Seruan Israel dan Jawaban Allah

Charles Haddon Spurgeon 23 April 1882

Bacaan Alkitab: Keluaran 2:23-25; 3:9, 10

[Sumber: Metropolitan Tabernacle Pulpit Volume 45]

"Beberapa lama berselang, Raja Mesir pun mati. Namun, keturunan Israel masih mengerang karena perbudakan, lalu mereka pun berseru-seru, dan seruan mereka karena perbudakan itu naik kepada Allah. Allah mendengar erangan mereka dan Allah ingat akan perjanjian-Nya dengan Abraham, dengan Ishak, dan dengan Yakub. Allah melihat keturunan Israel dan Allah memperhatikan mereka. Sekarang, lihatlah, tangisan keturunan Israel telah sampai kepada-Ku dan Aku juga telah melihat penindasan, yang dengannya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah! Aku akan mengutusmu kepada Firaun supaya kamu dapat membawa umat-Ku, keturunan Israel, keluar dari Mesir." — Keluaran 2:23-25; dan 3:9,10. (AYT)

Gambar:gambar

ALLAH telah memilih keturunan Israel, dan Dia telah memutuskan untuk menjadikan mereka bangsa yang besar dan umat yang istimewa, yang kepada umat yang dapat menerima hukum dan kesaksian dari-Nya, agar mereka dapat menjaga pelita surgawi tetap menyala sampai Kristus datang. Yakub dan keluarganya telah pergi ke Mesir, dan untuk waktu yang lama mereka dan keturunannya sangat bahagia di sana. Tanah Gosyen sangat subur, dan orang Israel sangat disukai oleh raja Mesir. Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka tidak berpikir untuk meninggalkan negeri itu; mereka memutuskan untuk menetap di sana secara permanen. Kenyataannya, meskipun Allah tidak menghendaki demikian, mereka tetap menjadi orang Mesir sejauh yang mereka bisa. Mereka menjadi bagian dari bangsa Mesir, mereka mulai melupakan asal usul mereka yang dipisahkan/dikhususkan; dan, kemungkinan besar, jika mereka dibiarkan begitu saja, mereka akan melebur dan terserap ke dalam bangsa Mesir, dan kehilangan identitas mereka sebagai umat Allah yang istimewa. Mereka merasa puas berada di Mesir, dan mereka cukup bersedia untuk di-Mesir-kan. Untuk sebagian besar, mereka mulai mengadopsi takhayul, penyembahan berhala, dan kenajisan masyarakat Mesir; dan hal-hal ini melekat pada mereka pada tahun-tahun berikutnya, sampai pada tingkat yang mengerikan sehingga kita dapat dengan mudah membayangkan bahwa hati mereka pasti sangat menyimpang ke dosa-dosa Mesir. Namun, sementara itu, Allah berketetapan hati untuk membawa mereka keluar dari hubungan yang jahat itu. Mereka harus menjadi bangsa yang terpisah; mereka tidak dapat menjadi orang Mesir, dan tidak dapat hidup secara permanen seperti orang Mesir karena Yehuwa telah memilih mereka untuk diri-Nya sendiri, dan Ia bermaksud untuk membuat perbedaan yang kekal di antara Israel dan Mesir.

Sekarang lihatlah paralelnya. Allah masih memiliki suatu umat yang telah dipilih-Nya untuk menjadi milik-Nya dalam arti yang sangat khusus, tetapi mereka saat ini bercampur dengan dunia. Mereka ada di dunia, dan mereka, setidaknya dalam penampilannya, adalah dari dunia; mereka menyukai dosa dan menjadi budak dosa, seperti banyak orang lainnya. Mereka bahkan mencintai dunia dan hal-hal yang ada di dalamnya, banyak dari mereka yang cukup bahagia di tempat mereka berada dan tidak memiliki keinginan untuk menjadi bagian dari umat yang dikhususkan bagi Tuhan. Mereka lebih suka tinggal di dunia, tetapi Allah akan membawa orang-orang yang ditebus-Nya keluar dari antara umat manusia. Dia yang telah membeli mereka dengan darah akan membebaskan mereka dengan kuasa. Kristus tidak menawarkan penebusan-Nya dengan sia-sia, tetapi "sesudah kesusahan jiwanya, dia akan melihat dan menjadi puas." (Yesaya 53:11) Allah masih akan memanggil setiap anak laki-laki dan perempuan-Nya keluar dari Mesir, seperti Ia memanggil anak-anak sulung-Nya; dan Ia akan membawa orang-orang pilihan-Nya dari tengah-tengah bangsa-bangsa tempat mereka tinggal sampai waktu yang telah ditentukan untuk pembebasan mereka.

