Bagaimana Yesus Bisa Menjadi Satu-satunya Jalan?
Yesus tidak meninggalkan ruang untuk kebingungan.
Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan dan pendamaian dengan Allah. Dalam (Yohanes 14:6 AYT) Dia berkata, "Akulah jalan, dan kebenaran, dan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Pada kesempatan lain Yesus berkata, "jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosa-dosamu" (Yohanes 8:24, AYT).
Para pengikut Yesus berpegang teguh bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan. Eksklusivitas itulah yang sering kali mendapat tentangan dari orang-orang yang belum percaya. Alasannya, "Ada banyak agama di dunia ini dan banyak orang yang baik dan bermaksud baik. Bagaimana mungkin Yesus menjadi satu-satunya jalan?"
Saya ingat pernah memberitahukan kebenaran ini dengan seorang wanita beberapa tahun yang lalu. Tumbuh sebagai putri seorang diplomat, ia telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia dan hidup dalam beberapa budaya. Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan, dia menjawab, "pernyataan seperti itu adalah keangkuhan dan kesombongan."
Mengapa para pengikut Yesus percaya bahwa Dia adalah satu-satunya jalan?
Yesus mengaku sebagai Allah.
Dalam Yohanes 10, Yesus terlibat dalam perdebatan sengit dengan para pemimpin agama pada zaman-Nya. Yesus baru saja menyembuhkan seorang pria yang buta sejak lahir, tetapi Dia melakukannya pada hari Sabat yang merupakan hari istirahat yang melarang orang untuk melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, para pemimpin agama ini lebih memerhatikan Yesus yang melanggar hukum Sabat daripada mukjizat luar biasa yang terjadi pada kesembuhan orang tersebut.
Dalam diskusi ini, Yesus mengatakan kata-kata ini: "Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku adalah pencuri dan perampok, tetapi domba-domba itu tidak mendengar mereka. Akulah pintu. Jika seseorang masuk melalui Aku, dia akan diselamatkan, dan akan keluar masuk, serta menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan; Aku datang supaya mereka memiliki hidup, dan memilikinya secara berlimpah," (Yohanes 10:7-10, AYT). Yesus membuat klaim bahwa Dia (dan hanya Dia) adalah pintu, jalan menuju Allah.
Yesus melanjutkan dengan berkata, "Akulah gembala yang baik," (Yohanes 10:11, AYT), "Aku memberikan hidup kekal kepada mereka, dan mereka tidak akan pernah binasa," (Yohanes 10:28, AYT), dan "Aku dan Bapa adalah satu," (Yohanes 10:30, AYT). Yesus berulang kali mengklaim diri-Nya sebagai satu dengan Bapa dan pemberi keselamatan dan kehidupan kekal yang eksklusif. Dan musuh-musuh-Nya memahami hal ini. Mereka segera mengambil batu untuk membunuh Yesus di tempat. Ketika Yesus bertanya mengapa mereka melakukan hal itu, mereka menjawab, "karena Engkau, yang hanya seorang manusia, menjadikan diri-Mu Allah" (Yohanes 10:33, AYT).
Ini bukan pertama kalinya Yesus mengklaim dirinya sebagai Mesias, Allah yang menjadi manusia, dan satu-satunya jalan keselamatan. Yesus mengaku hidup sebelum Abraham (Yohanes 8:58). Yesus mengklaim bahwa Dia ada bersama Bapa di masa lalu (Yohanes 17:5). Yesus mengaku sebagai Yang Awal dan Yang Akhir -- salah satu gelar bagi Allah (Wahyu 1:17). Yesus mengaku sebagai hakim atas semua orang (Matius 25:31). Yesus mengaku mengampuni dosa (Matius 9:2-7). Sementara itu, para pemimpin agama merencanakan untuk membunuh Yesus karena Dia bahkan menyebut Allah sebagai Bapa-Nya sendiri, menjadikan diri-Nya setara dengan Allah (Yohanes 5:18).
