Renungan Adven: Kedamaian dalam Kesendirian

Baca

Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah karena aku sendirian dan tertindas. Kesusahan hatiku bertambah besar, keluarkan aku dari kesesakanku. Lihatlah penderitaanku dan kesusahanku, ampuni semua dosaku. Lihatlah betapa banyak musuhku. Sebab, mereka bertambah banyak dan membenciku dengan kebencian yang kejam. Jagalah jiwaku dan selamatkan aku, jangan biarkan aku dipermalukan karena aku mencari perindungan-Mu. (Mzm. 25:16-20, AYT)

Merenungkan

Gambar: renungan Natal

Dua Desember yang lalu, saya dan suami merayakan Natal dengan makanan Kolombia (dari pihak keluarga suami), tradisi Filipina (dari keluarga saya), dan sengat maut. Tragedi telah mengalir satu per satu sepanjang tahun itu sampai lelucon kami adalah, "Selamat pagi. Apa keadaan darurat kita hari ini?" Kami nyaris tidak mengetahui bahwa tahun 2020 yang mengerikan sudah mendekat.

Sepanjang tahun 2020 dan 2021, kita semua mungkin pernah tersentuh oleh sengat kematian -- kematian anggota keluarga atau teman, kematian mimpi, atau mungkin kematian kehidupan komunitas. Jika ada satu ayat Alkitab yang sangat menggambarkan kondisi kita, ini dia: "Aku sendirian dan tertindas" (ay. 16). Dan, kesendirian sering meningkat selama masa Natal.

Kesendirian adalah bentuk penderitaan. Namun, kita cenderung untuk tidak mau mengakuinya. Kita bahkan mungkin bingung dengan menganggapnya sebagai dosa itu sendiri: Bagaimana saya bisa merasa sendirian jika Allah selalu bersama saya? Saya pasti tidak terlalu memercayai-Nya. Tentu saja, kesendirian adalah hasil sampingan dari pemberontakan umat manusia (Kej. 3), tetapi kesendirian itu sendiri bukanlah dosa. Dan, bukan itu yang penting bagi Allah.

Raja Daud berdoa agar Allah berbalik kepadanya dengan anugerah dalam kesendiriannya. Dia tahu kurangnya kedamaian yang disebabkan oleh dosanya sendiri dan dosa orang lain terhadapnya. Dia berseru, "Lihatlah penderitaanku dan kesusahanku, ampuni semua dosaku" (ay. 18). Kita tahu seperti apa rasanya. Kesedihan yang kita bawa menjadi (begitulah menurut kita) izin untuk membentak orang-orang yang kita cintai atau untuk melarikan diri dengan kesenangan sesaat dosa seksual. Kita dibiarkan merasa terasing dari Allah dan orang lain, merindukan kedamaian.

Akan tetapi, Daud juga berseru, "Lihatlah betapa banyak musuhku. Sebab, mereka bertambah banyak dan membenciku dengan kebencian yang kejam" (ay. 19). Pada dasarnya, "Saya telah berdosa dan orang lain telah berdosa terhadap saya. Dan, keduanya menyakitkan." Keduanya mengancam pengalaman damai (keutuhan) kita dengan Allah dan sesama. Kita merasa hancur.

Kedatangan-Nya berarti menjamin kedamaian kekal antara Anda dan Allah, dan antara Anda dan orang lain -- kematian atas kesendirian.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Akan tetapi, Anak Daud yang lebih besar, Tuhan Yesus Kristus, akan datang. Tangisan-Nya akan menembus malam yang sepi di Betlehem saat Dia menggeliat di palungan. Tangisan-Nya akan menembus malam yang sepi di Taman Getsemani saat Dia menderita sebelum memikul salib. Tangisan-Nya akan menembus kegelapan tengah hari saat Dia merasakan kesendirian yang luar biasa -- terpisah dari hadirat katakasih Allah -- ketika Dia membayar dosa-dosa kita.

Kedatangan-Nya berarti menjamin kedamaian kekal antara Anda dan Allah, dan antara Anda dan orang lain -- kematian atas kesendirian.

Merespons

Doakan ayat-ayat dari Mazmur 25 ini kembali kepada Allah, sambil menyisipkan masalah khusus yang Anda hadapi hari ini. Percayalah bahwa Allah mendengar, peduli, dan mendekat kepada Anda dalam penderitaan Anda.

Bersuka cita

Tenang, tenanglah, hai umat-Ku,
sampaikan tentang damai, demikian perkataan Allah kita.
Terhiburlah mereka yang duduk dalam bayang-bayang,
Yang berkabung 'di bawah beban kesedihan mereka'.
Sampaikan kepada Yerusalem
kedamaian menunggu mereka.
Beritahukan semua dosa yang Aku selesaikan,
dan peperangan itu sekarang sudah berakhir.
-- Johann Olearius (Tr. oleh Catherine Winkworth), Comfort, Comfort Ye My People

(t/Jing-Jing)

Audio: Kedamaian dalam Kesendirian

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/peace-loneliness
Judul asli artikel : Advent Meditation: Peace in the Loneliness
Penulis artikel : Quina Aragon