Katakan kepada-Nya apa yang Anda inginkan -- belas kasihan yang besar, pengampunan yang besar -- beberkanlah seluruh masalah Anda di hadapan-Nya.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Hal pertama yang harus dilakukan terhadap bangsa Israel adalah membuat mereka cemas untuk keluar dari Mesir, karena Allah tidak pernah memaksa manusia menjadi hamba-Nya, kecuali mereka dengan sukarela menyerahkan diri kepada-Nya. Dia tidak pernah melanggar kehendak manusia, meskipun Dia terus-menerus dan secara efektif memengaruhi kehendak mereka. Yehuwa tidak menginginkan budak-budak untuk menghiasi takhta-Nya, karena itu Dia tidak ingin menyeret umat-Nya keluar dari Mesir, atau membuat mereka diusir dari negeri itu dengan belenggu ditangan mereka, suatu cara yang bertentangan dengan keinginan mereka. Dia harus membawa mereka keluar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga mereka mau keluar, berbaris dengan bersukacita dan penuh kegembiraan, karena mereka sudah sangat letih dan muak dengan Mesir dan lega karena bisa keluar dari sana. Lalu, bagaimana hal ini dilakukan? Hal itu dipicu oleh kedatangan seorang raja Mesir yang baru, seorang raja yang tidak mengenal Yusuf dan jasa-jasanya yang luar biasa, dan Firaun ini mulai cemburu kepada bangsa itu karena dia takut bahwa suatu hari nanti, saat Mesir berperang, bangsa Israel akan berbalik dan berpihak kepada musuh-musuh Mesir. Oleh karena itu, dia memandang bangsa itu sebagai bahaya besar, dan bertekad, jika dia bisa, untuk menipiskan barisan mereka. Oleh karena itu, ia mengeluarkan perintah biadab untuk membunuh semua anak laki-laki. Dan, untuk mematahkan semangat mereka secara efektif, dia menyuruh mereka bekerja keras untuk membuat batu bata dan mendirikan bangunan-bangunan yang besar; demikianlah kota-kota perbendaharaan Mesir dan beberapa piramida besarnya dibangun dengan kerja paksa para budak Israel yang tidak dibayar. Cambuk sering menghajar punggung mereka karena mereka ditempatkan di bawah para pengawas yang brutal, yang memukuli mereka dengan sangat kejam. Mereka tidak memiliki waktu istirahat, mereka harus bekerja keras terus-menerus dan hampir tidak memiliki cukup makanan untuk menjaga tubuh dan jiwa mereka. Akhirnya, kuk perhambaan itu menjadi tidak tertahankan lagi; dan kemudian, seperti yang tertulis di bagian pertama ayat di atas, "Namun, keturunan Israel masih mengerang karena perbudakan, lalu mereka pun berseru-seru, dan seruan mereka karena perbudakan itu naik kepada Allah. Allah mendengar erangan mereka dan Allah ingat akan perjanjian-Nya dengan Abraham, dengan Ishak, dan dengan Yakub. Allah melihat keturunan Israel dan Allah memperhatikan mereka."

Saya ingin menggunakan topik ini untuk menunjukkan kepada setiap orang, yang berada dalam kesulitan jiwa, dan tidak mengerti mengapa mereka mengalami kesedihan dan kesusahan seperti, bahwa Allah sedang berusaha membuat mereka muak dengan dunia -- muak dengan dosa -- sehingga Dia menempatkan mereka ke dalam suatu kondisi perbudakan rohani agar mereka mau keluar dari Mesir; ya, agar mereka dapat meninggalkan tanah pembuangan mereka dengan sukacita dan kegembiraan yang besar!

I. Hal pertama yang harus saya bicarakan adalah, SERUAN KESENGSARAAN: "... keturunan Israel masih mengerang karena perbudakan, lalu mereka pun berseru-seru, dan seruan mereka karena perbudakan itu naik kepada Allah. Allah mendengar erangan mereka."

Pertama-tama, perhatikanlah bahwa mereka mulai mengerang dan berseru karena masa kemakmuran mereka telah berlalu. Tanah Gosyen mungkin masih sangat subur, tetapi para pengawas mereka telah melahap habis tanah itu. Negeri itu mungkin indah untuk dipandang, tetapi mereka tidak punya waktu untuk menikmati prospeknya. Mereka bekerja sampai hampir mati, dan mereka tidak dapat lagi menemukan ketenangan di Mesir. Semua kemakmuran dan kebahagiaan mereka telah hilang. Saya menyatakan kebenaran ini kepada Anda yang dulunya sangat puas, bahkan puas untuk hidup sebagai orang duniawi. Apakah kehidupan Anda kini terbalik? Apakah sekarang tidak ada sukacita dalam hal yang dulunya sangat menyenangkan bagi Anda? Apakah kini Anda merasa bosan dan suram jika pergi ke tempat yang dulu menawarkan begitu banyak kegembiraan? Apakah hal-hal yang dulunya merupakan tempat yang paling menyenangkan bagi Anda kini menjadi tempat yang Anda hindari karena Anda tidak dapat menanggungnya? Apakah Anda merasa bahwa, sekarang Anda mau meninggalkan semua hal yang dulu Anda sukai dengan senang hati? Saya bersyukur mendengarnya karena ketika Allah hendak memberi seseorang minum dari cawan keselamatan, Dia akan terlebih dahulu meluruskan selera orang tersebut; Dia akan membasuh mulutnya dengan segelas air pahit untuk menghilangkan manisnya rasa dosa yang terkutuk. Saya selalu menganggap rasa bosan seseorang terhadap dunia sebagai tanda yang baik dan penuh pengharapan; hal tersebut menunjukkan bahwa dia telah benar-benar lelah terhadap dosa-dosanya dan dengan sadar berkata, "Saya tidak menemukan kesenangan di dalamnya." Hal ini terjadi pada beberapa orang ketika mereka masih muda, saat gairah mereka masih kuat, -- saat substansi mereka belum berkurang, saat kesehatan mereka kuat, -- saat teman-teman mereka masih banyak. Di tengah hari, matahari kenikmatan mereka seolah-olah terbenam. Ada madu, tetapi tidak lagi manis. Ada secangkir anggur, tetapi tidak lagi menarik bagi mereka. Sukacita mereka telah sirna saat orang mengira bahwa sukacita itu akan tetap tinggal bersama mereka. Adakah pembaca yang sedang mengalami hal ini? Jika ya, ini adalah sebuah pesan dari Tuhan bagi Anda.

