Makna Natal
Natal—bagi umat Kristen—adalah perayaan kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat, ke dalam dunia yang penuh kekurangan (Lukas 1:26-38). Bagi saya, kelahiran Yesus membangkitkan emosi yang luar biasa. Hal ini karena saya melihat kelahiran-Nya sebagai awal dari sesuatu yang lebih besar, yang meliputi seluruh kehidupan, kematian, penguburan, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga. Jika kita hanya melihat pada kelahiran Kristus, kita akan kehilangan pesan teologis yang lebih besar dari Injil. Kita harus ingat bahwa hanya dua pasal yang menyebutkan kelahiran Kristus, sedangkan tiga puluh delapan pasal menyebutkan kematian-Nya.
Natal adalah tentang pemberian dari Allah kepada dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Hampir 2000 tahun yang lalu, Allah Anak menambahkan kemanusiaan sejati kepada diri-Nya (persatuan hipostatik; Yohanes 1:1, 14), dikandung secara supernatural di dalam anak dara Maria (partenogenesis; lihat Lukas 1:26-38), ibu dari kemanusiaan-Nya (christotokos — pembawa Kristus), dan lahir sebagai anak Abraham, di dalam garis keturunan Daud (Matius 1:1). Yesus bertumbuh dalam hikmat (Lukas 2:40, 52), serta menjalani kehidupan yang tidak berdosa dan benar di hadapan Allah dan manusia (2 Korintus 5:21; 1 Yohanes 3:5).
Natal adalah tentang kasih dan pengorbanan. Pada tanggal 3 April 33 M, Yesus dengan rela menyerahkan nyawa-Nya dan mati sebagai pengganti tebusan di kayu salib (Markus 10:45; Yohanes 3:16; 10:11, 17-18). Ia mati dalam kematian yang tidak layak diterima-Nya, -Dia yang benar mati untuk orang-orang yang tidak benar, sehingga Ia dapat membawa kita kepada Allah- (1 Petrus 3:18). Kematian Yesus selamanya memenuhi setiap tuntutan kebenaran yang Allah miliki terhadap dosa kita (Roma 3:24-25; Ibrani 10:10-14; 1 Yohanes 2:2; 4:10), dan menjadi dasar untuk pengampunan dan pendamaian dengan Allah (Roma 5:1-2; 2 Korintus 5:21; Efesus 1:7; Kolose 1:13-14; 20-22). Bagi mereka yang percaya kepada Injil (1 Korintus 15:3-4), Allah dengan cuma-cuma menawarkan karunia hidup kekal dan memperhitungkan kebenaran-Nya (Yohanes 3:16; 10:28; Roma 5:17; Efesus 2:8-9; 2 Korintus 5:21; Flp. 3:9; 1 Petrus 3:18).
Natal adalah tentang pengharapan masa depan. Setelah penyaliban-Nya, Yesus dikuburkan dan dibangkitkan secara jasmani pada hari ketiga (Mat. 20:18-19; Kis. 10:39-41; 1 Kor. 15:3-4), tidak pernah mati lagi (Rm. 5:9), naik ke surga (Kis. 1:9-10), dengan janji kedatangan kembali secara jasmani untuk umat-Nya (Yoh. 14:1-3; Kis. 1:11; 1 Tes. 4:13-18; Tit. 2:13). Setelah kedatangan-Nya kembali, Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan akan memerintah dalam kebenaran (Wahyu 19:11-16; 20:1-6), dan setelah itu akan menciptakan -- langit dan bumi yang baru, tempat orang-orang benar akan tinggal- (2 Petrus 3:13; bdk. Wahyu 21:1).
Natal adalah tentang segala sesuatu yang ajaib di dalam Kristus, sejak lahir dan seterusnya, yang memberikan berkat dan pengharapan bagi mereka yang bersandar kepada-Nya. Semoga kita semua menemukan sukacita di dalam Juru Selamat yang telah mengasihi kita dan memberikan diri-Nya bagi kita. Amin.
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Thinking on Scripture |
Alamat artikel | : | https://thinkingonscripture.com/2014/12/13/the-meaning-of-christmas/ |
Judul asli artikel | : | The Meaning of Christmas |
Penulis artikel | : | Dr. Steven R. Cook |