Seorang Anak yang Layak Menjadi Raja

Banyak pembaca Alkitab baru yang telah membaca Injil Matius, bersemangat dan bertekad, yang kemudian justru mengabaikan tujuh belas ayat pertama. Kita memulai dengan mengharapkan cerita, mengharapkan drama, mengharapkan malaikat dan orang Majus dan bayi yang lahir di Betlehem. Apa yang kita temukan sebagai gantinya adalah ini:

Kitab silsilah Yesus Kristus, anak Daud ... (Matius 1:1)

Seandainya Matius berkonsultasi dengan kita sebagai editor, kita mungkin menyarankan dia memulai dari ayat 18: "Sekarang, kelahiran Kristus Yesus adalah seperti berikut." Ini adalah sebuah cerita.

Gambar: Kristus Raja

Namun, sebenarnya, kata-kata pembuka Matius menceritakan kisah yang jauh lebih baik daripada yang terlihat pada pandangan pertama. Sejak zaman Daud, umat Allah telah menantikan seorang anak Daud. Mereka telah menunggu garis keturunan raja Daud berlanjut, tidak terputus, sampai Yang Diurapi, Kristus, lahir di kota Daud. Mereka telah menunggu Allah untuk menepati janji-Nya pada masa lalu dan mengisi takhta mereka yang kosong. Dengan kata lain, mereka telah menunggu seorang Raja datang dan memerintah.

Dan, di sini, dalam buku silsilah Yesus Kristus, anak Daud, Matius berkata, "Jangan menunggu lagi."

Pewaris Daud

Sejak Kejadian 3:15, umat Allah telah mengharapkan seorang Anak yang akan menggulingkan kerajaan ular. Seiring waktu, harapan itu semakin jelas: dia akan datang bukan hanya dari Nuh, tetapi juga Sem; bukan hanya Sem, tetapi Abraham; bukan hanya Abraham, tetapi Yakub; bukan hanya Yakub, tetapi Yehuda; bukan hanya Yehuda, tetapi Daud.

Janji klimaks terdapat dalam 2 Samuel 7, di mana Allah membuat perjanjian dengan Daud:

Apabila umurmu sudah genap dan engkau berbaring bersama-sama dengan nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan benih sesudahmu yang akan keluar dari buah pinggangmu. Dan, Aku akan menegakkan kerajaannya. Dia akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan menegakkan kerajaannya sampai selama-lamanya. (2 Samuel 7:12-13, AYT)

Perhatikan dimensi agung dari janji ini: Ketika Daud mati, Allah akan membangkitkan anak Daud yang akan membangun sebuah rumah bagi nama Allah. Allah akan mendirikan kerajaan anak ini. Dan, kerajaannya tidak akan pernah berakhir.

Sepanjang sisa Perjanjian Lama, janji ini bersinar seperti bintang paling terang di langit. Setiap cahaya lainnya mungkin menjadi gelap. Setiap bintang lain mungkin jatuh. Namun, terang dari janji ini tidak akan pernah gagal.

Tunggul Isai

Pada awalnya, janji itu tampaknya terpenuhi dalam diri Salomo, anak Daud dan pembangun bait Allah -- sampai Salomo jatuh ke dalam dosa yang jauh lebih gelap daripada dosa ayahnya (1 Raja-Raja 11:1-8). Sesuatu yang lebih dari sekadar rumah fisik dibutuhkan, dan seseorang yang lebih besar daripada Salomo (Matius 12:42).

Generasi datang, dan generasi berlalu; Anak-anak Daud memerintah, dan anak-anak Daud mati. Banyak orang tampaknya untuk sementara waktu memikul pemerintah di atas bahu mereka (Yesaya 9:6): Yosafat, Azarya, Uzia, Hizkia, Yosia. Akan tetapi, mereka juga jatuh dari takhta mereka, dan setiap kejatuhan mengayunkan kapak lain ke pohon Daud yang bengkok. Pada saat Babel melakukan pembajakan terakhir, hanya tunggul yang tersisa (Yesaya 6:13; 11:1).

Saat orang-orang Yahudi menyaksikan Nebukadnezar menangkap ahli waris Daud (2 Raja-Raja 24:11-13), takhta masa lalu itu tampaknya ditinggalkan oleh Allah. Bintang itu tampak gelap seperti malam. Pemazmur Etan berbicara mewakili banyak orang:

Akan tetapi, Engkau telah membuang dan menolaknya;
Engkau penuh dengan murka terhadap orang yang Engkau urapi.
Engkau telah membatalkan perjanjian dengan hamba-Mu;
Engkau telah mencemarkan mahkotanya ke dalam tanah. (Mazmur 89:38-39, AYT)

Yang dengan sabar ditanggapi oleh Allah, melalui nabi demi nabi, "Aku tidak." Jauh lebih mudah bagi matahari untuk jatuh dari langit daripada garis keturunan Daud mati (Yeremia 33:19-22). Kota yang hancur akan dibangun kembali, celah-celahnya diperbaiki dan tembok-temboknya dikuatkan (Amos 9:11-12). Dan, pada waktunya, tunas akan muncul dari tunggul Isai, Tunas yang benar untuk bangkit dan memerintah (Yesaya 11:1).