Namun, selanjutnya, bangsa Israel tidak hanya kehilangan kemakmuran mereka yang dulu, mereka mulai merasa bahwa mereka berada dalam perbudakan. Pada awalnya, orang-orang Israel adalah kaum bangsawan, karena bukankah mereka memiliki hubungan keluarga dengan Yusuf, sang perdana menteri agung yang merupakan orang kedua setelah Firaun sendiri? Setiap orang Yahudi tinggal di Gosyen sebagai seorang bangsawan, karena memiliki hubungan yang erat dengan hampir semua orang yang paling berkuasa di kerajaan itu. Namun, sekarang, semua itu berubah. Kini mereka adalah budak, mereka berada dalam perbudakan yang pahit; mereka harus bertindak dan bergerak sesuai dengan kehendak orang lain. Ada hukum dan peraturan yang keras yang dibuat untuk mereka, dan pengawas yang kejam untuk menerapkan hukum-hukum itu. Mereka harus bangun, bukan ketika mereka ingin, tetapi ketika mereka diperintah; dan mereka hanya bisa beristirahat setelah mereka diizinkan untuk melakukannya oleh si pemilik budak. Mereka tidak tahan lagi. Ini adalah cara Allah untuk membawa mereka keluar dari perbudakan, dengan terlebih dahulu membuat mereka merasa bahwa mereka berada dalam perbudakan. Adakah pembaca yang menyadari bahwa mereka juga berada dalam perbudakan? Adakah pembaca yang merasa bahwa dia berada dalam perbudakan yang berupa kebiasaan jahat, yang tidak dapat dia hentikan, meskipun dia terus berharap dia bisa; menganggap bahwa dirinya direndahkan oleh fakta bahwa dia memiliki kehendak untuk berhenti, tetapi tidak dapat melakukan apa yang dia kehendaki karena dia adalah seorang budak? Yang dikuasai oleh hawa nafsunya, dikendalikan oleh teman-temannya, dan tidak berani melakukan apa yang diinginkan oleh hati nuraninya karena ada rasa takut terhadap seseorang atau sesuatu yang lain sehingga membuatnya menjadi seorang pengecut, dan dengan demikian menjadi seorang budak. Saya selalu senang ketika belenggu itu mulai mengeras. Mereka yang puas berada dalam perbudakan tidak akan pernah dibebaskan; tetapi ketika mereka merasa bahwa mereka tidak dapat bertahan lebih lama lagi dalam perbudakan mereka, maka saat pembebasan telah tiba! Adalah berkat yang tak terhingga ketika kasih karunia Allah membuat seseorang merasa bahwa apa yang tadinya merupakan kesenangan kini telah menjadi paksaan, dan apa yang tadinya ia anggap sebagai kebebasan kini telah menjadi perbudakan total baginya.

