Kepasrahan

Ditulis oleh: Philip Situmorang

Ayat: Yesaya 7:13-14, Lukas 1:26-38

Kata "pasrah" menurut *Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: pas·rah v menyerah(kan) sepenuhnya: marilah kita -- kpd takdir dng hati yg tabah; ia -- kpd apa yg akan diputuskan oleh pengadilan; ber·pas·rah v berserah (diri): ~ diri kpd Tuhan sambil berdoa agar terhindar dr malapetaka; me·mas·rah·kan v menyerahkan: pengungsi itu ~ nasibnya kpd negara yg menampung mereka; ke·pas·rah·an n perihal pasrah.

Kata pasrah ini mengarahkan pada pengertian "ketiadaan perlawanan". Kalau dicontohkan pada kalimat: Kami pasrahkan segalanya kepada Tuhan. Pasrah di sini penyerahan keputusan, ada unsur kerelaan, penerimaan, ikhlas. Dalam bahasa manusia, kalau dikatakan:"saya pasrahkan segalanya kepada Anda," berarti menyerahkan segala sesuatunya pada orang yang dipercayai.

Tetapi ada pengertian menurut manusia pula, misalnya "terserah Anda saja, saya tidak mau bertanggung jawab lagi, atau mengambil manfaat atau menerima kerugian apapun". Kalimat ini berarti memasrahkan diri tetapi tidak mau mengambil resiko atas apa yang terjadi kelak.

Dalam konteks ketika Maria dalam bacaan di Lukas 1:26-38, Maria memasrahakan dirinya dan apa yang terjadi kelak pada Tuhan. Meskipun secara akal hal itu sulit diterima. Ke-pasrahan ini menggambarkan totalitas penyerahan dirinya kepada Tuhan. Apa yang disampaikan Tuhan lewat Gabriel ditelan bulat-bulat oleh Maria. Tentu saja ada kekhawatiran sedikit, seperti yang disampaikan Maria. Tapi itu bukan menjadi hal dibesarkan oleh Maria. Malahan ia justru betul-betul mempercayakan kondisi hidupnya, masa depannya pada Tuhan.

Kondisi saat ini, menjelang peringatan kedatangan Tuhan dalam natal, sesungguhnya kita dituntut pula memasrahan secara bulat kehidupan kita pada Tuhan. Krisis ekonomi global sedikit banyak mempengaruhi kehidupan orang Kristen.

Pertanyaan yang timbul, mampukah saya mengatasinya? Sama seperti Maria yang belum tahu apa yang terjadi kedepan, namun ia memasrahakan sepenuhnya pada Tuhan.

Kepasrahan itu juga bisa kita lakukan dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh pikiran. Apapun yang terjadi kedepan, bersama Tuhan yang menjamin, sama seperti Tuhan menjamin Maria, kita bisa juga melalui kesulitan yang terjadi.

Mari pasrahkan diri pada Tuhan, Sselamat Natal. - amin

*KBBI, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia online. Tugas Penulisan Renungan Natal 2