Tahukah Anda

Tradisi Perayaan Natal di Swedia

Hari raya Santa Lusia tanggal 13 Desember adalah perayaan pertama Natal di Swedia. Nama Santa Lusia dipakai untuk mengingat seorang gadis kecil bernama Lusia yang membawakan makanan bagi orang-orang Kristen yang bersembunyi ratusan tahun yang lampau. Anak tertua dalam sebuah keluarga mengenakan lilin di atas kepalanya dan membawa roti untuk sarapan bagi keluarga mereka di tempat tidur.

Sumber: Majalah KITA Edisi 23 tahun 1995, LRII, Halaman: 20 -- 21

Tradisi Perayaan Natal di Irlandia

Pada malam Natal di Irlandia, anak terkecil dalam sebuah keluarga menyalakan lilin dan meletakkannya pada jendela terbesar. Lilin itu akan dibiarkan menyala sepanjang malam untuk menerangi jalan bagi orang yang mencari tempat berteduh, seperti Maria dan Yusuf pada Natal pertama.

Sumber: Majalah KITA Edisi 23 tahun 1995, LRII, Halaman: 20 -- 21

Tradisi Perayaan Natal di Australia

Tidak seperti suasana Natal yang seringkali digambarkan jatuh pada musim dingin, Natal di Australia justru jatuh pada musim panas. Karena itu, banyak aktivitas bernuansa Natal yang mereka lakukan di kolam renang, pantai, atau pusat perbelanjaan. Permainan kriket yang dimulai sehari sesudah Natal dan perlombaan perahu dayung (yacht) dari Sydney ke Hobart di Pelabuhan Sydney adalah dua acara olah raga penting yang diadakan tiap Natal. Namun, seperti layaknya tradisi Natal di berbagai negara lain, keluarga Kristen di Australia biasanya juga meluangkan waktu untuk berkumpul dan makan bersama di malam Natal.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Korea

Anak-anak di Korea mempunyai tradisi sendiri dalam merayakan Natal, yaitu dengan saling memberi kartu Natal. Tidak peduli berapa banyak teman sekolah atau teman bermain, mereka akan mengirim dan membalas semua kartu yang mereka terima, meski dengan demikian anak-anak di Korea harus melewatkan jam tidur malamnya hanya untuk membalas kartu-kartu Natal tersebut. Uniknya, setiap kartu memiliki isi yang berbeda. Ini menunjukkan bagaimana mereka mengekspresikan perasaan mereka pada setiap orang yang mereka kenal.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Filipina

Orang Filipina sangat menyukai Natal, lagu-lagu Natal sudah mengudara di berbagai stasiun radio bahkan sejak September. Pada 16 -- 24 Desember pagi diadakan misa khusus yang disebut "Misa de Gallo", dan seusai misa biasanya disediakan berbagai sajian makanan khas daerah yang terbuat dari beras. Pada malam Natal, seusai mengikuti misa tengah malam, para keluarga Filipina berkumpul untuk menikmati makan malam bersama. Menunya pun cukup mengundang selera, yaitu babi panggang utuh, daging asap, aneka keju serta masakan lainnya. Ini adalah saat ketika keluarga berkumpul untuk memohon kesehatan dan keselamatan bagi setiap orang. Lalu, hadiah Natal pun dibuka dengan gembira.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Perancis

Pada malam Natal, anak-anak Perancis biasa meletakkan sepatu mereka di depan perapian sambil berharap Santa Claus (Pere Noel) akan memenuhi sepatu mereka dengan berbagai hadiah. Jamuan tengah malam di malam Natal adalah daging yang disebut "le reveillon". Reveillon berarti bangun, atau panggilan untuk hari pertama. Jadi reveillon adalah simbol kebangkitan spiritual dari arti kelahiran Yesus. Daging tersebut bisa terdiri dari tiram, sosis, arak, ham bakar, unggas panggang, salad, buah-buahan dan kue tart. Di Perancis Selatan ada satu tradisi yang unik. Pie/kue daging Natal (pain calendeau) dipotong secara bersilang dan dimakan hanya setelah bagian yang pertama diberikan kepada orang yang miskin.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Pages