Bangsa Israel melangkah lebih jauh dari itu. Mereka sekarang merasa bahwa beban mereka terlalu berat untuk ditanggung. Mereka telah bekerja dan bekerja sangat keras, tetapi mereka telah hidup melalui pekerjaan itu. Sekarang mereka harus melayani dengan bekerja keras, dan perbudakan mereka terlalu berat untuk ditanggung. Mereka tidak dapat menanggungnya; begitu pula perbudakan secara rohani. Selama manusia dapat memikul dosa-dosanya, ia akan terus memikulnya; dan selama manusia dapat merasa puas dengan kesenangan dunia, yakinlah bahwa ia akan bersenang-senang di dalamnya. Adalah suatu hal yang diberkati ketika dosa menjadi beban yang sangat berat sehingga meremukkan seseorang, sampai ia seakan-akan tenggelam tanpa harapan di bawahnya. Hal itu baik baginya karena sekarang ia akan menyambut Sang Pembebas. Ia akan bergembira menerima pengampunan dari satu-satunya Pribadi yang dapat mengampuni dosa; dia akan bersukacita menerima firman pengampunan dari bibir Imam Besar yang agung; dan, oleh karena itu, meskipun sering kali merupakan kesedihan yang pedih, merasakan beban dan beban dosa yang tak tertahankan merupakan suatu kemurahan yang sangat besar. Jika Anda berada dalam kondisi seperti itu, dan saya harap saya memang demikian, saya mengucapkan selamat kepada Anda atas apa yang akan datang. Oh, saya teringat ketika saya masih menjadi seorang budak! Ketika saya selalu bangun di pagi hari dengan tekad untuk hidup lebih baik, tetapi sebelum tengah hari saya telah mengacaukan hari itu lebih buruk dari sebelumnya. Kemudian saya berpikir bahwa mungkin dengan memperbanyak doa atau membaca lebih banyak Kitab Suci, beban saya akan menjadi lebih ringan. Akan tetapi, saya justru mendapati bahwa semakin banyak saya berdoa dan semakin banyak saya membaca Kitab Suci, beban saya menjadi semakin berat. Jika saya mencoba melupakan kesedihan saya untuk menghilangkan kesuraman saya, saya mendapati bahwa kesedihan itu tidak dapat melupakan saya, dan saya harus berseru kepada Tuhan seperti Daud, "Sebab, siang dan malam tangan-Mu membebani aku, kekuatanku berubah menjadi musim kemarau yang kering." Saya mengingat semua masa-masa yang menyakitkan itu dengan sangat jelas sehingga saya dapat berbicara kepada beberapa dari Anda seperti seorang teman yang berpengalaman yang sangat mengenal jalanan gelap dan berbatu yang Anda lalui. Saya tahu semua tentang jalan kesedihan Anda yang menyakitkan, dan saya ingin sekali membantu Anda untuk segera mengatasinya agar sampai ke tempat yang lebih baik dan lebih bahagia. Namun, ujian ini adalah cara Allah untuk mengeluarkan Anda dari Mesir. Dia membuat rumah perbudakan itu terlalu berat bagi Anda. Dia tidak bermaksud membiarkan Anda berhenti di sana, jadi Dia mengizinkan semua ini menimpa Anda agar Anda dapat berseru kepada-Nya untuk membebaskan Anda. Dia akan membawa Anda keluar, dan Anda akan keluar dengan sukacita dan kegembiraan, dengan bersyukur dan senang hati melakukan apa yang sekarang tampak seperti kesulitan, dan seperti penyangkalan diri bagi Anda.

Orang-orang Israel ini juga merasakan satu hal lagi; ketidakberdayaan mereka untuk melepaskan diri dari tangan Firaun, dan mereka berpikir bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menolong mereka. Bahkan, ketika ada seorang pria berusia empat puluh tahun yang muncul di tengah-tengah mereka, seorang yang telah dididik di istana Firaun dan dianggap sebagai anak putri Firaun. Ketika orang itu, layaknya seorang pahlawan sejati, mencoba menjadi bagian dari orang-orang malang ini dan mengalahkan salah satu musuh mereka, dia mungkin berpikir bahwa tindakannya itu akan memicu pemberontakan; panji-panji Israel akan berkibar dengan penuh semangat di hadapan Firaun, dan mereka dengan gagah berani berbaris menuju kebebasan. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka sudah terlalu lama diperbudak, mereka sudah terlalu lama direndahkan dan ditindas, mereka telah kehilangan semua semangat untuk dapat bertindak seperti itu, dan mereka tidak berharap untuk merdeka. Mereka adalah bangsa budak yang tidak memiliki harapan.

Adakah pembaca yang telah kehilangan semua keberanian dan harapan, — yang datang ke tempat ibadah dengan keinginan yang lemah untuk menerima keselamatan, tetapi tanpa harapan untuk menerimanya? Apakah Anda begitu terkurung dalam penjara dosa sehingga tidak dapat keluar? Apakah rantai-rantai yang membelenggu Anda bergemerincing di telinga Anda? Apakah Anda merasa diri Anda berada di dalam ruang bawah tanah yang gelap dan rendah, yang darinya Anda tidak akan pernah bisa keluar? Kepada Anda, saya harus mengatakan bahwa saya bersyukur kepada Allah bahwa Anda berada di tempat ini. Keputusasaan adalah persiapan untuk beriman kepada Yesus. Akhir dari upaya makhluk ciptaan adalah awal campur tangan Sang Pencipta. Keterbatasan Anda adalah kesempatan Allah. Sekarang Anda tidak berdaya dan tanpa harapan, tetapi Allah akan datang untuk menyelamatkan Anda.

Anda perhatikan bahwa, dalam bacaan ayat di atas, terdapat sebuah gradasi, dan gradasi seperti itu dirasakan oleh sebagian dari kita dalam hal-hal rohani. "Orang-orang Israel mengeluh karena perbudakan itu." "Ah! celaka yang menyedihkan! Celakalah aku! Aduh! Aduh!" Begitulah keluhan mereka ketika mereka sedang bekerja, begitulah keluhan mereka ketika mereka pulang ke rumah pada malam hari, atau berbaring di antara periuk-periuk di sisi tempat pembakaran, dan begitulah keluhan mereka ketika mereka terbangun di pagi hari. Ketika seorang anak laki-laki lahir, mereka menghela napas ketika memandangnya, karena mereka tahu bahwa ia harus dibunuh. "Keturunan Israel mengerang karena perbudakan." Dan, kemudian, ketika penderitaan mereka bertambah, mengeluh saja tidak cukup, "lalu mereka berseru (kepada Allah)." Ah! Saya tidak dapat meniru bahasa ekspresif dari kesedihan mereka. Air mata mereka mengucur deras dan sering, dan ada kesedihan yang terdengar dalam ratapan yang menusuk. "Ya Allah, sampai kapan perbudakan ini akan berlangsung?" Mereka mendudukkan kepala dan memohon kematian, dan mencarinya seperti mencari harta karun, karena kehidupan seorang budak di Mesir tidak tertahankan bagi mereka; dan, seringkali, keluhan dan tangisan itu menyatu menjadi erangan, karena kita membaca, "Allah mendengar erangan mereka."

