Kerendahan Hati Masa Natal

Yesus adalah alasan untuk berhenti berkonsentrasi pada diri kita sendiri.
Tim Keller | 22 Desember 2008

Kebaktian Natal yang tak terhitung banyaknya menunjuk keadaan yang sederhana dari kelahiran Yesus di antara para gembala, dalam kandang yang sederhana, dengan palun makanan sebagai keranjang bayi. Ketika Yesus sendiri mencoba meringkas mengapa orang harus mengambil kuk untuk mengikuti Dia, alasannya adalah karena Dia lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29). Namun, jarang, kita menyelidiki implikasi penuh tentang bagaimana kerendahan hati Yesus yang radikal membentuk cara kita menjalani kehidupan kita setiap hari.

Kerendahan hati sangat penting bagi orang Kristen. Kita hanya dapat menerima Kristus melalui kelemahlembutan dan kerendahan hati (Mat. 5: 3, 5; 18: 3-4). Yesus merendahkan diri dan ditinggikan oleh Allah (Flp. 2: 8-9); oleh karena itu sukacita dan kekuatan melalui kerendahan hati adalah kehidupan Kristen yang sangat dinamis (Lukas 14:11; 18:14; 1 Pet. 5: 5).

Ajarannya tampak sederhana dan jelas. Masalahnya adalah bahwa dibutuhkan kerendahan hati yang besar untuk memahami kerendahan hati, dan bahkan lebih sering lagi untuk menolak rasa bangga yang muncul begitu alami bahkan ketika berdiskusi tentang subjek.

Kita berada di tempat yang licin karena kerendahan hati tidak dapat dicapai secara langsung. Begitu kita menyadari racun kebanggaan, kita mulai memperhatikan keadaan di sekitar kita. Kita mendengarnya dengan suara yang sarkastik dan beringas di kolom surat kabar dan weblog. Kita melihatnya pada pemimpin masyarakat, budaya, dan bisnis yang tidak pernah mengakui kelemahan atau kegagalan. Kita melihatnya padqa tetangga kita dan beberapa teman dengan rasa cemburu, mengasihani diri sendiri, dan membanggakan diri.

Jadi, kita bersumpah untuk tidak berbicara atau bertindak seperti itu. Jika kita kemudian memperhatikan "suatu perubahan pikiran yang rendah hati" dalam diri kita, kita segera menjadi sombong yang merupakan kebanggaan dalam kerendahan hati kita. Jika kita mendapati diri kita melakukannya, kita akan sangat terkesan dengan betapa bernuansa dan halusnya kita. Kerendahan hati sangatlah pemalu. Jika Anda mulai membicarakannya, dia pergi. Bahkan untuk bertanya, "Apakah saya rendah hati?" adalah tidak sesuai. Pelajarilah ....

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Christianity Today
URL: http://www.christianitytoday.com/ct/2008/december/20.51.html
Judul artikel: The Advent of Humility
Penulis artikel: Tim Keller
Tanggal akses: 4 Januari 2018