Natal

Waktunya Sudah Genap

Dr. W. A. Criswell

Galatia 4:4

Kami mengucapkan selamat datang kepada anda sekalian yang menghadiri kebaktian yang patut mendapatkan pujian ini bersama kami di the First Baptist Church of Dallas. Dan saya, gembala sidang, yang akan menyampaikan sebuah khotbah mengenai penjelasan dari ayat di dalam Galatia 4:4, yang saya beri tema Waktunya Sudah Genap.

Ayat di dalam Galatia 4:4 berbunyi :

“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada Hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak” (LAI)---dengan demikian kita termasuk menjadi bagian dari keluarga Allah yang indah, berharga dan menyembah-Nya..

“Setelah Genap Waktunya”---pleroma, diterjemahkan dengan “genap”. Kata tersebut mempunyai arti, persiapan yang sudah rampung. Tujuan kasih karunia Allah berjalan sepanjang tahun, abad, dan selama beribu-ribu tahun. Pleroma (kegenapan) Allah. Persiapan menyeluruh yang dikerjakan Tuhan Allah untuk kedatangan Anak-Nya ke bumi.

Kasih untuk Dunia yang Terhilang

Oleh: Dr. W. A. Criswell

Diadaptasi: Dr. Eddy Peter Purwanto

“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:14-18, 36).

Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa Allah tidak mengabaikan kita?

Berkat Hari Ini

Tahukah Saudara kapan sebaiknya kita merayakan kelahiran Yesus Kristus? Apakah pada bulan November? Apakah tanggal 25 Desember? Atau pada bulan Januari? Sering kali kita dibuat bingung akan kapan tepatnya kita merayakan kelahiran Yesus Kristus (Natal).

Christmas Gift

Ditulis oleh: Lanita Cicilia

Ayat: Lukas 1:26-38 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau".

Wow,...kata-kata yang sangat membahagiakan sekali, mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa dari malaikat," engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai". Maria mendapatkan Kasih karunia dihadapan Allah, sungguh Maria tidak mengerti arti dari salam malaikat itu dan bertanya-tanya dalam hatinya, apa arti salam dari malaikat itu.

Natal: Saat untuk Memberi dan Saat untuk Menerima

"Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima." Peribahasa ini secara terus-menerus diajarkan di seluruh pendidikan Kristen kita -- lebih banyak memberi daripada menerima. Barangkali, fokus utamanya adalah untuk tidak mengutamakan diri kita sendiri atau tidak menjadi penerima, karena ada sebuah anggapan yang mengatakan bahwa sifat alami kita pada dasarnya egois. Tampaknya, penekanan pada lebih banyak memberi dimaksudkan untuk mengimbangi keberpusatan kita pada diri sendiri, tetapi di satu sisi, hal ini bisa membingungkan. Hal ini tampaknya menimbulkan suatu keyakinan bahwa orang-orang benar seharusnya tidak menerima, kecuali memang benar-benar perlu; mereka seharusnya hanya memiliki sedikit keinginan untuk menerima, kalaupun keinginan itu ada. Hal ini membuat banyak orang Kristen mempermasalahkan boleh tidaknya menerima pujian dan hadiah-hadiah bagus lainnya yang pantas.

Sejarah Natal

Di dunia Barat, hari kelahiran Yesus Kristus telah dirayakan pada tanggal 25 Desember sejak tahun 354. Penetapan ini menggantikan penetapan tanggal sebelumnya, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Sejak saat itu, orang-orang Kristen menggunakan festival-festival dan tradisi-tradisi pagan masa itu yang dilakukan di beberapa wilayah di Timur Tengah atau Eropa, sebagai sarana untuk menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Ia Menepati Janjinya

Peristiwa ini terjadi ketika saya berusia 13 tahun dan sangat sulit bagi saya untuk menceritakannya kepada orang lain pada waktu itu. Akan tetapi sekarang, 10 tahun kemudian, hal itu menjadi kenangan Natal yang paling tidak bisa saya lupakan.

Nama-Nya Ajaib

Konon, ada sepasang suami istri yang menamai anak perempuan mereka dengan nama Sri Rezeki. Mereka berharap anaknya kelak memiliki banyak rezeki. Namun, saat usianya baru memasuki delapan belas tahun, Sri Rezeki terpaksa menikah karena sudah hamil di luar nikah. Mau tidak mau orang tuanya merestui perkawinan tersebut. Nasib putri mereka bertentangan dengan harapan ketika mereka menamai putrinya. Menantu mereka ternyata seorang yang gagal. Alih-alih berkelimpahan rezeki, sebaliknya ia sepi rezeki.

Minggu Advent: Menanti dan Introspeksi

Penulis: Weinata Sairin

Keunikan dan kekayaan dari sebuah negara Indonesia adalah bahwa berbagai agama hidup dan tumbuh kembang dengan leluasa di dalamnya. Indonesia bukan negara agama yang mengakomodasi ketunggalan agama, tetapi sebuah negara Pancasila yang mengakomodasi kemajemukan agama. Bahkan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Dari pengalaman empirik, relasi antarumat beragama berlangsung dengan baik. Sikap saling menolong, saling respek, saling mengunjungi dan saling mengucapkan selamat pada hari-hari raya keagamaan terwujud dalam keseharian untuk melakukan hal-hal itu, mereka tidak diatur oleh ketentuan perundangan apapun juga; sebab realitas itu merupakan aktualisasi dari nilai-nilai luhur ajaran setiap agama. Bukan hanya lima agama yang hidup di Indonesia seperti yang acap diklaim pemerintah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.

Gembala-Gembala di Padang

Penulis: Yosi Rorimpandei

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.”

Cerita mengenai para gembala di padang menjadi salah satu peristiwa yang selalu mewarnai perayaan Natal di berbagai gereja. Lukas memang menyajikan cerita ini dengan sangat baik. Namun, harus kita ingat bahwa Lukas tidak pernah menuliskan suatu cerita yang lepas dari tujuan penulisan kitabnya.

Cerita ini, di samping memberi kita data tambahan untuk kelengkapan historis, khususnya mengenai kapan Yesus lahir, juga menambah narasi doksologi dengan kelahiran Sang Juruselamat. Lukas, tanpa kehilangan karakteristiknya, berusaha menggambarkan bagaimana Allah menyapa realitas sosial yang sebelumnya tidak disapa lagi oleh agama, khususnya orang-orang yang merasa beragama.