Natal di Bawah Matahari

Terlepas dari jingle Paul McCartney yang bergema di department store kita pada masa ini, banyak dari kita tidak akan "mengalami waktu Natal yang indah". Sebagian besar kegembiraan Natal kita akan dipenuhi, dan dibuat untuk bernyanyi, beriringan dengan dukacita.

Saya menderita kanker sejak 2018. Saya menerima diagnosis kanker stadium 4 saya pada Desember 2020 -- tepat untuk Natal dimasukkan ke dalam semua kebengkokan tahun itu. Pukulan ini datang hanya sebulan sebelum anak ketiga kami, Jane Ridley Wright, lahir. Kami segera mengetahui bahwa "bayi Jane" kami telah lahir dengan mutasi gen yang regresif dan langka.

Gambar: gambar

Saya bersaksi bahwa harapan dan sukacita Natal tidak mudah tergenggam di tengah kerasnya kehidupan di bawah terik matahari. Mencoba menyatukan semuanya adalah tugas yang melelahkan: kelahiran dan kecacatan, sakral dan profan, transfigurasi dan tragedi, kanker dan Natal. Namun, seperti yang diamati Leo Tolstoy, "Semua keindahan hidup terdiri dari cahaya dan bayangan." Samwise Gamgee (salah satu karakter Hobbit dalam kisah The Lord of The Rings -- Red.) sepakat: "Seperti dalam cerita-cerita hebat, Tuan Frodo, orang-orang yang benar-benar penting dipenuhi oleh kegelapan dan bahaya."

Mungkin Anda tidak bergulat dengan diagnosis kanker atau anak yang menderita; atau mungkin Anda mengalaminya. Namun, kita semua pada suatu hari akan bertemu sesuatu yang begitu aneh di dunia kita sehingga kita bertanya, Adakah yang penting dari sana? Kita akan tergoda oleh nihilisme karena terkadang membangun narasi yang indah untuk meluruskan yang bengkok lebih sulit daripada membiarkannya terbakar habis.

Bagaimana kita bisa menjadi lebih baik saat menahan ketegangan antara yang terang dan gelap pada masa yang "indah" ini? Apa hubungan antara Natal dengan kebengkokan/keburukan?

Semuanya Adalah Kesia-siaan

Pengkhotbah memulai dengan kesimpulan ini:

Kesia-siaan atas segala kesia-siaan, kata Pengkhotbah,

Kesia-siaan atas segala kesia-siaan! Semuanya adalah kesia-siaan.

Apa untungnya semua kerja keras manusia,

yang diusahakannya di bawah matahari?

Satu generasi pergi, dan generasi lain datang,

tetapi bumi tetap selama-lamanya. (Pkh. 1:2-4, AYT)

Ungkapan Pengkhotbah yang sering diulangi "di bawah matahari" membangkitkan pandangan yang terbatas dan tidak menguntungkan; secara paradoks sulit untuk melihat di bawah matahari. Anggap saja sebagai "bingkai imanen" Charles Taylor -- sebuah sistem tertutup dengan ketiadaan yang transenden untuk mengarahkan kita. Kita mencari orientasi dalam berbagai hal yang selanjutnya dijelajahi oleh Pengkhotbah: kekayaan, kesenangan, kebodohan, warisan, identitas, popularitas, pengaruh, moralitas, kejahatan, dan banyak lagi. Beberapa di antaranya memiliki potensi untuk menjadi baik, tetapi semuanya layu di bawah matahari.

Sementara itu, "satu generasi pergi, dan generasi lain datang." Semua orang mati. Kita bekerja keras untuk mencari "keuntungan", tetapi untuk tujuan apa? Semuanya adalah kematian yang sia-sia. Tidak ada manfaatnya. George Orwell meringkas perasaan Pengkhotbah: "Kadang-kadang, saya pikir kita semua adalah mayat. Hanya akan segera membusuk." Sentimen yang sungguh menggembirakan untuk Natal Anda! Jadilah riang dan senang, Anda akan segera membusuk!

Pengkhotbah melayani kita sebagai nabi atas kekurangan. Dia memberi tahu kita bahwa dunia gurun ini menampilkan dirinya seperti fatamorgana, diisi dengan keagungan keuntungan yang menggoda. Namun, itu hanyalah ilusi optik; (sesungguhnya) dunia ini telanjang, tandus, dan kosong.

Namun, Pengkhotbah tidak membuat kita untuk tunduk pada visi suram tentang kehidupan "di bawah matahari" demi keputusasaan. Sebaliknya, dia berharap dapat memicu dalam diri kita kerinduan akan keuntungan yang benar-benar tidak dapat binasa, akan Seseorang yang berada di luar kerangka imanen, pribadi Transenden sejati yang menawarkan orientasi dan tujuan nyata.

Bel dan Buah Beri

Sekeras-kerasnya nada dering di telinga semua orang yang mengalami penderitaan dan disonansinya dengan harapan Natal, tetap ada Lonceng terang yang menyenangkan umat Allah. Di luar kebisingan zaman sekuler kita, kita dapat mendengar bisikan samar dari orang-orang yang tinggal dalam kegelapan, tetapi yang sekarang telah melihat terang yang besar (Yes. 9:2).

