Refleksi Natal

Penulis: Ev. Robin A. Simanjuntak

Saat ini Natal/kekristenan telah menjadi industri yang menguntungkan bagi banyak orang. Banyak orang Kristen yang merayakan Natal dan menyambut Natal bukanlah menyambut bayi Yesus, menunggu-nunggu kedatangan Yesus, mempersiapkan kelahiran Yesus, melainkan orang hanya menyambut hari Natalnya. Natal disambut dengan gegap gempita dan komersialisasi Natal dilakukan oleh banyak pengusaha (orang Kristen juga mungkin) dengan menjual banyak produk yang berkaitan dengan Natal ini. Ada yang menjual mainan, pernik-pernik Natal, lagu-lagu Natal, kartu Natal dll. Itulah industri Natal, itulah globalisasi Natal. Apakah yang kita persiapkan menjelang Natal tiba? Yah, kita cenderung mempersiapkan atribut-atribut Natal, simbol-simbol Natal, fenomena Natal agar kelihatan fenomenal. Padahal, ada banyak orang Kristen merayakan Natal tidak lagi menyanyikan lagu-lagu Natal. Ada persekutuan atau gereja yang hanya menyanyikan lagu Malam Kudus sebagai lagu Natal, namun sisanya lagu-lagu umum biasa. Ada gereja/persekutuan yang tidak lagi memberitakan Kristus dalam kotbah Natal. Itukah Natal?

Natal 2000 tahun yang lalu dipersiapkan dengan sangat rapi, baik dan jauh-jauh hari. Ribuan tahun sebelum Yesus lahir para nabi telah bersiap-siap menyambut hari "H" itu tiba. Setahun sebelum Natal malaikat Tuhan sudah diutus untuk mempersiapkan Natal kepada Maria, Yusus, Elisabeth dll. Sebelum Natal malaikat Tuhan datang kepada para gembala dan orang majus, mereka menyanyikan pujian Natal.

Natal 2000 tahun lalu bukanlah industri yang canggih dengan pameran lampu-lampu bagus, baju-baju indah, kembang api, dan trompet yang semarak. Natal 2000 tahun lalu merupakan "pameran" kilauan sinar wajah para malaikat, dengan baju jelek dan bau para gembala, dan dengan sinar bintang yang bercahaya di langit.

Natal berarti yang tidak terbatas rela menjadi terbatas, Yang Mahatinggi rela turun ke dunia, Yang Tidak Berdosa rela dijadikan manusia yang menanggung dosa umat-Nya. Itulah Kristus. Natal berarti Kristus. Biarlah kita merayakan kehadiran Kristus ke dalam dunia, bukan sekedar merayakan hari Natalnya. Natal bukanlah industri melainkan Kristologi.