5 Cara untuk Merespons Ketika Hal Tak Terduga Terjadi dalam Hidup Anda
Hal tak terduga dalam hidup tidak bisa dihindari. Kejutan yang tak terduga dapat meruntuhkan kita atau menjadi kesempatan untuk belajar. Hal tak terduga terjadi kepada Yusuf ketika Maria memberitahunya tentang kehamilannya yang -- mengejutkan-. Namun, kisah dalam Matius 1 memberi kita 5 wawasan tentang bagaimana cara merespons hal-hal tak terduga yang terjadi kepada kita.
Pertama, sedikit latar belakang. Matius 1 menceritakan bahwa Maria dan Yusuf telah bertunangan untuk menikah. Tidak seperti pertunangan pada zaman sekarang, pada zaman Perjanjian Baru ketika Anda bertunangan, Anda harus bercerai untuk mengakhiri pertunangan tersebut. Mereka berdua masih muda dan menantikan kehidupan yang panjang bersama, tetapi kemudian Maria memberikan sebuah kejutan besar. Tidak hanya hamil, Maria menjelaskan kehamilannya itu kepada Yusuf dengan sebuah cerita tentang bagaimana Roh Kudus membuat hal itu terjadi, dan itu menjadi sebuah pukulan ganda bagi Yusuf: calon istrinya telah hamil dan mengarang cerita yang tidak masuk akal bahwa kehamilannya bukan karena keterlibatan dengan seorang pria lain ... sungguh dua hal yang saling bertolak belakang!
Inilah yang dapat kita pelajari dari kisah Matius.
Ketika hal tak terduga terjadi dalam hidup Anda...
1. Jangan bertindak berdasarkan dorongan hati dengan melakukan apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Anda.
Dalam kasus Yusuf, mungkin hal pertama yang terlintas dalam pikirannya adalah protokol normal untuk merespons perzinaan pada masa itu, yaitu perceraian di depan umum. Akan tetapi, karena dia mencintai Maria, dia tidak ingin mempermalukannya di depan umum dan merusak kesempatannya untuk menikah dengan pria yang baik di masa depan. Dorongan hati tidak menentukan keputusan Yusuf. Sebaliknya, karakternyalah yang menentukan responsnya terhadap hal yang tak terduga tersebut.
Prinsip: Orang yang mengandalkan akal sehat dalam mengambil keputusan yang baik akan menolak respons yang ceroboh.
2. Gunakan karakter yang berpusat pada Kristus.
Ayat 19 melukiskan Yusuf sebagai orang yang benar. Itu berarti dia adalah orang yang baik, orang yang berbelas kasihan, orang yang berkarakter, orang yang setia kepada perintah Allah. Alih-alih bertindak berdasarkan dorongan hati, dia bertindak berdasarkan nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya. Dia memutuskan bahwa perceraian secara pribadi (seperti penyelesaian di luar pengadilan) akan menghindarkan Maria dari aib.
Prinsip: Keyakinan yang dibentuk oleh Kristus harus menentukan perilaku kita.
3. Hadapilah, jangan menyangkal rasa takut, khawatir, atau kemarahan Anda.
Sebelum Yusuf memutuskan pertunangannya dengan Maria, seorang malaikat menampakkan diri kepadanya dalam mimpi dan mengatakan kepadanya untuk tidak takut membawa Maria pulang sebagai istrinya (ayat 20). Kitab Injil mengatakan bahwa Allah berbicara kepada Yusuf sebanyak empat kali melalui malaikat. Allah tahu bahwa Yusuf merasa takut, karena itu Dia berbicara kepada Yusuf tentang hal itu. Ketika hal tak terduga menghantam kita, wajar jika kita merasa marah, takut, cemas, atau khawatir. Pusat respons untuk melawan, lari, atau diam di otak kita secara otomatis membangkitkan perasaan yang tidak dapat kita hindari. Namun, menyangkal atau memendam perasaan-perasaan itu justru membuatnya semakin kuat.
Prinsip: Kita tidak bisa menghindari perasaan, tapi bisa menentukan ekspresinya.
4. Berdirilah di atas dasar-dasar iman Anda.
Sampai saya mempelajari ayat ini secara mendalam, saya baru menyadari bahwa ayat ini menggambarkan beberapa dasar-dasar utama dari iman kita. Memusatkan perhatian kita pada doktrin-doktrin inti akan memberikan kita harapan dan keyakinan ketika sebuah hal tak terduga menghantam kita. Berikut adalah empat hal mendasar:
- Salah satu peran Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita adalah untuk menghibur dan memberi kita hikmat untuk menanggapi hal-hal yang tak terduga dengan bijaksana (ayat 20).
- Kelahiran dari anak dara dan inkarnasi mendorong kita untuk percaya bahwa iman kita didasarkan pada kebenaran supernatural yang mengubahkan hidup (ayat 23).
- Keselamatan dalam Kristus mengingatkan kita bahwa Yesus datang ke palungan untuk naik ke kayu salib dan menawarkan pengampunan dosa kepada kita (ay. 21).
- Penggenapan nubuat memberikan bukti bahwa Yesus adalah seperti yang telah dikatakan-Nya (ayat 22-23).
Prinsip: Kebenaran yang tidak dapat disangkal merupakan dasar dari kekristenan.
5. Taatilah bisikan-bisikan Allah.
Setelah mimpi itu, Yusuf taat kepada Allah dan mengambil Maria sebagai istrinya. Seperti halnya Allah bertindak dengan cara-cara yang tidak biasa untuk mewujudkan konsepsi Yesus di dalam rahim Maria, demikian juga terkadang kita harus taat dengan cara-cara yang tidak biasa. Yusuf tidak mengambil jalan yang umumnya diambil mereka yang menghadapi masalah ini, yaitu bercerai. Sebaliknya, dia melawan arus moralitas sosial saat itu untuk melakukan hal yang benar dengan menikahi Maria.
Prinsip: Ketaatan kepada Allah dapat membawa Anda ke wilayah yang belum dipetakan.
Pada Natal ini, jika kehidupan membuat Anda bingung, lihatlah Kisah ini. Anda akan menemukan dorongan, harapan, dan arah.
Apa yang akan Anda tambahkan pada daftar respons Anda terhadap hal tak terduga yang terjadi dalam hidup ini?
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Charles Stone |
Alamat artikel | : | https://charlesstone.com/5-ways-respond-life-throws-curve-ball/ |
Judul asli artikel | : | 5 Ways to Respond When Life Throws you a Curveball |
Penulis artikel | : | Charles Stone |