Mitos Natal
Oleh: Mark Fogarty
Ada banyak mitos yang kita punyai tentang kisah Natal yang sesungguhnya. Beberapa yang kita percaya adalah benar-benar kisah Natal sebenarnya hanyalah asumsi atau kisah kreatif berdasarkan cerita Natal lama atau drama Natal terkenal.
Satu hal yang tidak saya cantumkan di video ini adalah bagaimana orang Kristen memandang kisah Natal dan percaya bahwa kisah tersebut terjadi di sebuah malam yang tenang dan teduh.
I don't think so!
Coba pikirkan... mereka mungkin tidak tinggal di kandang yang bersih dan nyaman, tetapi di sebuah gua di luar kota yang biasa dipakai oleh para gembala.
Saya sudah pernah bekerja bertahun-tahun di peternakan di luar kota Lunenburg, dan saya dapat memberitahu Anda bahwa di tempat kandang binatang ada bau tidak sedap, kotoran, lalat, laba-laba, debu, dan... kotoran binatang.
Kita membaca bahwa Yesus dibaringkan di palungan dan kita membayangkan sebuah palungan kotak yang dipakai di drama-drama Natal. Kalau menurut saya kotak seperti itu cukup baik untuk tempat bayi. Tetapi, di dunia nyata, tempat makan binatang akan penuh dengan permukaan kasar, yang ditutupi oleh air liur binatang yang sudah mengering.
Alkitab berkata bahwa Maria membungkus bayi Yesus dengan kain lampin, dan kita membayangkan kain putih bersih, yang akan membuat malu seluruh produsen popok [karena begitu bersihnya kain tersebut]. Namun, kain lampin sebenarnya adalah sobekan karung yang biasa digunakan oleh para gembala untuk berbaring, kalau-kalau ada kotoran di lantai... dan percayalah... Anda tidak ingin membungkus bayi Anda yang baru lahir dengan kain tersebut.
Akhirnya kita berpikir bahwa malam tersebut sangat damai, sangat syahdu, ketikak Maria melahirkan, Yusuf membantunya, hewan-hewan lucu dengan lembut mengelilingi palungan tersebut untuk melihat bayi yang baru lahir. Saya rasa tidak.
Kemungkinan besar Maria baru berusia 15-16 tahun... Yusuf sekitar 18-20 tahun, dan percayalah... laki-laki manapun berusia sekian akan sama sekali tidak berguna ketika waktu persalinan tiba. Mungkin Yusuf akan berguna jika ia adalah seorang petani atau peternak, tetapi Yusuf adalah seorang tukang kayu... satu-satunya yang ia akan pakai ketika Maria sedang bersalin adalah kursi kayu yang baru.
Pikirkan tentang Maria, masih dalam usia remaja, harus melahirkan di gua tanpa bantuan bidan.
Pikirkan tentang ketakutan dan ketidakpastian yang mereka hadapi.
Pikirkan baunya, gelapnya, dan pengapnya gua tempat mereka bermalam.
Pikirkanlah, tidak lama sesudah Yesus lahir, segerombolan orang asing datang untuk memberikan hormat. Ada berapa banyak itu yang menginginka segerombolan orang asing datang segera setelah Anda melahirkan, ketika Anda berada di gua, di sebuah kota asing, tanpa teman siapa pun, dan tanpa kain untuk membungkus bayi Anda kecuali karung?
Saya pikir Natal pertama sangatlah berbeda dengan apa yang kita nyanyikan, maupun yang kita lihat di sandiwara-sandiwara Natal.
Tetapi setelah memikirkan semua hal tersebut di atas, saya teringat kepada Filipi pasal 2. Mungkin ini adalah pasal favorit saya di dalam Alkitab.
ada penghiburan kasih,
ada persekutuan Roh,
ada kasih mesra dan belas kasihan,
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir,
dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati
yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit
dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa!
Saya pikir bahwa di atas semuanya itu, Yesus rela memberikan segalanya, semua citarasa di Surga, semua penyembahan malaikat, semua kemuliaan dan kekudusan Surga... untuk apa... untuk dilahirkan di gua yang kotor, dengan sepasang remaja yang ketakutan, dibungkus dengan karung tua, dan dibaringkan di tempat makan hewan yang kotor.
Mengapa?
Untuk Anda dan saya, tentu saja!