Musim yang Sangat Sentimental: Merayakan Natal dari Hati

Pada waktu di tahun ini, umat Kristiani merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Ini adalah waktu penuh sukacita dan ucapan syukur; serta waktu bersama keluarga dan teman-teman. Tentu saja, ini adalah momen yang dipenuhi dengan penyembahan saat kita mengingat kebenaran Injil yang agung: "Firman itu telah menjadi daging, dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran" [Yohanes 1:14, AYT].

Gambar: gambar

Namun, satu hal yang sering kali tidak disadari oleh umat Kristiani pada saat ini adalah manisnya Natal. Manisnya musim ini dapat dengan mudah berkurang oleh godaan kesibukan dan materialisme-komersialisasi Natal yang mensekulerkan kisah kelahiran Kristus. Sebagai bagian dari budaya kita, umat Kristiani harus menyadari betapa mudahnya kita membuang rasa manisnya Natal dan membiarkan kemuliaan musim ini dikalahkan oleh dunia sekuler.

Memang, pada saat ini, ada sentimentalitas yang bersaing memperebutkan perhatian kita. Ada sentimentalitas Natal yang sekuler–untuk memiliki kebahagiaan dalam hal-hal material yang terkait dengan waktu-waktu ini, bisa itu hadiah, makanan, atau musik yang hanya kita dengar pada bulan Desember. Namun, ada jenis sentimentalitas yang lain, yaitu sentimentalitas iman Kristen dan Injil Kristen. Ada sentimentalitas yang sangat penting bagi pemahaman kita akan kasih Allah bagi kita. Ada sentimentalitas yang diperlukan untuk Natal.

Sang Alfa dan Omega, yang Awal dan yang Akhir, Dia yang sama kemarin, hari ini, dan selamanya adalah bayi mungil yang digendong ibu-Nya


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Martin Luther adalah salah satu tokoh dalam sejarah gereja yang sangat memahami kemuliaan dan manisnya Natal. Bahkan, ia memahami sentimentalitas sebagai sesuatu yang diperlukan, karena hal itu terungkap dalam kisah-kisah kelahiran yang terdapat dalam Matius dan Lukas. Ada kelemahlembutan dan rasa manis di antara Maria dan Yusuf. Ada rasa manis di hati Maria ketika ia merespons malaikat Gabriel dengan ketundukan dan ketaatan. Ada keindahan dalam sifat rendah hati dari kelahiran Yesus–pribadi kedua dari Trinitas, Anak Allah. Logos yang kekal terbaring dibungkus dalam palungan.

Luther ingin orang-orang Kristen melihat narasi yang manis tentang kasih Allah yang tak ternilai ini. Ia yang telah berfirman menjadikan dunia ada, menjadi bayi di palungan Betlehem. Ia merendahkan diri dalam kerendahan hati yang tak terbayangkan untuk menjadi anak Maria. Ia tidak datang ke dunia dengan kemegahan yang diberikan kepada pangeran dan putri duniawi. Sang Alfa dan Omega, yang Awal dan yang Akhir, Dia yang sama kemarin, hari ini, dan selamanya adalah bayi mungil yang digendong ibu-Nya. Dia adalah Juru Selamat dunia, Tuhan Yesus Kristus. Dia telah datang untuk menyelamatkan kita dari dosa kita.

Untuk menangkap rasa manis ini, Martin Luther menulis sebuah lagu untuk anak-anaknya pada hari Natal. Lagu tersebut diakhiri dengan kata-kata ini:

Raja ini hanyalah seorang anak kecil,

Ibu-Nya diberkati, Maria yang lemah lembut.

Tempat lahir-Nya hanyalah sebuah kandang,

namun Ia membawa sukacita dan damai sejahtera bagi semua.

Sekarang, marilah kita semua bersorak-sorai,

Mengikuti para gembala dan mendekat,

untuk menemukan karunia yang menakjubkan ini dari Surga

Kristus yang diberkati, yang telah Allah berikan.

Kepada Anda semua, Selamat Natal. Semoga Anda merayakan Natal dengan segala keajaibannya, dengan segala kemuliaannya, dengan segala keagungannya-ya, dan dengan segala kemanisannya. Semoga Anda dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan Kristus dan semoga Anda memberitakan bahwa Kristus benar-benar telah datang. Ceritakanlah keutuhan kisah Kristus pada musim ini. Ajarkanlah kepada anak-anak dan cucu-cucu Anda. Nyanyikanlah lagu-lagu Natal dan pujikanlah itu dengan penuh semangat.

Rayakanlah sentimen Natal yang sesungguhnya. Jangan lewatkan kemuliaan, manisnya, hari Natal.

Albert Mohler, Jr.

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Albert Mohler
Alamat situs : https://albertmohler.com/2020/12/23/christmas-2020
Judul asli artikel : A Properly Sentimental Season: Celebrating Christmas from the Heart
Penulis artikel : R. Albert Mohler
Tanggal akses : 21 November 2023