Anda Bisa Diampuni

Apa Kata Natal untuk Dosa-Dosa Kita

Saya membayangkan air mata benar-benar keluar begitu dia akhirnya bisa mengeluarkan kata-kata.

Sudah berapa kali dia dan istrinya duduk dan menangis bersama dalam diam? Berapa kali mereka melakukan percakapan menyedihkan yang sama? Sudah berapa kali mereka membicarakan nama? Berapa kali mereka menggendong bayi orang lain yang baru lahir? Berapa kali mereka mengira dia hamil? Berapa kali mereka meminta anak?

Dan, di sinilah dia, berbaring dalam pelukan mereka. Mimpi mereka telah berhenti. Anak laki-laki yang mereka pikir tidak akan pernah mereka lihat.

Seperti banyak ayah pertama kali (termasuk saya sendiri), lelaki itu tidak dapat menemukan kata-kata. Namun, dalam kasus ini, dia benar-benar tidak dapat berbicara. Ketika Zakharia akhirnya melihat anak laki-lakinya, dia hanya bisa meminta sesuatu untuk ditulisi. Dia tidak merasakan nama anak laki-laki itu di bibirnya selama delapan hari penuh. Saya ingat dengan jelas melihat anak sulung kami. Saya tidak bisa membayangkan merasakan semua yang saya rasakan hari-hari itu dalam diam. Saya akan melakukan apa saja untuk berkata-kata.

Jadi, mengapa Allah menahan lidah Zakharia? Ketika malaikat Gabriel datang untuk memberitahu Zakharia apa yang Allah akan lakukan, orang tua itu tidak percaya. "Bagaimana aku akan mengetahui tentang hal ini? Sebab, aku ini sudah tua dan istriku juga sudah lanjut usia" (Lukas 1:18, AYT). Malaikat itu tidak suka terhadap kurangnya imannya.

Aku adalah Gabriel, malaikat yang berdiri di hadapan Allah. Aku diutus untuk berbicara denganmu dan menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Namun, sekarang dengarlah! Kamu akan menjadi bisu dan tidak dapat berbicara sampai pada hari ketika hal-hal ini terjadi karena kamu tidak percaya kepada perkataanku, yang akan digenapi pada waktunya. (Lukas 1:19-20, AYT)

Zakharia menggendong anak laki-lakinya yang telah lama ditunggu-tunggu tanpa bisa berkata-kata karena dia telah berdosa terhadap Allah yang telah membuka kandungan istrinya. Dia -- seorang imam -- telah mengabaikan apa yang Allah katakan dengan jelas. Maka, Allah memberinya sembilan bulan yang tenang dan menyakitkan di depan cermin. Setiap kali dia mencoba untuk berbicara, dia diingatkan tentang bagaimana dia telah gagal. Kebisuannya mengatakan apa yang tidak bisa didengar orang lain: "Saya telah berdosa."

Dan, kemudian, semudah Dia menutup mulut Zakharia, Allah membukanya lagi.

Rasa Pengampunan

Jika seorang pria diam selama hampir satu tahun, ketika dia akhirnya berbicara, semua orang mencondongkan tubuh untuk mendengarkan. Jadi, ketika lidahnya yang hilang itu kembali, apa yang dikatakan Zakharia? Di sinilah air mata tentu mengalir.

Terpujilah Tuhan, Allah Israel
Sebab Ia telah melawat dan menebus umat-Nya.
Ia telah membangkitkan tanduk keselamatan untuk kita
Dari keturunan Daud, hamba-Nya. (Lukas 1:68-69, AYT)

Dan kemudian, beberapa ayat kemudian, dia berkata langsung kepada anak laki-lakinya,

Dan engkau, anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi,
Sebab engkau akan berjalan mendahului Tuhan, untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.
Untuk memberikan pengertian tentang keselamatan kepada umat-Nya
melalui pengampunan atas dosa-dosa mereka.
Karena rahmat dan belas kasih Allah kita. (Lukas 1:76-78, AYT)

Pernahkah kemurahan Allah terasa lebih lembut, lebih nyata bagi Zakharia daripada ketika, mendapati doanya yang dijawab, dia akhirnya bisa mengeluarkan kata-kata lagi? Allah mengampuni, Nak. Allah benar-benar mengampuni. Dia mengampuni orang berdosa seperti saya. Dia benar-benar penyayang dan murah hati, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia dan kesetiaan, tetap menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, mengampuni kesalahan dan pelanggaran dan dosa. Pergi dan beri tahu mereka bahwa pengampunan itu mungkin, karena Allah telah datang.

Adakah yang lebih tepat jika anak laki-laki itu dinamai Yohanes - "diberkati oleh Allah"? Dan, begitulah Zakharia. Dan, begitulah kita.

Siapa yang Bisa Mengampuni Dosa?

