Drama Natal

Hotel Menara Salty: Cabang Betlehem

Tujuan: Drama pendek ini menyajikan kisah kelahiran Kristus dalam cara yang lucu, dan berfungsi sebagai sebuah pengenalan yang baik pada tema kristiani yang mana saja. Karakter-karakternya mungkin mengingatkan Anda dan penonton Anda pada hotel Torquay yang menjadi terkenal dalam sebuah acara komedi situasi pada tahun 1970-an. Drama pendek ini harus ditampilkan pada situasi yang ramai sekali.

Kehadiran Natal

Tujuan: Drama pendek ini bertujuan untuk menunjukkan betapa Yesus merupakan hadiah terbesar dari Allah untuk dunia, tanpa berusaha meremehkan nilai penting hadiah-hadiah yang diterima anak-anak di hari Natal.

Natal yang Sangat Benar Secara Politik

Tujuan: Untuk menunjukkan bahwa upaya-upaya untuk tampil up to date atau benar secara politik tidak selalu berhasil -- dan bahwa harapan yang sebenarnya untuk masa depan berasal dari seorang bayi yang baru lahir daripada sebuah filosofi.

Pemain: Aktor-aktor yang memerankan Maria, Yusuf, dan Gembala, serta sutradara Toby, semuanya benar-benar aktor yang emosional. Akan sangat baik apabila seorang anak kecil memainkan peran Anak Laki-laki (atau Anak Perempuan.)

Hari Rambut Jelek

Tujuan: Untuk menunjukkan arti Natal yang sebenarnya sering disembunyikan di belakang sifat hal-hal lain yang terlalu mencolok yang kita anggap 'bersifat Natal'.

Pemeran: Boneka Salju yang dibebani rasa murung, Bapak Natal yang riang, Prajurit Coklat yang bergaya militer dengan kertas perak di kakinya, Peri "kamp"(diperankan oleh seorang wanita atau pria yang mengenakan pakaian wanita)dan Kelinci Paskah yang gembira dan bersemangat. Semuanya mengenakan kostum yang tepat - semakin berlebihan semakin lebih baik. Perawan Maria mengenakan jubah biru yang sudah usang.

Cerita Natal

PERSIAPAN

Daftar lagu yang akan dialunkan pada saat drama berlangsung. Anda bisa mengganti setiap lagu yang ada dalam konsep ini dengan lagu-lagu yang lain.

Pemeran cerita: 4 Pembaca puisi

Penyanyi: Bagilah anak-anak menjadi tiga kelompok di mana masing-masing kelompok menyanyikan lagu yang berbeda, memakai baju yang berbeda pula. Kemudian mintalah seluruh anak untuk berkumpul bersama menyanyikan lagu penutupnya. Bila ada lebih dari tiga kelompok penyanyi, tambahkanlah lagu-lagu cadangan.

KONSEP DRAMA

Puisi I dibacakan:

Pada suatu ketika,
pada zaman dahulu kala.
Ada kisah tentang seorang bayi,
yang harus kalian tahu.
Ayahnya adalah Yusuf,
dan Maria adalah ibunya.
Bayi ini sangat istimewa,
Dialah Putra tunggal Allah.

Mempersiapkan Drama

Salah satu acara yang sangat disukai anak-anak, khususnya pada waktu perayaan Natal, adalah pertunjukan DRAMA, betul tidak? Nah, bagi guru-guru Sekolah Minggu yang tahun ini memikirkan untuk membuat pertunjukkan drama di acara Natal Sekolah Minggu, maka akan sangat baik kalau anda mengetahui sedikit seluk beluk tentang metode drama lebih dahulu.

