Mengapa Percaya kepada Tritunggal Membuat Natal Menjadi Mungkin

Mengapa Percaya kepada Tritunggal Membuat Natal Menjadi Mungkin

Meskipun kata Tritunggal tidak ditemukan dalam Kitab Suci, sangat penting bagi orang Kristen untuk mempercayainya, terutama pada saat Natal. Mengingkari Tritunggal akan menghilangkan alasan kita merayakan kelahiran Yesus, karena tanpa Tritunggal, tidak akan ada keselamatan bagi umat manusia.

Yesaya 43:11(AYT) menjelaskan, "Aku, Akulah TUHAN, dan selain Aku, tidak ada Juru Selamat."

Tragisnya, beberapa gereja Kristen menolak kepercayaan akan Tritunggal, yaitu Satu Ke-Allah-an dengan Tiga Pribadi yang terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Beberapa jemaat bahkan berusaha mengubah, mengganti nama, dan menetapkan kembali jenis kelamin pada Tritunggal, dengan menyebut Allah sebagai ibu, yang mengarah pada penyangkalan terhadap Allah sebagai Bapa Juru Selamat dunia.

Gambar: bersyukur

Lebih jauh lagi, umat Islam menolak doktrin Kristen tentang Tritunggal. Orang-orang Suci Zaman Akhir tidak percaya pada konsep tradisional Tritunggal, tetapi lebih percaya bahwa ada tiga allah yang berbeda yang bersatu untuk satu tujuan. Komunitas Yahudi menganggap doktrin Tritunggal sebagai ajaran sesat. Tidak diragukan lagi, ini adalah konsep yang sulit dipahami oleh banyak orang, dan mungkin sebagian besar dari kita tidak dapat memahaminya sepenuhnya, tetapi di situlah iman dan kepercayaan kita pada Firman Tuhan berperan.

Dalam Yohanes 14:11(AYT), Yesus mendorong, "Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri."

Jadi, apakah Tritunggal itu, dan mengapa mempercayainya membuat Natal menjadi mungkin?

Apakah Doktrin Tritunggal itu?

Pada tahun 325 M, perwakilan dari gereja mula-mula bertemu di Konsili Nicea untuk mempertahankan keilahian Yesus sebagai tanggapan atas Kontroversi Arian, yang pada saat itu diajarkan oleh bidaah Gereja, Arius. Dia mengajarkan apa yang masih diajarkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa sampai sekarang, bahwa Yesus adalah seorang malaikat yang diciptakan oleh Allah Bapa. Konsili mendefinisikan Tritunggal sebagai satu Allah yang dimanifestasikan dalam tiga pribadi, yang setara, konsubstansial, dan sama-sama kekal, yang berarti tiga pribadi yang dikenal sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus selalu, dan akan selalu, menjadi Allah (sama-sama kekal; ada dalam bentuk atau substansi yang berbeda dengan makhluk ciptaan apa pun, seperti malaikat atau manusia).

Sebagian dari Pengakuan Iman Nicea berbunyi, ?Kami percaya kepada satu Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, yang diperanakkan dari Bapa, satu-satunya yang diperanakkan, yaitu dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang sungguh-sungguh Allah, diperanakkan, bukan diciptakan, satu substansi dengan Bapa, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan baik di surga maupun di bumi; yang demi keselamatan kita, telah turun ke dunia, berinkarnasi, dan menjadi manusia, menderita, dan pada hari yang ketiga bangkit, naik ke sorga, dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang-orang yang hidup dan yang mati.?

Di manakah Konsep Tritunggal dalam Alkitab?

Jadi, jika kata Tritunggal sebenarnya tidak ada dalam Alkitab, di manakah kita dapat menemukan buktinya dalam Firman Allah mengenai ke-Allah-an, tiga dalam satu? Jawabannya dimulai dari bagian paling awal Alkitab.