Mereka ingin Yesus mati karena Dia mengaku sebagai Allah. Namun, mungkin pernyataan-Nya yang paling mengejutkan terjadi pada saat pengadilan-Nya. Ketika Imam Besar bertanya kepada Yesus apakah Dia adalah Mesias, Anak yang Diberkati, Yesus menjawab, "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang dengan awan-awan di langit," (Markus 14:62, AYT). Dengan itu, mereka mendakwa Yesus dengan tuduhan penghujatan dan membawa-Nya ke kayu salib.
Biar saya perjelas ... Yesus tidak pernah mengklaim diri-Nya sebagai guru yang baik, pemimpin moral, atau guru spiritual. Yesus membuat klaim yang berani bahwa Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Itulah sebabnya mereka membunuh-Nya! Anda mungkin berkata, "Yah, ada banyak orang yang telah membuat klaim yang berani sebagai Allah di masa lalu. Itu tidak membuatnya benar!" Dan Anda mungkin benar. Jadi, adakah alasan bagi kita untuk percaya bahwa apa yang Yesus katakan adalah benar?
Yesus menggenapi nubuat kuno.
Pada tahun 1966, Barry Leventhal berada di puncak dunia. Sebagai kapten tim, ia memimpin tim sepak bola UCLA meraih gelar juara Rose Bowl untuk pertama kalinya. Dia memiliki semuanya -- popularitas, ketenaran, kesuksesan. Segera setelah kemenangan di Rose Bowl, salah satu teman dekatnya menjadi pengikut Yesus dan memperkenalkan Barry kepada Hal, direktur Campus Crusade di kampus UCLA. Hal berbicara kepada Barry tentang klaim Yesus sebagai Mesias. Dia bahkan menunjukkan kepada Barry nubuat-nubuat tentang Mesias yang akan datang yang digenapi oleh Yesus. Dalam salah satu diskusi tersebut, Barry menjadi marah! "Anda menulis ulang Alkitab untuk membuatnya terlihat seperti Yesus menggenapi nubuat-nubuat itu. Ini tidak mungkin benar!" Namun, beberapa hari kemudian, Barry membuka Alkitabnya dan membuka Yesaya 53. Dia mulai membaca tentang Mesias yang akan datang.
"Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, kesengsaraan kitalah yang dipikulnya. Namun, kita mengira bahwa dia terkena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Akan tetapi, dia tertikam karena pelanggaran-pelanggaran kita. Dia diremukkan karena kejahatan-kejahatan kita. Hukuman yang mendatangkan kesejahteraan bagi kita ditimpakan ke atasnya, dan oleh bilur-bilurnya kita disembuhkan. Kita semua seperti domba yang tersesat, setiap orang mengambil jalan mereka sendiri. Akan tetapi, TUHAN telah membebankan ke atasnya seluruh kejahatan kita." (Yesaya 53:4-6, AYT)
Tampaknya sangat jelas bahwa ayat-ayat ini berbicara tentang Yesus. Akan tetapi, apakah ayat-ayat ini telah diubah, agar terlihat seperti Yesus telah menggenapinya?
Pada tahun 1947, seorang anak laki-laki Arab yang sedang bermain di sekitar gua di sebelah barat Laut Mati menemukan penemuan yang tidak akan terlupakan seumur hidupnya -- "Gulungan Kitab Laut Mati". Di dalam penemuan itu terdapat satu salinan lengkap kitab Yesaya. Salinan ini berasal dari masa sebelum kehidupan Yesus. Sementara yang asli disimpan dengan aman di Israel, salinannya dipajang di sayap "Kuil Kitab" di Museum Israel di Yerusalem.
Tahukah Anda apa yang mereka temukan? Salinan Yesaya 53 itu berbunyi persis seperti yang ada di Alkitab Anda. Tujuh ratus tahun sebelum Yesus lahir, Yesaya menulis bahwa Mesias akan diurapi oleh Roh Kudus, digerakkan oleh keadilan, memiliki pelayanan internasional, dan menjadi guru yang penuh karunia. Datang dari keluarga yang sederhana, Dia akan berkecil hati dan ditolak, menderita, mati sebagai pengganti, dan kemudian hidup kembali. Kedengarannya sangat mirip dengan Yesus!
