Makna Natal

Oleh: Peserta Kelas Diskusi Natal Nov/Des 2011 - Endro

Bulan Desember identik dengan perayaan Natal. Mal-mal berbenah mengeluarkan hiasan Natal, lampu Natal, pohon Natal, dan pernak-pernik yang berhubungan dengan Natal.

Natal adalah kelahiran Tuhan yang akan membayar lunas semua dosa-dosa manusia.

Tahun 2011 ini, bagi kami pribadi, Natal jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Begitu banyak persoalan/pergumulan selama tahun 2011 yang harus kami lalui.

Kami berusaha selalu bersyukur dengan semua "masalah" yang dipercayakan Tuhan kepada kami, walaupun itu sangat tidak mudah untuk kami hadapi.

Kesulitan keuangan yang mendera kehidupan kami. Namun kami selalu berusaha optimis untuk menerimanya. Dan Tuhan selalu mencukupi tepat pada waktunya. Luar biasa memang pemeliharaan Tuhan terhadap kami.

Natal di ibukota identik sekali dengan perayaan yang mewah dan meriah, tapi terlepas dari setiap orang/gereja bagaimana mereka merayakan Natal, yang perlu diingat bagaimana hubungan kita dengan Tuhan selama tahun 2011? Apakah kita meluangkan waktu kepada Tuhan? Atau hanya sisa-sisa waktu yang kita berikan kepada-Nya? Terkadang dalam pemikiran kami, begitu banyak waktu yang "terbuang percuma" untuk hal-hal yang tidak berguna. Mungkin kami sekarang harus lebih memilah dan memilih waktu, agar bisa lebih melayani lebih baik.

Kemarin sore Bapak Pendeta dari GKI - Panglima Polim datang kerumah kami bersama team majelis Gereja, meminta kesediaan kami untuk menjadi anggota majelis gereja, kami ada keraguan untuk melayani berhubung kekurangan kami, tetapi Pak Pendeta mengatakan bahwa ini adalah panggilan-Nya, agar kami lebih menfokuskan diri dalam pelayanan gereja yang selama ini hanya dalam status simpatisan belaka. Akhirnya kami menerima tugas panggilan sebagai anggota majelis karena kami yakin bahwa Allah yang meminta untuk melakukan tugas ini bagi-Nya dan Allah yang juga menyertai dan memampukan untuk melakukannya! Dia bertanggung jawab atas panggilan dan pilihan-Nya.
Seperti Daud berkata: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku“ (Mzm 23:4).
Dan panggilan ini merupakan hadiah yang terindah bagi kami, agar boleh lebih dekat mengenal Allah.

“Aku tidak takut bahaya! Sebab Engkau besertaku!” menjadi sebuah seruan yang menyatakan bahwa kita percaya bukan kepada Allah yang main-main, atau yang cuma bisa asal tunjuk dari atas sorga tanpa bertanggung jawab pada apa yang kita alami di dunia ini. Nama-Nya adalah “Immanuel” yang berarti “Allah beserta kita”. Karena itu, maka pesan Malaikat kepada para gembala, Maria, dan Yusuf berlaku juga bagi kita “Jangan takut!”

Natal adalah panggilan Tuhan bagi setiap kita, untuk mulai terlibat dalam rencana-Nya. Seringkali rencana-Nya itu terlihat berbahaya dan tidak menguntungkan di posisi kita, tetapi bagi setiap orang yang mau taat, sekalipun ia merasa tidak mampu atau merasa tidak layak, ialah yang akan mengalami langsung penggenapan rencana Allah itu. Bagi orang-orang yang mengalami penderitaan dalam menanggung rencana-Nya itu, ada pengenalan yang lebih dalam dan kedekatan yang semakin intim dengan Dia, seperti Mazmur 23 saat Daud mengganti kata-kata “Dia” dengan “Engkau” setelah ayat yang menyatakan “sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman”. Ada intimacy yang lebih dekat, pengenalan yang lebih dalam, saat kita alami langsung lembah kekelaman itu.

Filipi 1:29 “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.”

Roma 5:2-3; "Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita , karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan."

Bersyukurlah, jika di Natal ini kita mengalami sesuatu yang tidak nyaman bagimu, karena kita dapat mengalami langsung pengalaman Natal yang juga dialami Maria, Yusuf, para gembala, dan para majus, lebih lagi, kita mengalami pengalaman Allah yang meninggalkan segala kenyamanan sorgawi dan bergabung dengan kita di sini, di bumi ini, lengkap dengan segala suka dukanya. Jangan takut, sebab Dia selalu beserta kita!

Dalam Kristus
Endro