Kejadian 1:26 (AYT)menjelaskan latar belakangnya. "Allah berfirman," Sekarang, mari Kita membuat manusia dalam rupa Kita, menurut keserupaan Kita. Biarlah mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara, atas ternak, atas seluruh bumi, dan atas segala yang melata yang merayap di bumi.? Kolose 1:19 (AYT) menjelaskan lebih lanjut, ?Allah berkenan agar seluruh kepenuhan-Nya tinggal dalam Dia.? Dalam Yohanes 10:30(AYT), Yesus berkata kepada kita dengan kata-kata-Nya sendiri, ?Aku dan Bapa adalah satu.?

Setelah mengatakan hal ini, orang-orang mulai melempari Yesus dengan batu, dan Yesus berkata kepada mereka,"Aku telah menunjukkan kepadamu banyak pekerjaan baik dari Bapa, pekerjaan manakah dari antaranya yang membuatmu hendak melempari Aku dengan batu?" (Yohanes 10:32, AYT)

"Bukan karena suatu pekerjaan baik kami hendak melempari Engkau dengan batu,' jawab mereka, melainkan karena hujat, dan karena Engkau, yang hanya seorang manusia, menjadikan diri-Mu Allah" (Yohanes 10:33, AYT).

Mengaku sebagai Allah adalah alasan mengapa Yesus ditangkap dan disalibkan. Dia didakwa melakukan penghujatan karena Dia tidak mau menyangkal keilahian-Nya. Selain itu, ada juga Roh Kudus, seperti yang dijelaskan dalam 2 Korintus 3:17(AYT). "Tuhan adalah Roh dan di tempat Roh Tuhan hadir, di sana ada kemerdekaan." Seperti yang Yesus jelaskan dalam Yohanes 14:26 (AYT), "Akan tetapi, Penolong itu, yaitu Roh Kudus, yang akan Bapa utus dalam nama-Ku, Dia akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu, dan akan mengingatkanmu pada semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Mengapa Tritunggal Penting bagi Kelahiran Yesus?

Sebagian besar dari kita mengetahui kisah Alkitab tentang bagaimana Hawa dicobai oleh ular dan memakan buah terlarang, lalu memberikannya kepada Adam untuk dimakan (Kejadian 3:6). Namun, Alkitab menganggap bahwa tindakan pertama yang berdosa adalah laki-laki, bukan perempuan.

Roma 5:12(AYT) menjelaskan, "Karena itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang dan maut melalui dosa, begitu juga maut menyebar kepada semua orang karena semua telah berdosa."

Manusia memikul tanggung jawab atas dosa asal, yaitu tindakan berdosa yang pertama melawan Allah. Dosa diteruskan kepada semua keturunannya melalui garis keturunannya. Tidak ada seorang pun yang dapat mati untuk kita karena semua manusia yang sepenuhnya manusia dilahirkan dalam dosa, kecuali Yesus karena Bapa-Nya tidak berdosa, Allah yang sempurna. Karena manusia mewariskan dosa melalui garis keturunannya, maka seorang manusia tidak dapat menjadi ayah dari Juru Selamat yang tidak berdosa.

Namun, Yesus dapat dilahirkan melalui Maria, seorang perawan, yang dikandung oleh Roh Kudus dan kuasa Yang Maha Tinggi.

Yesus adalah hadiah Natal yang sempurna dan tak berdosa dari Allah kepada kita, hadiah-Nya untuk menghapus dosa-dosa kita dan memberi kita hidup yang kekal

Bagaimana Tritunggal Menjelaskan Yesus Dilahirkan Tanpa Dosa?

Jadi, bagaimana mungkin Yesus dilahirkan tanpa dosa? Seperti yang dikatakan malaikat Gabriel kepada Maria dalam Lukas 1:31(AYT), "Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Anak laki-laki, dan engkau akan menamai-Nya Yesus."