Apakah ini yang terjadi pada Anda, saudaraku? Anda sering menghela napas panjang. Terkadang, orang-orang memperhatikan bahwa Anda sangat linglung, dan bahwa Anda memiliki kesedihan di dalam roh Anda yang tidak terungkapkan. Sekarang Anda telah melangkah lebih jauh dari itu, karena Anda mulai menangis, dan dalam doa kepada Allah Anda mencurahkan jiwa Anda. Mungkin, -- dan ini adalah keadaan yang paling buruk dari semuanya, -- Anda merasa bahwa Anda tidak dapat berdoa; Anda tampaknya tidak dapat mempersembahkan apa yang Anda anggap sebagai doa yang sesungguhnya. Anda hanya dapat menangis; -- ya, dan mungkin Anda bahkan tidak dapat menangis, sehingga Anda menghela napas dan mengerang karena Anda tidak dapat berdoa. Anda gelisah karena Anda tidak dapat lebih gelisah lagi; dan itu adalah jenis kesulitan terburuk yang ada di dunia ini. Tidak ada yang begitu patah hati seperti mereka yang patah hati karena tidak lagi dapat merasakan patah hati. Saya telah mengingatkan Anda bahwa orang Israel mengerang, dan bahwa "Allah mendengar erangan mereka." Ah! dari lubuk hati mereka yang paling dalam, keluarlah erangan mereka. Itu bukan sekadar keluhan, bukan sekadar tangisan; tetapi sepanjang hari mereka mengerang, mengerang, dan mengerang -- dan , setiap tarikan napas tampak seperti erangan dari kesedihan yang lain.

Saya berharap banyak dari Anda akan menemukan Juru Selamat sebelum Anda tahu banyak tentang erangan yang mengerikan ini; tetapi tidak demikian halnya dengan saya. Saya menjadi begitu penuh dengan erangan sehingga saya mengerti apa yang Ayub maksudkan ketika ia berkata, "Jiwaku lebih memilih dicekik, dan kematian, daripada hidupku." Lebih baik tidak pernah hidup daripada hidup selamanya di bawah penghukuman atas dosa, karena anak panah Allah menyesap mata air kehidupan kita, dan menuangkan api ke dalam darah, dan membuat kita merasa bahwa seolah-olah seribu kematian lebih baik daripada hidup di bawah murka Allah yang mengerikan. Mungkin saya berbicara kepada beberapa orang yang, bahkan ketika mereka tertidur, dikejutkan oleh mimpi-mimpi tentang hari penghakiman, suara sangkakala penghulu malaikat, dan takhta putih yang besar. Dan ketika mereka bangun dan pergi melakukan pekerjaan mereka, mereka membuat kesalahan-kesalahan yang aneh, dan sepanjang hari mereka seperti orang-orang yang berjalan seperti dalam mimpi.

Namun, sahabat-sahabat yang terkasih, jika itu adalah pengalaman Anda, saya sangat senang akan hal itu, karena bagi saya itu adalah tanda akan datangnya hari-hari yang lebih baik. Dengan memandang ke bawah, kepada Mesir, para malaikat pasti senang ketika mereka mendengar keluhan, tangisan dan erangan Israel. "Mengapa?" Anda bertanya, "bagaimana bisa begitu?" Karena para malaikat akan berkata dalam hati, "Kesulitan terbesar Allah telah teratasi; Dia ingin membuat bangsa ini keluar dari Mesir, tetapi sekarang mereka ingin sekali untuk keluar, sehingga mereka akan bersedia menerima pemimpin yang akan diutus oleh Allah kepada mereka, dan dengan musik dan tarian, mereka akan keluar saat Musa membawa mereka keluar dari tungku perapian dan rumah perbudakan itu." Orang-orang seperti saya yang beberapa waktu yang lalu berada di dalam rumah perbudakan, bersukacita karena telah dibebaskan darinya; dan kami berdoa agar Anda yang masih berada di dalamnya mulai merasakan betapa mengerikannya tempat ini dan tidak akan tinggal di dalamnya untuk waktu yang lama. Semoga matahari esok hari tidak akan melihat Anda di sana, tetapi semoga Anda segera melepaskan diri dari penawanan yang mengerikan itu!

Maka, itulah bagian pertama, sebuah seruan kesengsaraan.

II. Yang kedua adalah tentang Pribadi yang sangat diberkati, ALLAH YANG PENUH BELAS KASIHAN. Izinkan saya membacakan bagian dari ayat ini sekali lagi: "lalu mereka pun berseru-seru, dan seruan mereka karena perbudakan itu naik kepada Allah. Allah mendengar erangan mereka dan Allah ingat akan perjanjian-Nya dengan Abraham, dengan Ishak, dan dengan Yakub. Allah melihat keturunan Israel dan Allah memperhatikan mereka."

