Kristus Datang Sebelum Natal (2)

PENGANTAR

Seberapa besar Anda ingin menjadi kudus? Seberapa besar Anda ingin dikuduskan? Seberapa besar Anda ingin bebas dari dosa dan penuh kesalehan? Beri nilai keinginan Anda dengan kisaran angka 1 hingga 10.

Sekarang lakukan hal yang sama dengan pertanyaan, seberapa besar Anda ingin diselamatkan? Dari kisaran angka 1 hingga 10, berapa nilai Anda?

Jika kita jujur, kebanyakan dari kita memiliki angka menginginkan keselamatan yang lebih tinggi daripada angka menginginkan pengudusan. Kita ingin diselamatkan lebih daripada keinginan kita untuk menjadi kudus. Bagaimana kita meningkatkan keinginan kita akan kekudusan?

Minggu lalu, kita mencoba untuk meningkatkan keinginan kita akan keselamatan dengan menunjukkan betapa Anak Allah ingin menyelamatkan orang-orang bahkan sebelum Dia datang ke bumi sebagai manusia. Minggu ini kita ingin meningkatkan keinginan kita akan kekudusan dengan melihat betapa Anak Allah ingin menguduskan orang-orang bahkan sebelum Dia datang ke bumi ini sebagai manusia. Dalam Kejadian 32:22-32, kita akan menjumpai Anak Allah dalam wujud manusia yang membuktikan betapa Ia menginginkan kita menjadi kudus.

LATAR BELAKANG

Gambar: kelahiran Kristus

Yakub harus melarikan diri dari saudaranya lalu diasingkan setelah menipunya. Saat dia meninggalkan Tanah Perjanjian, Malaikat Tuhan menemuinya dan memberinya janji dan jaminan (Kej. 28).

Setelah menghabiskan 20 tahun pembuangan di tanah asing, Malaikat Tuhan mengunjunginya lagi dan menyuruhnya kembali ke tanah kelahiran dan keluarganya (Kej. 31:13).

Saat ia memasuki Tanah Perjanjian, Malaikat Tuhan bersama dengan malaikat lainnya menemui Yakub untuk memberinya dorongan lebih lanjut (Kej. 32:1).

Setelah mendengar bahwa Esau akan datang menemuinya dengan 400 orang, Yakub mengirim hadiah besar kepada Esau untuk mencoba menenangkannya (32:3-21), memimpin keluarga dan para hambanya menyeberang sungai Yabok (32:22-23), dan kemudian berbaring sendirian untuk merenungkan kemungkinan akhir hidupnya pada hari berikutnya. Dalam konteks putus asa inilah Malaikat Tuhan muncul sekali lagi kepada Yakub (32:24-32).

Apa yang Malaikat Tuhan ajarkan kepada Yakub tentang berkat pengudusan?

1. KITA KALAH DENGAN MENANG (22-24)

Arena

Yakub berbaring di tanah untuk menghabiskan malam yang menggelisahkan di gurun yang gelap dan sunyi, mungkin merupakan malam terakhirnya di bumi. Ini adalah adegan tentang pertandingan gulat hidup atau mati yang berakhir dengan kedua pihak menang. Mari kita duduk di sisi ring saat para pegulat diperkenalkan.

Pegulat

Yakub telah hidup sesuai dengan namanya, yang berarti 'pemegang tumit' atau 'pengganti.' Sejak hari kelahirannya ia telah mencoba untuk mengalahkan saudaranya, Esau, dan memperoleh berkat jasmani serta rohani dengan cara yang curang. Setelah berhasil dengan mengorbankan Esau, sekarang Esau sedang dalam perjalanan mendatanginya dengan 400 tentara yang kuat.

Kita diberitahu dengan serius dan tidak menyenangkan bahwa Yakub ditinggalkan sendirian (24). Dia telah mengirim keluarga dan para hambanya di depan dan sekarang dia sendirian dengan pikirannya sendiri, merenungkan hari mengerikan yang terbentang di depannya -- yang mungkin adalah hari kematiannya.

Pada saat yang dipenuhi rasa takut itu, sesosok bayangan laki-laki muncul dari kegelapan malam, maju ke arahnya, meraihnya, dan pertarungan hidup atau mati pun terjadi. Siapa orang ini?

'Orang' ini disebut Allah dua kali dalam pasal ini (32:28, 30). Ketika Hosea merenungkan kejadian ini, ia menyebut orang itu 'malaikat', 'TUHAN', dan 'Allah semesta alam' (Hos. 12:4-5). Karena itu kita menyimpulkan bahwa ini adalah 'Utusan TUHAN' yang sama yang menampakkan diri kepada Hagar dalam Kejadian 16, kedatangan Anak Allah sebelum Natal dalam wujud manusia.