Bagi Maria yang masih perawan, hal itu tampak mustahil karena ia tidak tahu bagaimana pembuahan tanpa seorang laki-laki dapat terjadi, ia bertanya, ??Lalu, Maria berkata kepada malaikat itu, "Bagaimana hal ini akan terjadi sedangkan aku belum bersuami?" (Lukas 1:34, AYT).

Namun, Allah memiliki rencana, dan Lukas 1:35(AYT) menjelaskan, "Malaikat itu menjawab dan, ?Roh Kudus akan datang atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungimu. Itulah sebabnya, Anak yang akan lahir itu adalah kudus dan akan disebut Anak Allah."

1 Yohanes 3:5 menjelaskan bagaimana hanya Juru Selamat yang tidak berdosa yang dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita."Kamu tahu bahwa Kristus dinyatakan untuk menghapus dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa." (AYT)

Apa yang Disingkapkan oleh Tritunggal tentang Allah?

1 Yohanes 4:8 menyatakan kepada kita bahwa Allah adalah kasih. Dan kasih adalah alasan mengapa Allah memberikan Yesus kepada kita.

"Karena Allah sangat mengasihi dunia ini, Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16,AYT).

Yesus adalah hadiah Natal yang sempurna dan tak berdosa dari Allah kepada kita, hadiah-Nya untuk menghapus dosa-dosa kita dan memberi kita hidup yang kekal. Allah mengutus Dia untuk menggenapi kehendak-Nya di bumi. Yesus berkata kepada kita, "Sebab, Aku turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku" (Yohanes 6:38, AYT).

Yesus menggenapi kehendak Allah di bumi. "Namun, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, ketika kita masih menjadi pendosa, Kristus mati bagi kita" (Roma 5:8, AYT).

Bagaimana Tritunggal Mendukung Yesus Menggenapi Kehendak Allah?

Filipi 2:6-11 menjelaskan bagaimana Yesus dengan rendah hati menggenapi kehendak Allah di bumi, bagaimana Dia memuliakan Dia, dan tempat-Nya di Surga dan di bumi.

"Yang, walaupun memiliki rupa Allah,

Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan.

Sebaliknya, Ia membuat diri-Nya tidak memiliki apa-apa

dan menghambakan diri sebagai budak

untuk menjadi sama dengan manusia.

Dalam keadaan-Nya sebagai manusia,

Ia merendahkan diri-Nya

dengan taat sampai mati,

bahkan mati di atas kayu salib.

Untuk alasan inilah, Allah sangat meninggikan Dia

dan menganugerahkan kepada-Nya nama di atas segala nama,

supaya dalam nama Yesus, setiap lutut bertelut --

baik yang ada di langit, yang ada di bumi, maupun yang ada di bawah bumi --

dan setiap lidah mengaku bahwa Kristus Yesus adalah Tuhan,

bagi kemuliaan Allah, Sang Bapa!

Mengapa Tritunggal Sangat Penting dalam Natal?

Percaya kepada Tritunggal membuat Natal menjadi mungkin, mendukung karunia Keselamatan dari Allah kepada dunia. Hal ini menjelaskan bagaimana Bapa yang penuh kasih surgawi mengutus Anak-Nya yang tunggal, sempurna, dan tidak berdosa untuk bersama kita; yang mati, dibangkitkan, dan naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16:19) agar kita dapat menerima karunia kehidupan kekal dan kehadiran Roh Kudus yang manis untuk hidup di dalam diri kita. Tritunggal memungkinkan Allah untuk menyertai kita. "Seorang perawan akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Mereka akan menyebut nama-Nya Imanuel, "(yang artinya: ?Allah beserta kita)" (Matius 1:23, AYT). (t/Yosefin)

Diambil dari:
Nama situs : Crosswalk.com
Alamat artikel : https://www.crosswalk.com/special-coverage/christmas-and-advent/why-believing-in-the-trinity-makes-christmas-possible.html#google_vignette
Judul asli artikel : Why Believing in the Trinity Makes Christmas Possible
Penulis artikel : Lynette Kittle
Tanggal akses : 19 Desember 2023