Maka, di sinilah pengharapan orang berdosa yang malang itu, -- sama sekali bukan pada dirinya sendiri, tetapi sepenuhnya pada Allah. Perhatikanlah gradasi di bagian ini sehubungan dengan belas kasihan Allah kepada umat Israel. Pertama, "seruan mereka naik kepada Allah." Ketika seruan itu naik, tajam, melengking, dan kuat, seruan itu menerobos pintu-pintu surga, dan "naik kepada Allah." Bukan berarti Dia tidak benar-benar mendengar semuanya, tetapi, dengan berbicara menurut cara manusia, ketika itu hanya berupa keluhan, itu tidak sampai kepada-Nya; tetapi ketika itu menjadi seruan, dan semakin menjadi erangan, maka seruan itu naik ke hadapan-Nya, dan Allah sendiri tampak berhenti, dan berkata, "Apakah itu? Itu adalah seruan keturunan Abraham di Mesir." Oh, jiwa yang malang; ketika tangisanmu muncul dari kedalaman jiwamu, maka Tuhan akan berhenti dan berkata, "Apakah itu? Itu adalah seruan orang yang menderita, itu adalah suara dari jiwa yang diperbudak oleh dosa." "Seruan mereka naik kepada Allah."

Perhatikan, selanjutnya, karena ini adalah satu langkah lebih jauh: "dan Allah mendengar erangan mereka." Tahukah Anda apa artinya? Ada beberapa orang yang tampaknya mendengar sesuatu, tetapi suara-suara itu hanya lewat di telinga mereka, dan di situ masalahnya berakhir. Namun, jika Anda pergi mengunjungi seorang wanita yang sakit, dan Anda duduk sembari mendengarkannya bercerita tentang penyakitnya, tentang kemiskinannya, dia merasa terhibur karena Anda mendengarkannya dengan baik meskipun Anda tidak dapat menolongnya. Perempuan tua itu merasa terbantu karena Anda mendengarnya menceritakan kisah sedihnya. Nah sekarang, Allah mendengar seruan dan erangan Israel; Dia mendengarnya, tidak hanya seperti kebanyakan manusia yang mendengar suara tanpa memperhatikannya, Dia berdiri dan mendengar dengan saksama segala keluhan, erangan, dan seruan umat-Nya. Hai orang berdosa, ceritakanlah segala penderitaan Anda kepada Allah, dan Dia akan mendengar cerita Anda. Dia bersedia mendengarkan, bahkan memberi telinga terhadap kisah sedih Anda dan tentang pelanggaran Anda yang berlipat ganda, kekerasan hati Anda, maupun penolakan Anda terhadap Kristus. Ceritakanlah semuanya karena Dia akan mendengarnya. Katakan kepada-Nya apa yang Anda inginkan -- belas kasihan yang besar, pengampunan yang besar -- beberkanlah seluruh masalah Anda di hadapan-Nya. Jangan ragu-ragu sedikit pun; Dia akan mendengarnya, Dia akan memperhatikan suara seruan Anda. Oh, betapa besar penghiburan yang ada bagi Anda dalam kebenaran ini jika Anda dapat memahaminya! Rekan-rekan Kristen yang terkasih, berdoalah agar beberapa orang berdosa yang malang dapat memahaminya sekarang juga; berdoalah agar mereka dapat berpegang pada pemikiran yang manis bahwa Allah mendengar keluhan dan seruan jiwa-jiwa yang bertobat di tengah-tengah kita.

Belas kasihan Allah lebih dari itu, karena selanjutnya kita membaca bahwa setelah mendengar erangan mereka, "Allah ingat akan perjanjian-Nya." Saya berharap saya tahu bagaimana berkhotbah tentang ayat ke-24 itu: "Allah mengingat perjanjian-Nya." Ia memandang kepada keturunan Israel, dan Ia tidak mengingat kemunduran mereka, -- mereka menjadi orang Mesir, kecintaan mereka kepada Mesir dan berhala-berhala Mesir; tetapi Ia mengingat sahabat-Nya Abraham, Ia mengingat Ishak, Ia mengingat Yakub yang dikasihi-Nya, dan Ia mengingat bagaimana Ia telah berjanji untuk memberkati mereka, dan membuat mereka menjadi berkat; dan bukan karena jasa orang Israel sendiri, tetapi demi orang-orang yang telah dikasihi-Nya dan dihormati-Nya, dan demi perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan mereka, Dia berkata, "Aku akan mematahkan kuasa Firaun, dan Aku akan memberkati umat-Ku, dan Aku akan membawa mereka keluar dari perbudakan, dan memerdekakan mereka." Hai orang berdosa, jikalau Allah memandang Anda sampai selama-lamanya, maka Ia tidak dapat melihat sesuatu pun pada Anda, kecuali apa yang harus dihukum-Nya. Akan tetapi, apabila Ia memandang Anak yang dikasihi dan yang disayangi-Nya, tentang bagaimana Anak itu telah telah hidup, mengasihi manusia berdosa, menumpahkan darah, dan mati demi mengadakan pendamaian bagi orang-orang yang bersalah, dan apabila Ia mengingat perjanjian-Nya dengan orang-orang yang dikasihi oleh Sang Anak, maka firman-Nya: Aku akan memberkati umat yang telah Kuberikan kepada-Nya dengan suatu perjanjian yang kekal. Aku berjanji bahwa ia akan melihat kesengsaraan jiwanya, dan demikianlah yang akan terjadi. Aku akan mematahkan kuasa dosa, dan Aku akan membebaskan para tawanan ini; untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Ku, mereka akan diterima di dalam Kekasih-Ku." Adalah sebuah berkat yang besar bahwa, meskipun Allah tidak dapat melihat alasan apa pun untuk berbelas kasihan di dalam diri kita, Dia dapat melihat yang terbaik dari semua alasan untuk berbelas kasihan di dalam perjanjian kasih karunia-Nya, dan di dalam Putra-Nya yang terkasih -- yang telah membuat perjanjian itu. "Allah mengingat perjanjian-Nya." Janganlah Anda melupakannya, sahabat-sahabat terkasih, tetapi pikirkanlah banyak hal tentang perjanjian yang diatur dalam segala hal dan pasti, dan tentang semua berkat yang akan datang kepada Anda melalui perjanjian itu.