Pertarungan

Kata kerja Ibrani untuk 'bergulat' di sini menunjukkan bahwa pertarungan itu diprakarsai oleh laki-laki itu, bukan Yakub. Laki-laki itu adalah provokator, penyerang, sementara Yakub dalam posisi bertahan, berjuang untuk hidupnya. Pergulatan itu berat dan lama. Seperti yang akan kita lihat, 'laki-laki' itu bisa saja menyelesaikan ini lebih cepat, kapan pun dia mau, tetapi (seperti seorang ayah dengan anak laki-laki kecil) memutuskan untuk menyesuaikan dirinya sendiri dengan Yakub untuk tujuan pertarungan yang adil.

MENGGANTIKAN CERITA KITA DENGAN CERITA ALLAH

Yakub telah memenangkan setiap pertarungan manusia sampai saat ini. Dia telah 'mengalahkan' ayahnya Ishak, saudaranya Esau, dan pamannya Laban. Dia adalah seorang pemenang, seseorang yang memenangkan berkat dengan cara apa pun yang diperlukan, biasanya curang. Tapi jalan penuh kemenangannya telah membawanya ke jalan buntu, akhir yang tampak seperti kematian. Banyak yang menang di dunia ini tetapi kehilangan nyawanya, baik di dunia maupun kehidupan setelah kematian (Mrk. 8:36). Kita bisa saja kalah dengan menang.

Bagaimana saya menang dari sudut pandang Allah?

2. KITA MENANG DENGAN KALAH (25-32)

Pukulan

Ketika orang itu melihat bahwa dia tidak dapat mengalahkan Yakub, dia menyentuh sendi pinggulnya, dan pinggul Yakub terlepas dari persendiannya ketika dia bergulat dengannya (25).

Akhirnya, 'laki-laki' itu menyadari bahwa Yakub tidak akan berhenti berjuang, dia tidak akan menyerah, dia tidak akan 'mengaku kalah.' Oleh karena itu, 'laki-laki' itu mengakhiri pertarungan dengan sentuhan supernatural sederhana di pinggul Yakub, membuat Yakub tidak berdaya. Setelah berjam-jam bergulat dan mencengkeram, dia dengan mudah membuat pinggul Yakub terlepas dari sambungan, mengakhiri pertarungan dan mengakhiri kemenangan berturut-turut Yakub.

Pemenang

Pertarungan berakhir dan 'laki-laki' itu adalah pemenangnya. Tapi Yakub, seperti anak kecil yang menggelayut di kaki ayahnya, menolak untuk melepaskan laki-laki itu. "Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, kecuali Engkau memberkatiku" (26), protes Yakub. Dia menggelayut tanpa daya pada orang yang telah mengalahkannya. Yakub tidak lagi berusaha untuk mendapatkan berkat tetapi meminta berkat, dia tidak lagi berusaha merebut berkat tetapi memohonnya dari seseorang yang dia kenal sebagai satu-satunya sumber berkat. Hosea mengatakan bahwa Yakub tidak hanya bergulat dengan Malaikat, tetapi dia menangis dan memohon berkat (Hos. 12:4).

Piala

Siapa yang memenangkan pertandingan gulat ini? Keduanya menang, tetapi dengan cara yang berbeda. 'Laki-laki' itu menang dengan cara memenangkan pergulatan dan mengalahkan Yakub, melemahkannya secara fisik, dan melemahkannya secara spiritual. Dia merendahkan tubuh dan hatinya. Kemenangan 'laki-laki' ini digarisbawahi dengan menanyakan namanya kepada Yakub (27). Dia sudah mengetahuinya, tetapi dia meminta Yakub untuk menyebutkan namanya sebagai bentuk pengakuan, untuk mengakui identitasnya sebagai pengganti, penyamar, penipu, pengkhianat yang berhasil mencapai puncak dengan mengalahkan orang lain. Sang 'laki-laki' mendapat piala anugerah.

Akan tetapi, Yakub juga menang. Dia menang dengan cara kalah, dan berakhir dengan memperoleh lima piala.