Tidak lama kemudian, sepupu Yohanes yang sudah lama ditunggu-tunggu lahir. Anak yang lebih ajaib lagi. Pengampunan berinkarnasi.

Gambar:gambar

Saat Yesus memulai pelayanan-Nya, Dia menancapkan tiang di tanah bahwa Dia datang untuk menyatakan dan membawa pengampunan. Saat Dia mengajar dan menyembuhkan suatu hari, orang banyak berkumpul -- kerumunan begitu padat sehingga sekelompok pria tidak bisa cukup dekat dengan teman mereka yang lumpuh. Dengan tekad bulat, orang-orang itu membuka lubang di atap dan menurunkan teman mereka ke tempat Yesus berada. Dari semua hal yang Yesus dapat katakan, perhatikan bagaimana Dia menanggapi: "Ketika melihat iman mereka, Ia berkata, 'Hai Saudara, dosamu sudah diampuni'" (Lukas 5:20, AYT).

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang mendengarnya sangat marah: "Siapakah Orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Allah saja?" (Lukas 5:21, AYT). Mereka mengajukan pertanyaan yang tepat, tetapi menarik kesimpulan yang salah. Yesus mengoreksi mereka, dan dengan cara yang tak terlupakan.

"Mengapa kamu bertanya seperti itu dalam hatimu? Mana yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosa-dosamu sudah diampuni,' atau 'Bangun dan berjalanlah'? Akan tetapi, supaya kamu mengetahui bahwa Anak Manusia berkuasa di bumi untuk mengampuni dosa," Yesus berkata kepada orang yang lumpuh itu -- "Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkat tempat tidurmu, dan pulanglah." (Lukas 5:22-24, AYT)

Dan, orang lumpuh itu melakukan apa yang tidak dia lakukan entah sudah berapa lama: "Seketika itu juga, orang itu berdiri di depan semua orang dan mengambil tempatnya berbaring, lalu berjalan pulang sambil memuji Allah" (Lukas 5:25, AYT). Kata-katanya indah, tetapi dia tidak perlu mengatakan apa-apa. Kakinya mengatakan itu semua. Pria ini menyembuhkan tubuh saya yang lemah. Jauh lebih dari itu, dia mengampuni jiwa saya yang sesat. Dia mengampuni. Allah benar-benar mengampuni.

Ampunilah Dosa Kami

Pengampunan ini tidak diberikan kepada beberapa orang berdosa yang membangkang. Ini adalah kebutuhan yang dalam dan setiap hari dari setiap jiwa manusia. Ketika murid-muridnya bertanya bagaimana cara berdoa, jawaban Yesus sangat singkat, sederhana, dan langsung. "Ketika kamu berdoa," kata Yesus kepada mereka, katakanlah:

Bapa, dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu.
Berikanlah kepada kami makanan yang secukupnya setiap hari,
dan ampunilah dosa-dosa kami
sebab kami sendiri juga mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami.
Dan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. (Lukas 11:2, AYT)

Perhatikan, Yesus banyak berdoa, tetapi Dia tidak pernah harus berdoa pada bagian doa itu. Tidak, Dia hanya tahu apa yang paling dibutuhkan orang lain setiap hari. Seperti Dia, mereka membutuhkan makanan untuk hari itu dan perlindungan dari pencobaan; tidak seperti Dia, mereka membutuhkan pengampunan ketika mereka gagal. Dan, kita akan jatuh, lagi dan lagi (1 Yohanes 1:8). Kita masing-masing dilahirkan dalam kejahatan dan dikandung dalam dosa (Mazmur 51:5). Dan, sementara manusia lama itu mati ketika kita percaya, kita masih harus menghadapinya setiap hari.

Yesus tidak pernah berdosa, tetapi Dia tahu betapa menggodanya dosa (Ibrani 4:15). Dia tahu berapa banyak dosa yang harus dibayar-Nya. Dia datang untuk membatalkan dosa, jadi Dia mengajari kita untuk memohon pengampunan.

Pengampunan dalam Daging dan Darah

Hingga Jumat Agung, pengampunan merupakan sebuah janji -- nyata, tetapi tidak terlihat. Namun, ketika paku masuk dan balok (kayu salib) diangkat tinggi, pengampunan mulai terlihat, dicat merah (bernoda darah) agar dilihat semua orang. Mereka menangkap-Nya tanpa surat perintah, mengadili-Nya tanpa keadilan, dan memukuli-Nya tanpa belas kasihan. Akan tetapi, bahkan saat mereka menghujani-Nya dengan permusuhan, Dia berdoa untuk mereka. Dan, apa yang Dia doakan? "Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan" (Lukas 23:34, AYT).

