Terkejutkah Kita Menyambut Natal?
Tugas Renungan Natal (Roditus Mangunsaputro)
Ayat: Matius 2:1-3 Setiap kali memasuki bulan Desember, mayoritas gereja Tuhan di seluruh dunia dihantarkan pada suasana Natal dan masing-masing mempersiapkan diri membuat acara menyambut natal itu. Ada yang merayakannya pada minggu pertama bulan Desember, ada yang minggu kedua atau minggu ketiga bahkan ada yang merayakannya harus tepat tanggal 25 Desember.
Kenapa tidak ada keseragaman waktu dalam merayakan natal? Karena memang Alkitab tidak mencatat secara persis kapan kelahiran Tuhan Yesus itu terjadi. Tetapi yang pasti bahwa nubuatan para nabi sebelum kelahiran Tuhan Yesus telah tergenapi salah satnya tertulis dalam Mikha 5:1 Tetapi engkau hai Betlehem Efrata, ... dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala,sejak dahulu kala.".
Hal itulah yang disampaikan oleh para Imam kepala dan ahli taurat bangsa yahudi kepada Herodes. Pemberitahuan ini ternyata membuat Herodes sebagai raja Israel yang diangkat oleh pemerintah Roma menjadi terkejut. Keterkejutan seorang raja ternyata tidak saja berdampak pada lingkungan istana, tetapi Alkitab mencatat sampai seluruh Yerusalem juga ikat terkejut.
Keterkejutan Herodes bukan sebagai ungkapan sukacita dikarenakan kelahiran Yesus sebagai penggenapan janji Firman Allah, tetapi lebih dikarenakan ia merasa terusik dengan kehadiran seseorang yang akan memerintah Israel. Artinya kekuasaannya sebagai raja Israel terancam, kedudukannya akan hilang, kenikmatan sebagai orang penting di Israel akan luruh dalam kehidupannya.
Keterkejutannya ini membuat Herodes melakukan hal-hal yang mengerikan dan merugikan bangsa Israel dengan melakukan pemusnahan anak-anak berusia dibawah dua tahun tanpa kecuali. Dan akibatnya, tangisan yang menyayat hati para ibu diseluruh Israel, ketakutan yang mencekam para orang tua, dan kegetiran diseluruh negeri. Berita natal bagi Herodes bukanlah berita yang membawa damai, tetapi justru berita yang mendatangkan kesengsaraan.
Kita memang tidak memiliki tahta seperti Herodes, tetapi sebagai manusia kita merasa nikmat untuk berkuasa, berkuasa atas hidup kita, berkuasa atas hati kita, kita ingin melakukan apa saja yang kita mau. Pikiran-pikiran kita dikuasai dengan uang. Uang sepertinya dapat memberikan kebahagiaan dan kenikmatan yang dapat dibeli, kedudukan yang harus dipertahankan habis-habisan karena kita telah mencapainya dengan susah payah.
Bahkan natal pun harus dirayakan dengan cara memenuhi kenikmatan dunia, dengan merencanakan pesta pora, berlibur ke suatu tempat idaman guna memuaskan keinginan nafsu, terlebih dengan tawaran-tawaran gencar disekeliling menawarkan aneka acara yang menarik tetapi tidak memiliki muatan rohani. Materialisme yang diciptakan oleh lingkungan dengan iklan yang mencolok. Kristus sama sekali tidak ada dihati kita apalagi menguasai.
Tidak heran, kalau kemudian setelah semua acara selesai tidak ada damai didalam hati, bahkan tidak sedikit justru berakibat stress karena utang kartu kredit menumpuk. Dampaknya, anak dan istri atau suami terluka hatinya karena harus menerima kemarahan yang meluap, hidup dilumuri dengan air mata yang mengalir, tidak ada damai dalam hati. Natal yang membuat kita terkejut. Padahal Yesus datang untuk membawa damai, sebagaimana tertulis dalam Yesaya 9:6 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Berita natal hendaknya kita terima dengan ucapan syukur kepada Tuhan untuk penggenapan janji-Nya yang telah dinyatakan, tidak dengan pesta pora, tidak dengan pemenuhan keinginan hati yang tidak pernah terpuasakan, tetapi dengan merendahkan diri sebagai bentuk pengabdian dan kepasrahan hidup kepada-Nya. Seperti orang majus, sekalipun memiliki kekayaan tetapi mau merendahkan diri dan hatinya, tetapi dia bersujud dihadapan Yesus, karena ia tahu bahwa hanya Yesus yang dapat memberikan damai sejahtera dalam hati dan hidupnya.
Selamat hari Natal 2008
Judul: Terkejutkah kita menyambut Natal?
Teks Alkitab: Matius 2:1-3
Nama Penulis: Roditus Mangunsaputro