Renungan Natal 2010 (Janice)
Dari salah satu sumber yang saya temukan menjelaskan Imanuel berarti melihat Allah (yang kuat dan berkuasa) dan kita ada bersama-sama dalam satu kelompok atau satu lokasi dengan-Nya. Ini artinya Tuhan Yesus yang telah berdiam di antara kita (Yohanes 1:14). Bahkan, Dia berjanji akan menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman (Matius 28:19).
Imanuel itu adalah Yesus. Allah mengutus-Nya untuk menyertai hidup kita dan menyelamatkan kita dari dosa. Ia menyertai dan tidak membiarkan kita sendiri. Saat Allah beserta dengan kita, maka hidup kita sepenuhnya berada di dalam Dia, dan Dia di dalam kita. (Yohanes 17:21) Di mana pun kita berada, kita tahu bahwa Allah tetap satu lokasi dengan kita. Saat kita berada di tengah badai kehidupan, di situ pun ada Allah yang keberadaannya satu lokasi dengan kita, sehingga kita dikuatkan-Nya. Saat kita putus asa, semua jalan seolah-olah buntu dan masalah seperti gunung batu, sebenarnya keberadaan Allah tidak jauh dari kita. Keberadaan-Nya selokasi dengan kita.
Dia menyertai bukan hanya untuk sementara seperti yang mampu dilakukan oleh orang-orang dunia, keluarga, atau pun teman. Tetapi Allah menyertai setiap saat, bukan sesaat. Penyertaan yang yang sifatnya selamanya dan terus-menerus tiada hentinya bukan hanya hari ini saja. Saat ini saya sedang mengalami masalah keuangan dan sangat sulit untuk mengerti istilah Imanuel, saya terus berdoa dan meminta Tuhan untuk memberi inspirasi apa itu Imanuel dan apa yang harus saya tuliskan di makalah.
Semakin tidak sabar, semakin depresi, dan terpuruk membuat saya ingin menyerah, sewaktu disodorkan tugas makalah Imanuel ingin sekali membatalkan keikutsertaan kelas ini. Namun puji Tuhan ada nats yang terus berbicara: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Kemudian dengan berdoa saya minta segala permasalahan yang ada dan sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan, karena saya yakin Allah beserta kita. Akhirnya saya bertekad untuk terus melanjutkan kelas natal dan membuat tugas dengan kesadaran bahwa Allah juga menyertai saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Fokus hidup kita bukan lagi ke hal-hal duniawi, tetapi mengejar Kerajaan Allah dan kebenarannya, yaitu menjadi saksi Kristus, hidup memuliakan Allah, dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Karena Allah beserta kita, maka segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita (Filipi 4:13).