Doa Paulus untuk Orang-Orang Kristen di Tesalonika (1 Tesalonika 3:9-13)
Ini merupakan doa yang menyatakan bahwa Paulus dapat kembali ke Tesalonika untuk "menambahkan apa yang masih kurang pada iman" mereka (ayat 10).
Doa Paulus biasanya dimulai dengan ucapan syukur Allah atas mereka semua dan segala sukacitanya di hadapan Allah. Paulus bersukacita atas segala sesuatu yang telah dilakukan Allah di dalam mereka. Itu adalah pekerjaan Allah dan Paulus tidak mengambil kehormatan bagi dirinya sendiri. Suatu gagasan yang baik jika kita ingin menegur, maka mulailah dengan apa yang dapat kita puji.
Paulus berdoa siang dan malam bagi kesejahteraan rohani mereka dan supaya Allah memungkinkan dia mengunjungi kembali orang-orang Kristen di Tesalonika.
Paulus bukan hanya ingin sekadar mengunjungi mereka, tetapi ia menginginkan supaya ia dapat mengajar dalam kesempatan itu untuk menyempurnakan apa yang masih kurang pada iman mereka. Sungguh hal itu merupakan suatu tujuan yang agung! Doa Paulus merupakan suatu doa kerinduan hati supaya iman mereka tetap teguh menghadapi ujian dari Allah.
Paulus berdoa supaya Allah membuka jalan baginya untuk bertemu dengan mereka. Paulus berdoa kepada Allah Bapa kita dan kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Ada suatu persamaan di sini. Paulus mempersatukan kedua nama itu. Ia menekankan ketuhanan Yesus Kristus. Bukankah Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30)? Sesungguhnya, Allah adalah Bapa dari semua orang yang beriman dalam Yesus Kristus dan telah menerima Dia sebagai Juruselamatnya pribadi.
Paulus berdoa supaya orang-orang Kristen di Tesalonika bertambah- tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain. Sebagaimana kasih karunia Allah berkelimpahan di dalam diri mereka, begitu juga kasih mereka harus berkelimpahan satu sama lain. Kasih yang didoakan Paulus untuk mereka harus dapat mencapai semua orang, sekalipun itu untuk orang yang tidak menyenangkan.
Paulus berdoa supaya Allah menguatkan hati mereka supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah pada waktu kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus. Paulus ingin agar kekudusan mereka menjadi sempurna. Tak bercacat dan kudus mengandung arti dipisahkan bagi Allah, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Etika hidup yang tinggi semacam inilah yang dituntut dari orang Kristen. Penyerahan diri orang Kristen kepada Allah harus sempurna dan sepenuh hati.
Paulus berdoa supaya mereka tidak bercacat apabila Kristus datang sebagaimana dinyatakan dalam 1Tesalonika 4:13-17. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali merupakan dorongan yang kuat untuk kekudusan hidup (1Yohanes 3:3) dan untuk memenangkan jiwa. Apakah Anda berdoa, seperti Paulus, bagi mereka yang Anda bimbing kepada Kristus?
Diambil dari:
Judul buku | : | Doa-doa dalam Perjanjian Baru |
Judul artikel | : | Doa dalam Surat Paulus yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika |
Penulis | : | J. Wesley Brill |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1993 |
CD-SABDA | : | Topik 18177 |
Dipublikasikan di: e-JEMMi 49/2002