Allah melakukan lebih banyak lagi bagi umat-Nya: "Dan Allah memperhatikan orang Israel." Dia telah memberikan telinga-Nya kepada mereka, Dia telah mengingat mereka, dan sekarang Dia menujukan mata-Nya kepada mereka. Dia berdiri dan memandang mereka dengan belas kasihan dan kasih; dan selanjutnya dikatakan, "Dan Allah mengasihani mereka." Margin menerjemahkannya, "Allah mengenal mereka," yang merupakan arti sebenarnya dari kata aslinya. Dia melihat seorang laki-laki, dan dia berkata, "Itu adalah salah satu dari anak-anak-Ku." Dia melihat kepada yang lain, dan dia berkata, "Ya, meskipun dia orang Mesir, dia adalah salah satu dari orang Israel-Ku." Dia melihat kepada yang lain, dan dia berkata, "Aku mengenal mereka. Aku tahu kesusahan mereka, Aku tahu dosa-dosa mereka, Aku tahu kelemahan-kelemahan mereka, dan Aku pasti akan melepaskan mereka." Oh, seandainya bibir ini dapat mengucapkan bahasa yang dapat dengan tepat memberitahukan kepada Anda bagaimana Allah memandang Anda, sahabatku yang patah hati dan berdosa, -- bagaimana Dia memandang Anda, sahabatku yang malang dan bermasalah, yang tidak dapat melepaskan diri dari dosa, tetapi merasa seperti seekor banteng di dalam jala, yang tidak dapat melepaskan diri darinya! Saya katakan kepada Anda bahwa Ia memandang Anda dengan kasih dan belas kasihan, bahwa Ia mengetahui keadaan Anda, dan siap untuk menolong Anda! Saya akan mengakhiri khotbah ini dengan memberitahukan kepada Anda apa yang telah Dia lakukan untuk menolong Anda; dan, oh, kiranya Dia memberi Anda kasih karunia untuk berpegang teguh pada hal itu, sehingga Anda dapat menemukan kebebasan pada saat ini juga!

III. Poin terakhir adalah, INSTRUMEN PENYAMPAIAN.

Kuasa Allah cukup untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan, tetapi Dia memilih untuk membebaskan mereka dengan perantaraan manusia. Allah bekerja untuk manusia melalui manusia, maka Ia membangkitkan Musa, dan melalui Musalah umat Israel dibebaskan. Sekarang, bagi Anda, hai tawanan yang terkasih, Allah telah membangkitkan seorang Nabi yang serupa dengan Musa. Seorang yang jauh lebih besar daripada Musa telah datang untuk membebaskan Anda.

Pertama, ingatlah bahwa Yesus, Juru Selamat manusia, adalah manusia seperti kita. Hal ini seharusnya mendorong Anda untuk datang kepada-Nya. Penuh dengan kesedihan, dan hancur di bawah rasa dosa, Anda tidak berani mendekat kepada Allah yang absolut; tidak benar jika Anda mencoba untuk datang kepada-Nya tanpa seorang Pengantara; tetapi Anda dapat datang kepada satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu Manusia Kristus Yesus karena Dia dapat sepenuhnya bersimpati kepada Anda, Dia dapat berbelaskasihan kepada orang-orang yang tidak mengerti dan kepada mereka yang tersesat karena Dia sendiri, pada masa hidup-Nya sebagai manusia, telah merasa sedih karena kelemahan-Nya. Dr. Watts bernyanyi dengan baik, —

"Sampai kulihat Allah dalam rupa manusia,

Pikiranku tak menemukan kenyamanan;

Tiga yang suci, adil, dan murni

Adalah teror bagi pikiranku.

"Tapi jika wajah Immanuel muncul,

Harapanku, kegembiraanku tumbuh;

Nama-Nya meniadakan rasa takutku yang hina,

Anugerah-Nya menghapus dosa-dosaku."

