Sang Penebus Terakhir
Erick Sudharma
"Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:
Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia"
Matius 2:1-2
"...Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia"
Matius 2:13
Tokoh Musa memang sangat istimewa bagi orang Yahudi. Dialah nabi terbesar mereka. Alkitab sendiri mencatat, "Tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, ... dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar ..." (Ul 34:10-12).
Begitu istimewanya tokoh ini, sampai ia dijadikan model penyelamat yang sejati. Para rabi meyakini, bahwa sepak terjang Mesias, "sang penebus terakhir", akan mirip dengan sepak terjang Musa, "sang penebus pertama". Keyakinan ini dinyatakan, salah satunya, dalam Kitab Midrasy Kohelet, atau Tafsiran Kitab Pengkhotbah versi para rabi. Bunyinya: "Sebagaimana sang penebus pertama menurunkan manna ... begitu juga sang penebus terakhir akan menyebabkan manna turun" (ps. 1:9).
Karena itu, jangan heran kalau Matius sang penulis Injil pertama - Injil yang dinilai paling "Yahudi" - melukiskan tokoh Yesus seperti Musa. Kisah para majus dan bintang yang menuntun mereka kepada Kanak-kanak Kristus menggemakan kisah tentang Musa dalam Bilangan 22-24. Dikisahkan di sana upaya Balak bin Zipor, raja Moab, untuk menghancurkan Musa dan bangsa Israel yang sedang melintasi daerah seberang Sungai Yordan, menuju Tanah Perjanjian.
Balak menitahkan utusannya untuk memanggil Bileam bin Peor "dari gunung-gunung sebelah timur" (Bil 23:7), supaya ia mengutuki Musa dan bangsa Israel. Bileam adalah seorang pelihat terkenal pada masa itu. Beberapa sarjana mengelompokkannya bersama mereka yang pada zaman Yesus disebut "orang-orang majus dari Timur", karena memang sebutan ini memiliki cakupan acuan yang cukup luas, termasuk mereka yang terlibat dalam seni meramal - astronom atau ahli perbintangan, peramal nasib, imam peramal, dukun, dsb.
Maka, atas desakan sang raja, datanglah Bileam dan dua orang bujangnya (Bil 22:22). Namun, bukannya mengutuki Musa dan Israel seperti yang diminta Balak, Bileam malahan memberkati mereka, karena Allah sendiri yang memerintahkan hal itu kepadanya. Kata Bileam kepada sang raja, "Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya" (Bil 23:20).
Bukan cuma itu. Bileam juga mengucapkan penglihatan yang diperolehnya dari Allah. Sebuah penglihatan yang indah, penuh kemenangan, tentang Israel di masa yang akan datang: "Air mengalir dari timbanya, dan benihnya mendapat air banyak-banyak. Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan" (Bil 24:7). Berdasarkan teks Perjanjian Lama versi Septuaginta (dalam bahasa Yunani), bagian ini berbunyi: "Akan datang seorang dari benih Israel, dan dia akan memerintah banyak bangsa...". Bileam melihat datangnya seorang raja dari Israel yang akan memerintah banyak bangsa! Seorang penguasa dunia!
Selanjutnya, Bileam bernubuat lebih lanjut tentang sang raja futuris itu: "Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel" (ay. 17). Bunyinya menurut teks Septuaginta: "... sebuah bintang akan terbit dari Yakub, dan seorang lelaki akan timbul dari Israel".
Pada Masa Kerajaan, umat yakin bahwa teks-teks di atas menunjuk kepada munculnya kerajaan Daud. Daud dipandang sebagai "bintang" yang dinubuatkan Bileam. Ialah yang menerima "tongkat kerajaan", otoritas dari Allah, untuk memimpin Kerajaan Kesatuan Yehuda dan Israel. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, setelah Masa Kerajaan, teks-teks itu dianggap mengacu juga kepada sang mesias rajani dari keturunan Daud. Teks-teks itu memainkan peranan yang sangat penting pada abad ke-2 M, ketika Rabi Aqiba menyebut seorang tokoh revolusioner bernama Simon ben Kosibah sebagai mesias. Tokoh ini lebih dikenal dengan nama "Bar Chochba". Berdasarkan etimologi populer, nama itu berarti "Putra Bintang".
Sekali lagi, dalam kisah para majus dan bintang penuntun kita mendengar gema dari kisah tentang Musa. Jika di sana muncul tokoh Balak yang ingin menghancurkan Musa "sang penebus pertama", di sini muncul tokoh Herodes yang mirip Balak, ingin membunuh Yesus "Sang Penebus terakhir". Jika di sana Balak menggunakan penenung dari Timur - Bileam dan kedua bujangnya - untuk merealisasi- kan maksudnya, di sini Herodes bermaksud memperalat para majus dari Timur untuk menggolkan rencananya. Jika di sana Bileam melihat terbitnya bintang Daud, di sini para majus melihat bintang Sang Raja Orang Yahudi yang baru dilahirkan. Jika di sana Bileam datang untuk memberkati Musa dan Israel, di sini para majus datang untuk menyembah Yesus, mempersembahkan kepada-Nya emas, kemenyan, dan mur!
Sebagai seorang pelihat dari Timur, Bileam berkata, Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat." Dia berkata demikian karena memang bintang itu belum terbit pada saat itu. Ia baru terbit pada masa Daud. Demikian juga para majus berkata bahwa mereka telah melihat bintang Sang Raja Orang Yahudi pada saat ia terbit, tetapi kerajaan itu sendiri belum kelihatan, sampai akhirnva Sang Raja sendiri berkata kepada para hamba-Nya:
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:18-20).
Dengan melukiskan Yesus seperti Musa, Injil Matius menegaskan bahwa Dialah "Sang Penebus Terakhir", The Last Redeemer, Sang Mesias yang dinanti-nantikan umat-Nya. Bahkan, jauh lebih agung ketimbang Musa, Yesuslah Sang Raja sejati yang akan memerintah banyak bangsa! Percayakah Saudara?
Sumber diambil dari:
Judul artikel | : | Sang Penebus Terakhir |
Judul buku | : | Harta Karun Natal |
Penulis | : | Erick Sudharma dkk |
Penerbit | : | Penerbit Mitra Pustaka & Literatur Perkantas Jawa Barat |
Halaman | : | 39-44 |