Untuk Menyembah Sujud
Orang majus jarang ketinggalan dalam cerita atau kartu Natal. Anda tentunya pernah melihat gambar yang menunjukkan tiga orang majus sedang berlutut di depan palungan bersama Maria, Yusuf, dan para gembala. Gambar yang bagus namun sebenarnya juga kurang tepat. Sedikitnya ada empat hal di gambar itu yang sebenarnya kurang berdasar yaitu bahwa (1) orang majus datang bersamaan waktunya dengan gembala, (2) mereka datang ke palungan, (3) mereka berjumlah tiga orang, dan (4) mereka bertemu dengan Yusuf. [Red: perhatikan juga hal ini dalam pengajaran Anda di SM.]
Kita sudah terbiasa mengira bahwa orang majus datang pada malam kelahiran Yesus. Alkitab tidak mengatakan demikian. Menurut Matius 2:1, kedatangan orang majus adalah "sesudah Yesus dilahirkan". Berapa hari atau berapa bulan sesudahnya tidaklah kita ketahui dengan pasti. Tentang para gembala dikatakan bahwa mereka menjumpai "bayi" itu (Lukas 2:16), sedangkan tentang orang-orang majus dikatakan bahwa mereka menjumpai "Anak" itu. Tiga kali digunakan kata "Anak" di Matius 2:3-11.
Mengenai lokasinya pun terdapat perbedaan. Para gembala menjumpai Yesus "terbaring di dalam palungan" (Lukas 2:16), jadi rupanya di semacam tempat hewan, sedangkan orang-orang majus menjumpai Yesus di sebuah rumah (Matius 2:11).
Menurut dugaan yang lazim, kedatangan orang-orang majus terjadi ketika Yesus sudah berusia beberapa bulan.
Tentang jumlah orang majus itu, jika di sandiwara atau di gambar biasanya diperlihatkan adanya tiga orang majus, nyatanya Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka bertiga. Bisa jadi kebiasaan menyebut jumlah tiga orang itu disebabkan oleh adanya tiga macam persembahan yang mereka bawa. Mungkin mereka hanya berdua, namun mungkin juga jumlah mereka lebih dari tiga orang karena demi keamanan dalam menempuh perjalanan yang jauh, biasanya pada zaman itu orang berjalan dalam rombongan yang besar.
Siapa sebenarnya orang-orang majus itu? Orang majus berarti orang pandai yang berilmu, dalam hal ini ilmu falak.
Alkitab mengatakan bahwa mereka datang dari Timur. Mungkin dari Babil. Banyak bangsa pada zaman itu beranggapan bahwa segala kejadian di dunia adalah pantulan dari apa yang terjadi di langit dengan bintang-bintang. Pada zaman itu, astronomi (ilmu falak) adalah juga astrologi (ilmu nujum).
Dari mana orang-orang majus mengetahui tentang "raja orang Yahudi"? Agaknya, para ahli ilmu falak Babil sudah mengetahui tentang pengharapan datangnya Mesias itu dari orang-orang Yahudi yang dulu ditawan di Babil.
Baiklah, yang penting bagi kita adalah bahwa orang-orang majus itu akhirnya tiba di tempat Yesus. Di Matius 2:11 tertulis: "Mereka melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya." Mengapa Yusuf tidak disebut? Rupanya hanya Maria yang ada di rumah.
Apa yang terjadi pada perjumpaan ini? Berbeda halnya dengan gembala yang berkata-kata kepada Maria dan Yusuf, maka tentang orang-orang majus ini tidak disebutkan bahwa mereka mengucapkan sesuatu. Mungkin perbedaan bahasa menjadi rintangan.
Memang, dalam hal ini bukan perkataan yang diperlukan, melainkan perbuatan. Dan itulah yang dilakukan orang-orang majus. "Mereka sujud menyembah Dia, ... membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya ..." (Matius 2:11).
Bukan mustahil bahwa orang-orang majus itu merasakan suatu misteri ketika berhadapan dengan bayi Yesus, sehingga mereka tidak bisa dan tidak mau berkata apa-apa. Mereka hanya menyembah sujud dengan teduh dan takjub. Tetapi dalam keadaan teduh yang bersih dari bunyi dan kata, justru terjadi perjumpaan antara manusia dengan Allah. Bibir orang-orang majus itu tertutup rapat, tetapi di depan Allah hati mereka terbuka dekat. Di saat seperti itu, kita yang insani menyatu dengan Dia yang Ilahi. Di saat itu kita tidak perlu berkata apa-apa kecuali menyembah sujud.
Sumber:
Judul Artikel: Untuk Menyembah Sujud
Judul Buku: Selamat Natal: 33 Renungan tentang Natal
Pengarang: Dr. Andar Ismail
Halaman: 90 - 92
Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2002