Namun, itu bukan satu-satunya nubuat yang menunjuk kepada Yesus. Nubuat-nubuat tentang Mesias mengatakan bahwa Dia akan berasal dari keturunan Yahudi (Kejadian 12:3), dari suku Yehuda (Kejadian 49:10), dari keluarga Daud (Yeremia 23:5-6), dilahirkan dari seorang anak dara (Yesaya 7:14), dan lahir di Betlehem (Mikha 5:2). Dia akan keluar dari Mesir (Hosea 11:1), tinggal di Nazaret (Yesaya 11:1), dan melayani di Galilea (Yesaya 9:1-2). Dia akan berbicara dalam perumpamaan (Mazmur 78:2-4), dipuji (Mazmur 8:2), dan disebut Raja (Mazmur 2:6). Dia akan dikhianati oleh seorang teman dan dijual dengan harga tiga puluh keping perak (Zakharia 11:12-13), tangan dan lambung-Nya akan ditikam (Mazmur 22:16), tidak ada tulang yang akan dipatahkan (Mazmur 22:17), dan Dia akan ditinggalkan oleh Allah (Mazmur 22:1).
Sepanjang hidup-Nya, Yesus menggenapi sekitar 353 nubuat kuno yang ditulis ratusan tahun sebelum kelahiran-Nya, yang mengidentifikasikan Dia sebagai Sang Mesias.
Yesus mati untuk dosa kita.
Yesus menggenapi nubuat dan mengaku sebagai Mesias karena satu alasan: agar Dia dapat menderita di kayu salib sebagai persembahan kurban, sekali untuk selamanya atas dosa Anda dan dosa saya. Selain Yesus, tidak ada satu pun manusia yang sempurna. Kita semua bersalah karena dosa. Tidak ada seorang pun yang tidak berdosa, (1 Yohanes 1:8; Roma 3:10-18).
Menurut hukum Allah, dosa kita harus dihukum. Tidak peduli seberapa keras Anda berusaha untuk menjadi orang baik, Anda tidak akan pernah cukup baik untuk menghapus dosa-dosa di masa lalu Anda -- sama halnya dengan usaha Anda untuk menjadi orang tua yang baik untuk dapat menghapus pelanggaran lalu-lintas. Kita berdosa! Kita bersalah! Dan hukumannya adalah kematian dan keterpisahan dengan Allah.
(Roma 6:23, AYT) mengatakan, "Sebab, upah dosa adalah maut ..." Yang kita butuhkan adalah pengampunan, tetapi pengampunan tidak mungkin terjadi kecuali seseorang membayar hukuman dosa.
(Ibrani 9:22, AYT) menyatakan, "Tanpa adanya penumpahan darah, tidak akan ada pengampunan." Di atas kayu salib, Yesus menanggung hukuman atas dosa Anda sehingga Anda dapat diampuni dan disucikan kembali.
(1 Petrus 3:18, AYT) mengatakan, "Karena Kristus juga telah menderita karena dosa-dosa, sekali untuk semua orang." Dia tidak pernah berdosa, tetapi Dia mati bagi orang-orang berdosa untuk membawa Anda pulang dengan selamat ke rumah Allah. Dia menderita kematian secara fisik, tetapi Dia dibangkitkan untuk hidup dalam Roh. Jika ada cara lain untuk mengampuni dosa-dosa kita, maka kematian Yesus tidak akan ada artinya. Dia akan menderita tanpa alasan, dan Dia akan berbohong dengan mengatakan kepada orang-orang bahwa Dia adalah satu-satunya jalan kembali kepada Allah.