Hanya setelah datang untuk melihat kegelapan, terang Natal benar-benar bersinar. Hanya dalam disonansi yang memekakkan telinga, lonceng Natal yang samar, memesona, dan bergema benar-benar dapat didengar. Kehidupan sejati paling baik disimpan dalam bayang-bayang kematian.

Gambaran suram Pengkhotbah tentang kehidupan memberi kita gambaran foto negatif tentang apa yang kita rindukan dan benar-benar kita inginkan, apa yang dituntut oleh Natal terhadap kita. Kegelapan, pada satu sisi, menghidupkan cahaya. Bayangan membuktikan keberadaan sinar matahari. Kelaparan menyiratkan adanya perjamuan yang sangat memuaskan. Seperti yang ditulis Marilynne Robinson dalam Housekeeping,

"Mendambakan dan memiliki adalah seperti benda dan bayangannya. Sebab, kapan buah beri pecah di lidah semanis ketika seseorang ingin mencicipinya, dan kapan rasanya dibiaskan menjadi begitu banyak warna dan cita rasa akan kematangan dan tanah, dan kapan indera kita mengetahui sesuatu begitu rupa seperti halnya saat kita kekurangan akan hal itu?"

Lonceng apa yang ingin didengar telinga kita? Buah beri apa yang akan pecah di lidah dan akhirnya memuaskan? Itu adalah Logos (Firman) yang menjadi manusia -- Sang Transenden sejati. Logos yang menjelma ini bukanlah "itu", tetapi "Dia" pribadi, yang lahir di palungan. Sebagaimana Yohanes menyatakan kemuliaan Natal, Yesus adalah pribadi yang menjelma dan tinggal di antara kita (Yohanes 1:14). Dalam cahaya-Nya, kita akhirnya melihat; dalam hidup-Nya, kita akhirnya bebas dari kematian.

Dengarkan Lonceng

Kegelapan dan kematian menemui Henry Wadsworth Longfellow, penulis klasik I Heard the Bells of Christmas Day. Istrinya tewas ketika gaunnya terbakar, dan putranya lari dari rumah hanya untuk terluka parah dalam Perang Saudara. Demikianlah puisi Longfellow:

Dalam keputusasaan, aku menundukkan kepalaku;

"Tidak ada kedamaian di bumi," kataku;

"Karena kebencian itu kuat,

Dan, lagunya mengolok-olok

Damai di bumi, di antara orang-orang yang berkenan!"

Lalu, datanglah terobosan Longfellow ke dalam harapan Natal:

Kemudian, bunyikan lonceng lebih keras dan dalam:

"Allah tidak mati, Dia juga tidak tidur;

Yang Salah akan gagal, Yang Benar menang,

Dengan kedamaian di bumi, di antara orang-orang yang berkenan kepada-Nya."

Francis Bacon mengamati, "Sedikit filsafat mencondongkan pikiran manusia ke ateisme, tetapi kedalaman filsafat membawa pikiran manusia pada agama." Tentang ini, kita dapat menambahkan: Sedikit penderitaan mencondongkan pikiran manusia pada keputusasaan, tetapi kedalaman penderitaan membawa pikiran manusia ke palungan. Bagi Longfellow, bukan kegembiraan yang membuat buah beri menjadi lebih manis; itu adalah rasa sakit. Rasa sakit memberikan baginya kegembiraan yang lebih dalam daripada yang bisa didapatkan dari keberadaan istri atau anak atau kehilangan akan mereka yang pernah dirasakannya. Dia menemukan keuntungan yang tidak dapat binasa di dalam Kristus dan dengan demikian bertemu dengan keindahan di tengah bayang-bayang.

Saya gemetar menghadapi kesulitan yang harus ditanggung oleh keluarga saya dan saya, dan cahaya serta lagu Natal benar memudar dalam tragedi ini. Akan tetapi, bagi sesama saya yang berduka: Berjaga-jagalah pada Natal ini. Meskipun hal-hal yang salah seringkali tampak begitu kuat, bel masih berbunyi bagi mereka yang memiliki telinga untuk mendengar. "Jadi, Saudara-saudaraku seiman yang kekasih, berdirilah kuat, jangan goyah, melimpahlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab, kamu tahu bahwa jerih lelahmu tidak sia-sia di dalam Tuhan." (1 Kor. 15:58, AYT). Dan, begitu pula dengan kesulitan yang Anda alami.

Bayi saya yang cantik, Jane, diberikan nama tengah Ridley, yang diambil dari salah satu penyair favorit saya, Frances Ridley Havergal. Saya akan meninggalkan Anda dengan baris-baris dari puisinya, Kekecewaan:

Kita meratapi lampu yang meredup,

Yang berkilauan pada pihak kita;

Cahaya bintang yang mulia bersinar

Telah terbukti menjadi panduan yang lebih baik.

Perselisihan yang melibatkan

Beberapa perubahan awal kunci,

Tangan Sang Guru memutuskan

Dalam harmoni terkaya.

Jangan tertekuk di bawah tekanan untuk "hanya menikmati waktu Natal yang indah". Sebaliknya, rayakanlah Natal yang sangat meriah dan rumit, dengan mengetahui sekarang bahwa ada alasan untuk musim ini, karena "Terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat menguasai-Nya." (Yohanes 1:5, AYT).

(t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://www.thegospelcoalition.org/article/christmas-under-sun/
Judul assli artikel : Christmas Under the Sun
Penulis artikel : Trevor Wright