Yesus Adalah Nama yang Sederhana
Tahukah Anda bahwa di dalam Alkitab ada seorang pria yang bernama Tiglat Pileser, atau Adoni-Bezek? Tidakkah Anda gembira karena Allah tidak menamai Putra-Nya dengan nama itu? Maksud saya, dapatkah Anda membayangkan jika nama seperti itu ditulis untuk lagu-lagu ibadah? Untunglah, Allah menamai Putra-Nya Yesus. Hanya dua suku kata, lima huruf, diucapkan sama hampir oleh semua bahasa. Bahkan seorang anak kecil pun bisa mengucapkannya. Itu adalah nama yang lazim dipakai rakyat Yahudi, sebuah nama yang populer di kalangan keluarga-keluarga Yahudi pada saat Tuhan kita dilahirkan. "Yesus" dalam Perjanjian Baru sama dengan "Yosua" dalam Perjanjian Lama.
Jika Anda menerjemahkan nama itu ke dalam semua bahasa dan dialek yang ada di dunia ini, entah itu Ibrani, Yunani atau Anglo-Saxon, Anda tidak akan merusak iramanya. Alunan yang merdu akan berdengung di telinga Anda. Saya sering mendengarkan siaran radio gelombang pendek, dan menemukan banyak stasiun pemancar misionaris di berbagai negara. Terkadang saya mendengar sebuah irama yang saya kenal, tetapi saya tidak dapat memahami liriknya karena dinyanyikan dalam bahasa lain. Tetapi jika saya mendengarkannya lebih lama lagi, saya akan mendengar nama Yesus disebut. Meskipun saya tidak tahu bahasanya, saya bisa berkata, "Ya, saya tahu kata itu."
Dalam bahasa apa pun, nama Yesus memiliki kesamaan, walaupun bunyi dan strukturnya berbeda-beda. Anda dapat menemukan nama Yesus hampir di setiap bahasa. Nama itu menjadi simbol universal mengenai kasih Allah kepada umat-Nya. Itu adalah nama yang sederhana. Seorang penyair pernah menulis,
Yesus, nama di atas segala nama.
Di neraka, di atas bumi dan di dalam surga.
Para malaikat dan manusia sujud
di hadapan-Nya;
Dan setan-setan pun berlarian ketakutan.
Yesus, oh betapa ajaibnya
Kasih yang lembut itu terdengar.
Betapa nama-Mu menggetarkan
dan mengguncang
Segala makhluk ciptaan.
Anonim
Allah berpesan kepada malaikat, "Saat engkau turun ke bumi untuk menemui Yusuf, pastikan engkau memberitahunya bahwa nama anak itu adalah Yesus." Nama itu telah terdaftar di surga sehingga nama itu, secara istimewa, adalah milik Putra Allah.
Sebagaimana yang telah saya ceritakan, Bernard dari Clairvaux menulis sebuah syair lagu berjudul "Jesus, the Very Thought of Thee" (Yesus, Nama-Mu Selalu Kuingat). Pernahkah Anda merenungkan syair lagu tersebut? Lagu tersebut ditulis bertahun-tahun lampau, dan bahasanya barangkali terdengar agak sedikit formal. Namun demikian, lagu tersebut dengan indah mengungkapkan perenungan tentang nama Yesus yang begitu mulia:
Tak ada suara yang bisa menyanyikan,
Tak ada hati yang bisa merasakan,
Tak ada memori yang bisa mengingat
Suara yang lebih manis daripada nama-Mu yang
penuh berkat,
Oh Juruselamat manusia!
Penulis lagu yang lain menulis,
Yesus, sungguh manis Nama-Mu.
Yesus, setiap hari selalu sama.
Yesus, biarlah semua orang kudus menyatakan,
Pujian yang layak bagi-Mu selamanya.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan kristiani belajar mengucapkan nama Yesus secepat mereka belajar mengucapkan Papa dan Mama. Dan pernahkah Anda memerhatikan bahwa anak-anak berpikir bahwa Yesus adalah jawaban bagi setiap pertanyaan? Saya ingat sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang disuruh maju ke depan kelas untuk menyebutkan nama seekor binatang kecil berbulu yang memanjat pohon dan makan biji-bijian serta menyimpan biji-biji tersebut. Anak kecil yang dibesarkan dalam keluarga kristiani ini berkata, "Kayaknya namanya tupai, tetapi aku tahu jawaban yang benar adalah Yesus." Allah telah mengutus bagi kita seorang Juruselamat yang nama-Nya begitu sederhana dan mudah diucapkan bahkan seorang anak kecil sekalipun dapat belajar mengatakannya, "Hendaklah Dia dipanggil Yesus."