Raja yang Besar dan Raja yang Kecil

CERITA

Pada suatu hari, di negeri Palestina yang kecil, dua orang raja hidup pada waktu yang bersamaan dan di tempat yang bersamaan. Salah seorang dari kedua raja itu umurnya kurang lebih tujuh puluh tahun; sementara raja yang lain masih bayi. Raja yang besar adalah raja yang jahat; raja yang kecil masih murni. Raja yang besar kaya dan berkuasa; raja yang kecil hidup dalam kemiskinan. Raja yang besar tinggal di dalam sebuah istana yang mewah, raja yang kecil tinggal di dalam kandang binatang. Ibu raja yang kecil adalah seorang perempuan desa, ayah angkatnya adalah seorang tukang kayu.

Nama raja yang besar adalah Herodes. Ia disebut "agung". Ia adalah "raja boneka". Artinya, pada masa itu dalam sejarah bangsa Yahudi, Palestina berada di bawah kekuasaan kaisar Romawi. Roma telah mengalahkan Palestina di dalam peperangan dan Roma telah menempatkan seorang raja setempat di Galilea untuk dijadikan wakilnya di tempat itu. Herodes menjadi gubernur Galilea pada tahun 40 s.M. dan pada tahun yang sama Senat Romawi menyatakan dia sebagai "Raja Yudea".

Ia adalah seorang ahli bangunan. Ia menjadi terkenal karena ia membangun Bait Allah yang besar di Yerusalem. Salah satu dindingnya, yaitu yang disebut Dinding Ratapan, masih tetap ada, dan terkenal karena batu-batunya yang besar, yang sekaligus menjadi monumen atau ciri Raja Herodes.

Tetapi Herodes mempunyai masalah. Meskipun ia disebut "Raja Yudea", ia tidak dapat menjadi raja bangsa Yahudi yang sesungguhnya. Ia bukan berasal dari suku Yehuda. Ia bukan dari keturunan Daud. Bahkan ia bukan orang Yahudi.

Pada suatu hari Herodes menerima kunjungan tamu-tamu luar biasa. Mereka adalah orang-orang dari negeri timur. Tradisi menyebut mereka sebagai tiga orang raja, tetapi mereka sebenarnya adalah orang-orang majus atau para astrolog, mungkin mereka dari Persia. Para orang majus ini datang kepada Herodes, karena mereka sedang mengikuti sebuah bintang, yang menuntun mereka ke Palestina. Mereka bertanya kepada Herodes, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Herodes sangat risau oleh karena pertanyaan itu. Ia tidak ingin melihat ada seorang raja lain di daerah atau wilayahnya, apalagi seorang raja sejati yang diurapi oleh Allah. Ia mencoba untuk memperdayakan orang-orang majus itu. Ia kemudian mengadakan pertemuan dengan mereka secara diam-diam dan meminta agar mereka mencari raja yang baru lahir itu. Ia berdusta kepada orang-orang majus itu. Ia pura-pura ingin mengetahui di mana bayi yang baru lahir itu agar ia dapat sujud menyembah-Nya. Apa yang sebenarnya diinginkannya ialah membunuh raja yang masih kecil itu.

Orang-orang majus itu meninggalkan Raja Herodes dan mengikuti bintang itu ke Betlehem, sampai akhirnya merekapun menemukan bayi raja itu. Mereka sujud dan menyembah Dia. Mereka memberikan persembahan kepada-Nya. Persembahan ini tidak sebagaimana lazimnya. Persembahan-persembahan ini adalah jenis-jenis yang dalam Perjanjian Lama diperuntukkan bagi bayi raja-raja. Persembahan itu terdiri dari emas, kemenyan, dan mur.

Ketika Herodes menyadari bahwa orang-orang majus itu telah menipunya, ia menjadi marah. Ia menyuruh agar semua bayi laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah di daerah Betlehem dan sekitarnya dibunuh.

Tetapi Allah memperingatkan ayah angkat bayi raja itu, dan bersama dengan istri dan bayinya mereka melarikan diri ke Mesir. Tidak lama kemudian Raja Herodes meninggal, maka bayi raja itu bersama kedua orang tua-Nya kembali ke Palestina.

Raja yang besar itu telah meninggal dan sekarang ia hanya dikenang sebagai seorang raja kecil. Raja kecil itu tumbuh menjadi besar dan disebut Yesus yang Maha Besar. Ia sekarang menjadi Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan.

Cerita yang sederhana ini merupakan catatan yang menyedihkan dari hari Natal yang pertama. Peristiwa ini merupakan catatan mengenai seorang raja yang tidak mengenali Rajanya. Di dunia ini dan di dalam sejarah, ada banyak raja, ratu, pangeran dan putri raja. Masing- masing mereka memerintah dengan kekuasaan yang sangat terbatas. Namun setiap orang yang pernah memakai mahkota itu berada di bawah kekuasaan dan otoritas Raja yang Maha Agung ini. Hari Natal menandai hari kelahiran dari seorang Maha Raja, yaitu kelahiran dari Raja yang Mahabesar, Raja di atas segala Raja, yang memerintah untuk selama-lamanya.

PERTANYAAN DAN RENUNGAN

Mengapa Raja Herodes begitu takut terhadap bayi Yesus?

Apa yang menyebabkan cerita bagaimana Herodes "tidak mengenali Rajanya" itu menjadi begitu tragis? Bagaimana cerita itu pun masih tetap tragis pada zaman sekarang ini?

Bagaimana caranya kita dapat disebut sedang berusaha untuk menghilangkan kuasa Kristus dari dalam kehidupan kita sekarang ini?

AKTIVITAS YANG DIPERLUKAN

Kantong-kantong kertas untuk dijadikan boneka (paling sedikit tiga buah: Raja Herodes, satu orang majus dan Imam Besar). Krayon, kayu atau pensil untuk menegakkan boneka-boneka. Surat kabar bekas untuk mengisi boneka-boneka. Pita berperekat untuk menempelkan boneka-boneka itu pada gagangnya.

atau ....

Gunakan hanya krayon dan kantong kertasnya saja -- gerakkan bonekanya dengan jari-jari tangan Anda, dan pakailah lipatan- lipatan pada kantong kertas itu sebagai mulut boneka.

Jelaskan kepada anak-anak bahwa mereka akan membuat boneka-boneka berdasarkan bacaan Kitab Suci hari ini (Matius 2:1-12). Jika perlu, baca kembali ayat-ayatnya dan tolonglah anak-anak untuk memilih tokoh mana yang akan mereka buat bonekanya.

Pementasannya dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara:

Mintalah beberapa dari anak-anak untuk menulis naskah dan membacakannya sementara pembuat bonekanya menggerak-gerakkan boneka yang dibuatnya dengan gerakan yang sesuai.

atau ....

Mintalah agar setiap orang berperan seperti tokoh boneka yang dibuatnya, biarlah mereka bercakap-cakap sesuai dengan jalan ceritanya itu.

Diskusikan perbedaan antara hati yang berpengharapan dan hati yang iri.

Sumber:
Judul Artikel: Raja yang Besar dan Raja yang Kecil
Judul Buku: Kristus di dalam Natal
Pengarang: James C. Dobson, Charles R. Swindoll, James Montgomery Boice, R.C. Sproul
Halaman: 54 - 57
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989