... jalan menuju kemenangan bukanlah dengan bergulat dengan Allah, tetapi dengan membiarkan Allah mengalahkan kita.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram
  • Sebuah nama baru. Tuhan memberkati Yakub dengan perubahan karakter, dan menegaskannya dengan perubahan nama. Namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel sebab kamu telah bergulat dengan Allah dan manusia, dan kamu menang (28). Israel berarti 'Kekuatan dengan Allah' dia diberi nama ini karena "kamu telah bergulat dengan Allah dan kamu menang." Jelas dia tidak menang dengan cara menang. Dia menang dengan cara kalah. Oleh karena itu, nama barunya akan mengingatkannya tentang cara barunya untuk mendapatkan kekuatan dari Allah dan menang bersama Allah: melalui kelemahan. Dia meninggalkan kekuatan dan cara-cara licik penipuan di gurun itu, bersama dengan nama lamanya. Dia maju dengan iman ketakberdayaan, bergantung pada Tuhan dalam banyak sekali kelemahan. Cara untuk memiliki kekuatan dengan Allah adalah dengan dihancurkan oleh Allah. Seperti yang dikatakan Ed Clowney: "Iman menang ketika tahu bahwa semuanya hilang, dan berpegang teguh pada Allah saja."
  • Sebuah berkat baru. Dia menanyakan nama laki-laki itu, tetapi laki-laki itu malah memberinya berkat. Dan di sana dia memberkati Yakub (29). Di mana? Di tempat kelemahan, kekalahan, cedera, dan air mata.
  • Sebuah tonggak batas baru. Maka Yakub menyebut nama tempat itu Pniel ('wajah Allah'), dengan mengatakan, "Aku telah bertemu Allah, muka dengan muka, tetapi nyawaku diselamatkan" (30). Seperti Hagar, dia heran bahwa dia melihat Allah dan dia masih hidup. Dia telah melihat wajah Allah dan hidup dan karena itu dia bisa melihat wajah Esau dan hidup.
  • Sebuah kepincangan baru. Dia tertatih-tatih akibat cedera di pahanya selama sisa hari-harinya (31-32) sehingga Yakub tidak akan pernah melupakan kekuatan kelemahannya. Dengan melukainya, Allah menyembuhkannya. Otot dan kepercayaan dirinya menyusut. Seperti Paulus, Yakub sekarang maju dalam kekuatan Allah (2Kor. 12:7).
  • Sebuah memori baru. Tuhan menunjukkan perhatiannya kepada Yakub dengan memberinya dan Israel sebuah pengingat permanen pelajaran dari pertandingan gulat ini. Setiap kali mereka tidak makan urat daging yang terdapat pada pangkal paha, mereka akan mengingat jalan menuju berkat adalah melalui kelemahan.

Meskipun sisa-sisa 'manusia lama' akan terus berlanjut, Yakub dikuduskan oleh perjumpaannya dengan Malaikat Tuhan, Kristus pra-inkarnasi. Dia belajar kekuatan melalui kelemahan, dan di atas segalanya, belajar bahwa Allah adalah Allah yang memelihara perjanjian dan peduli padanya serta akan menepati janji-Nya tanpa bantuan Yakub. Dengan demikian, pasal ini berakhir dengan dua pemenang dari pertarungan gulat tersebut.

MENGGANTIKAN CERITA KITA DENGAN CERITA ALLAH

Kekuatan terletak pada kelemahan yang dirasakan dan diakui di hadapan Allah. Seperti yang diingatkan Hosea kepada keturunan Yakub bertahun-tahun kemudian (Hos. 12:4-6), kejadian ini mengajarkan kepada kita bahwa jalan menuju kemenangan bukanlah dengan bergulat dengan Allah, tetapi dengan membiarkan Allah mengalahkan kita. Faktanya, lebih baik memulai dengan kelemahan yang diakui. Begitulah caranya menjadi piala Kristus dan mendapatkan piala dari Kristus. Kita menang dengan cara kalah.

Kristus datang sebelum Natal untuk menyelamatkan Hagar dan menguduskan Yakub. Charles Drew berkata, "Dia dengan murah hati mengadopsi metode seperti itu untuk menunjukkan betapa Dia merindukan kepenuhan waktu ketika Dia harus menyingkirkan dosa-dosa mereka dan mendatangkan kebenaran abadi bagi mereka." Atau seperti yang dikatakan oleh John Calvin, "Karena meskipun Dia (Kristus) belum berpakaian daging, Dia turun sebagai perantara, untuk mendatangi orang percaya lebih dekat." Kristus datang sebelum Natal. Sungguh hal ini adalah dorongan bagi kita ketika kita mencari keselamatan dan kekudusan dari Yesus. Dia menginginkan ini untuk kita bahkan lebih daripada yang kita inginkan untuk diri kita sendiri.

RINGKASAN

Bagaimana kita meningkatkan keinginan kita akan kekudusan?

  • Kita kalah dengan menang.
  • Kita menang dengan kalah.

Tingkatkan keinginan Anda akan kekudusan dengan keinginan Kristus akan kekudusan Anda.

DOA

Utusan Tuhan, terima kasih telah datang untuk menguduskan orang-orang kudus. Tolong kuduskan saya dengan keinginan-Mu untuk pengudusan saya.

PERTANYAAN DISKUSI

1. Bagaimana Anda menilai keinginan Anda akan kekudusan?

2. Apa yang meningkatkan atau menurunkan keinginan Anda akan kekudusan?

3. Kapan Anda pernah melihat kerugian rohani melalui kemenangan? Apa yang hilang?

4. Kapan Anda pernah melihat keuntungan rohani melalui kekalahan? Apa keuntungan Anda?

5. Seberapa besar keinginan Yesus terhadap kekudusan kita? Apa pengaruhnya bagi Anda?

6. Apa pesan yang terkandung dalam kedatangan Kristus sebelum Natal untuk menguduskan Yakub dan kaitannya dengan kedatangan Kristus pada saat Natal?

(t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : HeadHeartHand Blog
Alamat situs : https://headhearthand.org/blog/2021/12/05/christ-came-before-christmas-2
Judul asli artikel : Christ Came Before Christmas (2)
Penulis artikel : David Murray