Yesus Kristus adalah seorang manusia; oleh karena itu, datanglah dengan penuh keberanian kepada-Nya, sama seperti orang Israel datang kepada Musa. Namun, Yesus mengenakan otoritas dan kuasa ilahi, seperti halnya Musa (bahkan lebih dari itu!). Dia memiliki kuasa yang tidak dimiliki Musa, dan tidak mungkin dimiliki oleh Musa. Yesus memiliki sifat yang Ilahi; Yesus adalah Allah. Oh, datanglah, hai orang berdosa yang takut dan malang, dan percayakanlah masalah Anda ke dalam tangan-Nya, karena Dia tidak pernah gagal dalam melakaukan kehendak-Nya! Dia dapat mematahkan kuasa Firaun atas dosa-dosa Anda, dan membebaskan Anda; ya, bahkan sekarang juga, Dia dapat membawa Anda keluar dari Mesir dengan perak dan emas dari anugerah-Nya yang berlimpah. Percayalah kepada-Nya, ikuti Dia dan taatlah kepada perintah-Nya, maka semuanya akan baik-baik saja bagi Anda.

Musa ini, yang adalah seorang manusia, tetapi mengenakan otoritas ilahi, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada bangsa itu. Dia adalah seorang pencinta Israel sehingga dia hidup sepenuhnya untuk bangsa itu, dan suatu kali, Anda akan ingat, dia bahkan berkata (ketika dia memohon untuk mereka), "Oh, bangsa ini telah melakukan dosa yang sangat besar, dan mereka telah membuat ilah dari emas untuk diri mereka sendiri! Namun sekarang, jika Engkau berkenan, ampunilah dosa mereka -- tetapi jika tidak, hapuskanlah namaku dari kitab-Mu yang telah Engkau tulis." Tuhan kita Yesus Kristus, yang menjadi sukacita kita untuk diberitakan, telah menjadi kutuk bagi kita; Dia benar-benar menggantikan orang berdosa dan menanggung hukuman atas kesalahan orang berdosa. Oleh karena itu, oh, percayalah kepada-Nya! Mungkin saya dapat menjadi sarana untuk memimpin beberapa orang berdosa yang malang untuk mengakhiri penundaannya, dan sekarang menyerahkan rohnya ke dalam tangan Pencipta dan Penebus yang setia yang telah mati baginya; dan, sahabatku, jika Anda secara pribadi mau percaya kepada Yesus, Anda akan diselamatkan saat ini juga. Saya harap Anda bersedia untuk keluar dari Mesir; jika Anda bersedia, Anda dapat melakukannya. Lihatlah, Kristus telah mematahkan semua kuasa dosa, dan sekarang Dia bersedia untuk membebaskan Anda jika Anda mau percaya kepada-Nya, dan menyerahkan diri Anda, sekali untuk selamanya, sepenuhnya ke dalam kuasa-Nya.

Terakhir, Musa membawa bangsa itu keluar, semuanya. Tidak ada seekor bayi pun yang ditinggalkannya di Mesir, bahkan seekor domba atau kambing pun tidak ditinggalkannya di sana. Ia berkata, "Janganlah ada seekor pun yang tertinggal." Semua yang dimiliki Israel pergi berbaris keluar ketika Musa memimpin; dan umat pilihan Allah dan umat tebusan Kristus akan keluar dari Mesir dosa. Kuasa Firaun -- kuasa iblis -- tidak dapat menahan seorang pun dari mereka dalam penawanan; bahkan tidak ada satu pun tulang dari salah satu anak Allah yang akan ditinggalkan dalam cengkeraman maut dan iblis. Mereka akan mati dan tulang-tulang mereka akan dimasukkan ke dalam kuburan, tetapi tidak ada satu atom pun dari orang-orang pilihan Allah yang akan ditinggalkan di dalam kuasa maut. Mereka akan kembali dari tangan musuh. Namun ingatlah, hai orang-orang berdosa, bahwa saya tidak mendorong Anda untuk percaya kepada Kristus seolah-olah Dia membungkuk di depan kaki Anda, dan tidak akan mendapat kehormatan dan kemuliaan jika Anda tidak menyambut-Nya sebagai Juru Selamat Anda. Jika Anda tidak mau datang kepada-Nya, jika Anda berpaling dari-Nya, saya hanya akan berkata tentang Anda, "Akan tetapi, kamu tidak percaya karena kamu tidak termasuk domba-domba-Nya, seperti yang dikatakan-Nya kepadamu." Bukan demi Kristus, tetapi demi diri Anda sendiri, saya memohon kepada Anda. Oh, sekiranya Anda mau datang kepada-Nya dan percaya kepada-Nya! Jenuh dengan diri sendiri, jemu dengan dosa, dan putus asa akan keselamatan diri sendiri, datanglah dan letakkanlah diri Anda pada kaki Yesus, bahkan pada kaki Dia yang telah "ditinggikan oleh Allah dengan tangan kanan-Nya sebagai Pemimpin dan Juru Selamat untuk memberikan pertobatan bagi Israel dan pengampunan atas dosa-dosa." Dia telah memberikan pertolongan kepada Dia yang perkasa, dan meninggikan Dia yang dipilih dari antara umat-Nya. Kiranya Allah mengaruniakan pertobatan dan iman kepada seluruh jemaat, demi Yesus! Amin.

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : The Spurgeon Center
Alamat situs : https://www.spurgeon.org/resource-library/sermons/israels-cry-and-gods-answer/#flipbook/
Judul asli artikel : Israel’s Cry and God’s Answer
Penulis artikel : Charles Haddon Spurgeon
Tanggal akses : 28 Agustus 2023