Ketika Allah Melangkah Keluar
Kita tidak perlu bertanya-tanya seperti apakah Allah itu. Kita juga tak perlu bertingkah seperti anak kecil yang menatap ke langit dan bertanya kepada ibunya, "Apakah Allah ada di atas sana?" Ketika ibunya meyakinkan anak itu bahwa Allah ada di atas sana, si anak menanggapi, "Bukankah lebih baik bila Ia memperlihatkan wajah-Nya supaya kita dapat melihat-Nya?"
Apa yang tak dimengerti anak tersebut adalah sebenarnya Allah telah mengizinkan kita untuk melihat-Nya. Dengan mengutus Anak-Nya, Yesus, ke dunia, Bapa di surga benar-benar memperlihatkan diri-Nya sendiri. Yesus adalah Allah "yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia" (1 Timotius 3:16). Ia mengatakan dengan jelas kepada Filipus, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9). Para ahli teologi menyebut kebenaran ini sebagai inkarnasi.
Ini adalah kabar baik dari Natal bahwa Allah telah menunjukkan kepada kita seperti apakah diri-Nya dalam diri Anak-Nya. Ia meninggalkan kemuliaan surga dan datang ke bumi untuk lahir dari seorang perawan. Semua atribut Allah yang tak terbatas berdiam dalam diri sang Bayi yang dibaringkan oleh Maria di dalam palungan Betlehem. Ia adalah "gambar Allah yang tidak kelihatan", Pribadi yang "di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu" dan "segala sesuatu ada di dalam Dia" (Kolose 1:15-17).
Saat kita berhenti sejenak untuk merayakan kelahiran Yesus, ingatlah siapa Dia. Di dalam Yesus, kita melihat kekudusan, kasih, dan anugerah dari Allah yang kekal. Pada hari Natal, Allah sungguh-sungguh melangkah keluar dari surga.
Diambil dari:
Judul asli buku: Christmas Edition -- The Perfect Gift
Judul buku terjemahan: Hadiah Terindah
Judul renungan: Ketika Allah Melangkah Keluar, Hari 10
Penulis: Paul Van Gorder
Penerjemah: Joseph
Penerbit: RBC Ministries, 2007