aku hanya tersenyum. Sejujurnya, aku tidak menulis tentang Natal bukan karena aku tidak mau menulis, tetapi karena bingung mau menulis apa. Apa yang harus ditulis? Tuhan saja belum kasih ilham kok!
Ini Natal pertamaku di China, Natal pertama jauh dari orang tua. Sedih, sih! China adalah negara komunis, meskipun ada "suasana Natal" (hiasan-hiasan Natal, pohon Natal, dan lain-lain), aku tahu semuanya komersial. Jadi, itu sangat menyentuh hatiku. Sebenarnya, aku tidak mau mengingatnya menjelang Natal. Takut sedih. Takut kangen rumah. Takut menangis ...
Tetapi, ternyata Tuhan sudah menyiapkan Natal yang indah. Sahabat sekaligus teman sekamarku bakal dibaptis 24 Desember. Semester kemarin ada juga temanku yang dibaptis. Tetapi buatku, baptis yang ini lebih istimewa karena yang dibaptis itu sahabatku.
Aku kenal ia sejak masih di Surabaya. Teman sekelasku, dulu sudah dekat, tetapi tak sedekat sekarang. Akhirnya, waktu pindah ke China, ia jadi teman sekamarku, teman sekelas, bahkan sebangku juga.
Sejak dulu, ia beragama Katolik, tetapi mulai sungguh-sungguh sejak di China. Aku senang sekali saat ia memberitahukan kepadaku bahwa ia akan dibaptis. Baptis, sekalipun itu "simbol", aku percaya baptis punya arti yang penting, karena melambangkan "point of no return". Melambangkan komitmen kita kepada Tuhan.
Pada saat yang tidak aku duga, aku diberi tahu bahwa paduan suara gerejaku berencana mengisi acara di gereja pada 24 Desember. (Aku anggota paduan suara.) Ketika mengetahui hal itu, aku sempat bingung. Aku ingin ikut menyanyi di gereja, tetapi aku juga ingin menyaksikan sahabatku dibaptis. Pada waktu itu acaranya bersamaan, sama-sama pukul 19.00. Saat aku menceritakan hal ini kepada sahabatku, aku cukup kaget mendengar jawabannya. Ia mengatakan, "Tidak apa-apa, kok, Grace! Sekalipun saat aku dibaptis tidak ada umat, tidak ada yang tepuk tangan, tidak ada yang bilang God Bless you, sekalipun yang ada cuma aku dan Romo, tidak apa-apa. Aku benar-benar mau memberi diriku dibaptis, bukan ingin ditonton banyak orang."
Aku langsung ingin menangis saat mendengar ia mengatakan hal itu. Aku tahu, baginya itu tidak mudah. Saat dibaptis, kita pasti ingin keluarga, teman-teman, dan banyak orang hadir dan mendukung kita. Aku tidak bisa membayangkan kala aku berada di posisinya, apakah aku bisa mengatakan hal yang sama dengan yang ia katakan? Aku melihat tekad yang luar biasa kuat dalam hatinya. Itu yang membuatku terharu. Aku tahu, ia benar-benar serius dan menyadari sepenuhnya arti menerima baptisan. Ia mau dibaptis bukan supaya menjadi anggota gereja, bisa ikut komuni, bisa dapat pemberkatan nikah, ... bukan itu. Sekali lagi, aku sangat terharu sekaligus bangga padanya.
Setahun sekamar dengannya membuatku belajar banyak hal. Aku benar-benar melihat hidupnya berubah sejak ia sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Ia berubah. Aku bersamanya hampir 24 jam sehari. Ia mengetahui hampir semua kelemahanku, begitu pun aku, tahu hampir semua kelemahan dia. Ia bukan orang yang sempurna, tetapi sejak ia mengenal Tuhan, aku seperti melihat dia dalam pribadi yang baru.
Dari orang yang keras, kadang gampang tersinggung, berubah menjadi orang yang mau mengalah, rajin berdoa, rajin membaca Alkitab, aktif pelayanan. Aku tahu, bukan manusia yang mengubah dia, melainkan Tuhan Yesus. Aku sangat mengagumi kesabaran dia, mau mengalah padaku. (Ssttt ... aku punya segudang kelemahan, salah satunya, aku orang yang keras dan sangat egois.)
Aku menyadari, hal inilah yang hendak Tuhan ajarkan kepadaku. Arti Natal. Apa tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia? Untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan untuk mengubah hidup mereka. Untuk menjadikan hidup mereka indah dan memberkati banyak orang. Untuk menjadikan hidup yang tidak berarti menjadi sesuatu yang berarti. Untuk mengubah seseorang yang dulunya agak menyebalkan (aku sering berantem dengan sahabatku itu), menjadi seorang saudara yang sangat aku sayangi.
Natal tahun ini, aku tidak sekadar merayakan dan mengucap syukur untuk mukjizat yang terjadi 2000 tahun silam, tetapi Tuhan membawaku untuk mengucap syukur atas mukjizat yang terjadi hari-hari ini. Mukjizat kasih setia Tuhan yang mengubah kehidupan seseorang. Mukjizat kasih setia Tuhan yang membawa pulang domba-Nya yang sesat. Mukjizat kasih setia yang terus berlangsung, mukjizat kasih setia yang membantu domba-domba-Nya bertumbuh dewasa hari lepas hari.
Natal lebih dari sekadar kumpul-kumpul dengan keluarga, drama Natal, perayaan, paduan suara. Kita akan kehilangan makna Natal kalau kita hanya merayakan Natal masa lalu, hanya merayakan Betlehem tanpa menyadari mukjizat yang terjadi di sekitar kita HARI INI. Kekristenan kita akan mati kalau kita hanya mengingat apa yang dulu Tuhan lakukan, tetapi tidak mengalami kasih setia Tuhan HARI INI.
Sekarang aku tahu ... mukjizat Natal terus terjadi ... Natal tidak berakhir di kandang Domba, Natal tidak berakhir di Golgota, mukjizat Natal belum berakhir hari ini. Natal baru akan berakhir, ketika Yesus datang untuk kedua kalinya.
Maranata ...
Dear Fenny Sun,
Terima kasih sudah jadi saksi cinta kasih Tuhan yang nyata dalam hidupku. Aku melihat karya Tuhan Yesus yang betul-betul nyata dalam hidupmu. Tiap kali aku melihat perubahan dalam hidupmu, hatiku kagum kepada Tuhan kita, dan itu membuat aku bersyukur karena melihat betapa hebatnya Tuhan kita. "Love you so much."
China, 20 Desember 2004
Detik-detik menjelang Natal ... Mengenang kasih setia Tuhan pada masa lampau, menikmati kasih Tuhan pada masa kini, dan berharap pada kasih setia Tuhan untuk masa depan.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku : My Favourite Christmas
Judul artikel : Kado Natal Terindah
Penulis artikel : Grace Suryani
Penerbit : Gloria Cyber Ministries Yogyakarta, 2006
Halaman : 36 -- 42