Bahkan di pembuangan, silsilah Daud tetap tidak terputus. Dan, dari garis itu, Allah berkata, seorang anak akan lahir, seorang anak diberikan. Dia akan menjadi anak Daud -- dan lebih jauh lagi: "Namanya akan disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Mahakuasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:6).

Anak yang Lebih Agung dari Daud yang Agung

Di antara semua gelar mulia Tuhan kita yang mulia, Yesus ingin agar kita tetap mengingat-Nya sebagai Anak Daud.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Maka, kita dapat memahami mengapa Matius memulai Injilnya, kitab kabar baiknya, dengan silsilah keluarga yang berakhir pada satu Cabang yang benar (Yeremia 23:5-6). Di dalam Yesus, anak Daud telah datang -- dan ternyata, begitu pula Tuan dari Daud.

Yesus mengungkapkan keajaiban dalam percakapan yang terkenal dengan orang-orang Farisi. "Bagaimana pendapatmu tentang Kristus? Anak siapakah Dia?" Yesus bertanya. Mereka telah membaca 2 Samuel 7 dan Kitab Para Nabi; mereka tahu jawaban untuk yang satu ini. "Anak Daud," kata mereka. Sejauh ini bagus. Akan tetapi, kemudian Yesus beralih ke Mazmur 110:1:

Bagaimanakah Daud, dalam Roh, memanggil-Nya Tuan, dengan mengatakan, "Tuhan berfirman kepada Tuanku, 'Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Aku menempatkan musuh-musuh-Mu di bawah kaki-Mu'"? Jika Daud memanggil Kristus sebagai Tuan, bagaimana mungkin Ia adalah anak Daud? (Matius 22:42-45, AYT)

Dan, di sana , di jalan-jalan Yerusalem, keheningan jatuh di hadapan Allah yang Maha kuasa - anak dan Tuan Daud (Matius 22:46).

Kita selalu membutuhkan Anak Daud yang lebih besar daripada Daud. Seseorang yang akan diurapi bukan dengan minyak, tetapi dengan Roh Kudus (Yesaya 61:1; Lukas 3:21-22). Orang yang tidak akan membunuh Goliat, melainkan Maut (Roma 1:3-4). Seseorang yang akan memenangkan pengantin-Nya bukan dengan menumpahkan darah orang lain, tetapi dengan menumpahkan darah-Nya sendiri (Efesus 5:25-27). Orang yang akhir hidup-Nya bukanlah kubur melainkan takhta (Kisah Para Rasul 2:29-36).

Dan, Raja seperti itu kita miliki di dalam Kristus.

Datang dan Memerintah

Di antara semua gelar mulia Tuhan kita yang mulia, Yesus ingin agar kita tetap mengingat-Nya sebagai Anak Daud. Dengarkan kata-kata terakhirnya yang tercatat dalam Kitab Suci:

Akulah tunas dan keturunan Daud, Sang Bintang Timur yang benderang. ... Ya, Aku segera datang. (Wahyu 22:16, 20, AYT)

Ketika kita berkata, "Datanglah, Tuhan Yesus!" (Wahyu 22:20), kita tidak hanya meminta Juru Selamat, tetapi juga seorang Raja. Atau, untuk mengumpulkan beberapa harapan alkitabiah seputar anak Daud, kita katakan,

Datang dan berkuasalah "seperti terang pagi ketika matahari terbit, seperti pagi tidak berawan; yang membuat rumput muda berkilauan di tanah sesudah hujan" (2 Samuel 23:4, AYT).

Datang dan ambillah "pemerintahan dari laut ke laut, dan dari sungai hingga ke ujung-ujung bumi" (Mazmur 72:8, AYT).

Datang dan satukan kembali serigala dan domba, macam tutul dan anak kambing, dan biarkan anak-anak kecil bermain dengan aman di gunung-Mu yang kudus (Yesaya 11:6-9).

Datang dan sembuhkan kesesatan kami, kuasai pemberontak batin kami, dan sembuhkan hati kami yang sakit (Hosea 3:5; Yehezkiel 34:20-24).

Datang dan selubungi musuh-musuh-Mu dengan malu, dan kenakan mahkota-Mu yang bersinar (Mazmur 132:17-18).

Ya, Akar Isai, Anak Daud, datang dan memerintahlah. (t/Jing-Jing)

Audio: Seorang Anak yang Layak Menjadi Raja

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/a-son-worthy-to-be-king
Judul asli artikel : A Son Worthy to Be King
Penulis artikel : Scott Hubbard