Brokoli
Seorang bocah berusia empat tahun diminta berdoa untuk membuka makan malam pada malam Natal. Seluruh anggota keluarga pun menundukkan kepala.
Ia mulai berdoa, bersyukur atas semua temannya (menyebut nama mereka satu per satu). Kemudian bersyukur atas ibu, ayah, saudara, kakek dan nenek, serta paman dan bibi.
Lalu ia mulai bersyukur untuk berkat makanan.
Ia bersyukur untuk kalkun, buah-buahan, kentang, roti, makanan penutup, dan minuman.
Kemudian ia berhenti, dan semuanya pun menunggu, menunggu, dan menunggu.
Akhirnya, ibunya menyuruhnya untuk terus berdoa dan bersyukur untuk brokoli (satu-satunya makanan yang belum ia sebut).
Setelah terdiam sejenak, bocah itu memandang ibunya dan berkata, "Aku tidak bisa mengatakannya! Tapi aku tahu aku seharusnya mengucap syukur untuk itu juga. Aku bingung."
"Apa maksudmu, Sayang?" tanya ibunya.
"Karena hari ini adalah hari kelahiran Yesus, aku bertaruh ia pasti akan lebih mendengarkan doaku," kata bocah itu. "Jadi jika aku bersyukur untuk brokolinya, Ia akan tahu kalau aku berbohong. Lalu Ia akan memberitahu Santa kalau aku bohong. Dan itu akan membuatku tidak mendapat hadiah dari Santa!"
"Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya." (Amsal 20:11)
Sumber: Buffalosjokes