Pertanyaan yang sebenarnya bukanlah, "Mengapa Yesus adalah satu-satunya jalan?" Pertanyaan yang sebenarnya adalah, "Mengapa ada jalan?" Hanya karena belas kasihan dan anugerah Allah, Dia telah menyediakan jalan bagi kita untuk menjadi benar dengan-Nya, dan tindakan belas kasihan itu hanya ada di dalam Yesus.
Yesus bangkit dari kematian.
Kebangkitan Yesus juga telah dinubuatkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Raja Daud menulis di bawah pimpinan Roh Kudus, "Sebab, Engkau takkan meninggalkan jiwaku di dunia orang mati; Engkau takkan membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan" (Mazmur 16:10, AYT).
Bahkan kitab Yesaya menubuatkan bahwa sang Mesias, Sang Kudus, akan dihidupkan kembali (Yesaya 53:10-12, 52:13-15).
Yesus juga mengatakan hal ini akan terjadi. "Karena inilah, Bapa mengasihi Aku, sebab Aku memberikan nyawa-Ku supaya Aku dapat mengambilnya kembali. Tidak seorang pun telah mengambilnya dari-Ku, melainkan Akulah yang memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku mempunyai hak untuk memberikan nyawa-Ku, dan Aku juga mempunyai hak untuk mengambilnya kembali," (Yohanes 10:17-18, AYT).
Fakta-fakta mengenai kebangkitan Yesus tidak dapat dibatalkan. Yesus mati di kayu salib. Mayat Yesus ditempatkan dalam sebuah kubur dan dijaga oleh prajurit romawi. Tiga hari kemudian, mayat Yesus tidak lagi ditemukan dalam kubur itu, sebaliknya sebanyak 500 orang pada suatu waktu memberikan kesaksian yang menguatkan bahwa mereka melihat Yesus hidup selama empat puluh hari. Fakta-fakta ini dituliskan dalam beberapa pengakuan iman yang paling kuno yang kita miliki yang berasal dari beberapa tahun setelah kematian Yesus (1 Korintus 15:3-7). Orang-orang Kristen mula-mula begitu berkomitmen terhadap kebenaran fakta-fakta ini sehingga mereka rela menyerahkan nyawa mereka daripada mengatakan bahwa itu tidak benar. Bagaimana Anda menjelaskan hal itu?
Yesus mengubah sejarah.
Yesus telah mengubah dunia untuk selamanya. Jutaan nyawa telah diubahkan oleh kuasa pesan Yesus. Peter Kreeft, profesor filsafat di Boston College, menulis: "Mengapa ribuan orang menderita penyiksaan dan kematian karena kebohongan ini jika mereka tahu bahwa itu adalah sebuah kebohongan? Kekuatan apa yang mengirim orang-orang Kristen ke gua singa dengan nyanyian pujian di bibir mereka? Kebohongan apa yang pernah mengubah dunia seperti itu?"
Jutaan orang telah diubahkan secara radikal oleh Yesus Kristus. Orang-orang ini telah bersedia untuk hidup bagi Yesus, menceritakan apa yang telah Yesus lakukan bagi mereka kepada orang lain, bahkan menderita dan mati demi nama-Nya. C.S. Lewis, seorang sarjana dari Oxford, menulis:
"Anda harus menentukan pilihan. Apakah orang ini adalah Anak Allah, orang gila, atau yang lebih buruk lagi. Anda dapat membungkam-Nya karena menganggap diri-Nya bodoh, Anda dapat meludahi-Nya dan membunuh-Nya, atau Anda dapat bersujud di kaki-Nya dan memanggil-Nya Tuhan dan Allah, tetapi janganlah Anda datang dengan omong kosong yang merendahkan bahwa Dia adalah seorang guru manusia yang hebat. Dia tidak membiarkan hal itu terbuka bagi kita. Dia tidak bermaksud demikian."
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Discipleship.org |
Alamat artikel | : | https://discipleship.org/blog/how-can-jesus-be-the-only-way/ |
Judul asli artikel | : | How Can Jesus Be the Only Way? |
Penulis artikel | : | Craig Etheredge |