Dan kemudian, dari kelemahan dan kehinaan salib, dengan oksigen yang hampir tidak cukup untuk bernapas, Dia mengucapkan pengampunan itu kepada satu jiwa lain yang rindu. Salah seorang penjahat di samping-Nya berkata, "Kita memang sudah seharusnya menerima setimpal dengan apa yang sudah kita perbuat, tetapi Orang ini tidak melakukan kesalahan apa pun. ... Yesus, ingatlah aku ketika Engkau masuk ke dalam kerajaan-Mu" (Lukas 23:41-42, AYT). Ampunilah dosa-dosaku. Dan dengan salah satu napas terakhir-Nya, Yesus menjawab, "Aku mengatakan yang sesungguhnya kepadamu, hari ini juga, kamu akan bersama-Ku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43, AYT). Apakah kemungkinan pengampunan pernah lebih jelas? Apakah keajaiban pengampunan pernah lebih menyolok? Dari paku siksaan yang pantas menjadi upah surga secara langsung hanya dalam satu kalimat -- pengampunan.

Dan, pada saat-saat berikutnya, Dia selesai membayar pengampunan yang tidak terbayangkan itu. "Ya Bapa, ke tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!" (Lukas 23:46, AYT). Kematian tidak memberi-Nya wewenang untuk mengampuni -- Dia memilikinya sebelum dunia dimulai. Tidak, kematian membenarkan apa yang telah terjadi sejak taman (Roma 3:25). Allah selalu mengampuni orang melalui iman; sekarang Dia punya darah untuk menunjukkannya.

Melalui Pria Ini

Setelah Yesus bangkit dari kubur, Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan makan bersama mereka. Saat mereka berbicara, Dia memberi mereka penjelasan mulai dari Musa, para nabi, dan Mazmur untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana setiap bagian menunjuk kepada-Nya. Dan, kemudian Dia menyimpulkan pelajarannya, dengan berkata, "Ada tertulis bahwa Kristus harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Dan pertobatan untuk pengampunan dosa akan dinyatakan dalam nama-Nya kepada segala bangsa, mulai dari dari Yerusalem" (Lukas 24:46-47, AYT). Pengampunan dijanjikan. Pengampunan dibayar. Dan sekarang, pengampunan diberitakan jauh dan luas di seluruh dunia.

Di dunia yang tertanam dalam dosa dan rasa malu, gereja menjadi mercusuar pengampunan.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Dan, itulah tepatnya yang dilakukan gereja. Ketika angin dan api turun dari langit pada hari Pentakosta, apa yang dikatakan Rasul Petrus? "Bertobatlah dan baptiskanlah dirimu masing-masing dalam nama Kristus Yesus untuk pengampunan dosa-dosamu, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus'" (Kisah Para Rasul 2:38, AYT). Ingat, Petrus telah merasakan kekayaan belas kasihan Allah secara langsung -- "Aku tidak mengenal Dia. ... Aku tidak mengenal Dia. ... Aku tidak mengenal Dia." Dan ketika, kemudian, Allah mengirimnya ke perwira untuk akhirnya dan sepenuhnya menyambut bangsa-bangsa ke dalam gereja, lalu apa yang dia katakan? "Bagi Dia semua nabi bersaksi bahwa setiap orang yang percaya di dalam-Nya akan menerima pengampunan dosa melalui nama-Nya" (Kisah Para Rasul 10:43, AYT). Dan ketika Paulus dengan berani berdiri di sinagoga di Antiokhia, menyuruh orang Yahudi untuk bertobat dan berbalik kepada Kristus, apa yang dia katakan? "Oleh karena itu, biarlah diketahui olehmu, Saudara-saudara, bahwa melalui Dia inilah pengampunan atas dosa-dosa dinyatakan kepadamu" (Kisah Para Rasul 13:38, AYT). Seluruh kota berkumpul minggu depan untuk mendengar lebih banyak. Mungkinkah pengampunan ini benar?

Di dunia yang tertanam dalam dosa dan rasa malu, gereja menjadi mercusuar pengampunan. Ribuan orang menukar beban rasa bersalah dengan kesenangan beristirahat. Jutaan orang yang tak terhitung jumlahnya telah bergabung dengan mereka sejak itu. Seperti Zakharia, mereka dihadapkan pada kengerian dosa mereka terhadap Allah. Mereka telah merasakan akibatnya yang pahit. Dan, mereka telah menemukan pengampunan -- berbaring di palungan, bekerja di Nazaret, diangkat di kayu salib, meninggalkan kubur, dan sekarang Tuhan atas segalanya.

Ketika Dia lahir, pengampunan. Ketika Dia meninggal, pengampunan. Ketika Dia bangkit, pengampunan. Saat Dia naik ke surga, pengampunan. Dan, dalam panggilan-Nya yang luas dan menakjubkan, pengampunan. Apakah Anda masih bertanya-tanya, pada Natal ini, apakah Anda dapat diampuni? (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/you-can-be-forgiven
Judul asli artikel : You Can Be Forgiven
Penulis artikel : Marshall Segal

Audio: Sambutlah Sang Terang