Drama adalah suatu cerita yang diperankan oleh beberapa orang di atas panggung, dimana mereka mengucapkan dialog langsung atau bisa juga hanya dengan menirukan suatu tingkah laku tertentu yang jalan ceritanya dibacakan oleh narator. Kegiatan drama seperti bermain peran, drama pendek (skit), wayang/boneka, pantomim dan sebagainya merupakan kesempatan belajar yang sangat berharga bagi anak-anak, karena anak dapat ikut terlibat secara langsung. Bagaimana metode drama ini dipakai untuk mengajarkan Firman Tuhan? Bagaimana kita memanfaatkannya untuk mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak-anak?

Bukan yang Aku Inginkan

Biarlah terangmu bercahaya dalam kegelapan, dan membebaskan tawanan.

Bahan-bahan:
1. Empat macam makanan ringan untuk makan siang.
2. Sebuah meja dan empat buah kursi.
3. Seorang anak sebagai narator.
4. Empat orang anak yang memeragakan cerita.

Durasi: 10 menit

Topik dari Alkitab: Kebahagiaan, sukacita, dan memberi.

Target usia: 1 -- 5 tahun.

Naskah Drama:

Narator: Cerita ini terjadi setelah liburan Natal. Empat anak sedang
makan siang di kantin sekolah sambil bercerita tentang apa
yang mereka dapatkan selama Natal.

Yuli: Jadi, apakah setiap orang mendapatkan apa yang mereka inginkan
saat Natal?

Sam: Ya, apa kita membuat harapan?

Frank: Kakek dan nenekku sangat memanjakan aku! Menyenangkan sekali!

Mary: Natal ini adalah natal yang paling indah. Sangat menyenangkan!

Andaikata Yesus Jadi Gubernur

Naskah berikut ini merupakan wawancara antara seorang wartawan dengan Yesus yang diumpamakan saat itu sedang menjadi Gubernur di sebuah kota. Saat itu semua warga kota memperingati hari ulangtahun- Nya yang selalu dirayakan pada tanggal 25 Desember, khususnya warga gereja.

Naskah Drama: Andaikata Yesus Jadi Gubernur

Pagi tadi sejumlah wartawan ibukota menunggu kedatangan Gubernur di tangga Balai Kota. Seturunnya dari mobil Mercy hitam, Gubernur segera dikerumuni para wartawan yang mengucapkan selamat berkenaan dengan ulang tahunnya pada hari ini, tanggal 25 Desember. Dengan cepat pula para wartawan mengajukan pertanyaan kepada Gubernur yang tampaknya sudah tergesa-gesa ingin masuk.

Wartawan kami merekam tanya jawab antara wartawan (W) dengan Gubernur (G) sebagai berikut:

W : Pak Gub, kemarin malam dan hari ini semua Gereja di kota ini merayakan ulang tahun Bapak. Bagaimana perasaan Bapak?

G : Biasa saja.

Adakan Drama Natal

Salah satu acara Natal yang sangat disukai anak-anak adalah Drama Natal. Nah, untuk membuat anak-anak dapat terlibat lebih aktif dalam persiapannya, maka berikut ini kami ajak Anda memperhatikan hal-hal penting untuk mempersiapkan pementasan drama yang sederhana, baik untuk SM, keluarga, atau untuk tempat lain.
Ubah rumah, atau sebuah ruangan di gereja menjadi teater dan panggung drama Natal. Bisa drama anak-anak, dewasa, atau acara untuk seluruh keluarga.

Kelahiran Yesus Kristus

Berikut ini kami sajikan sebuah bahan Drama Natal yang dialognya
diambil langsung dari Injil Lukas 1:39-56; Lukas 2:1-20 dan Matius 2:1-12.
Naskah drama ini bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa anda
pakai untuk pementasan drama natal di Sekolah Minggu anda.

PEMERAN:

Peran utama: Yusuf, Maria, Elisabet, Zakaria, Malaikat, beberapa
gembala, Herodes, dan tiga orang Majus,

Peran pembantu: tetangga Elisabet dan Zakaria, orang kebanyakan,
para prajurit, pemilik penginapan, dan ahli Taurat.