Kasih Setia Tuhan
Baca: Ester 9:17-10:3
Salah satu tujuan kitab Ester ditulis adalah untuk menjelaskan latar belakang perayaan Purim yang diadakan oleh umat Yahudi, yang tidak memiliki dasar secara khusus pada Hukum Taurat. Pasal sembilan ini menjelaskan dengan rinci bagaimana tradisi Purim dimulai.
Hari Raya Purim diselenggarakan untuk mengingat karya Tuhan yang sekali lagi membebaskan umat-Nya dari tangan jahat musuh mereka yang hendak membinasakan mereka (ayat 9:1-19, lih. 3:7, 13). Dalam kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya, niat jahat para musuh ditimpakan balik pada mereka (ayat 9:24-25).
Hari Raya Purim juga menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah benar-benar meninggalkan dan menolak umat-Nya. Mereka memang dihukum Tuhan secara dahsyat sehingga kehilangan kemerdekaan dan tanah air. Tetapi, penghukuman itu adalah bagian dari belas kasih Allah agar mereka bertobat. Sejarah mencatat, di dalam dan di luar Alkitab, berulangkali umat Yahudi terancam akan musnah. Berulang kali pula kita melihat belas kasih Tuhan menyelamatkan dan memelihara mereka. Bukan karena mereka bangsa ini lebih baik daripada bangsa-bangsa lain. Semua itu semata-mata karena kasih dan kesetiaan Tuhan.
Menyambut malam Natal ini, kesetiaan dan kasih Tuhan atas umat ciptaan-Nya yang lain pun nyata. Walaupun dunia milik kepunyaan-Nya terus menerus menolak Dia (Yoh. 1:11), namun sampai saat ini kesempatan untuk bertobat masih terbuka. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya untuk datang kembali memusnahkan dunia yang jahat ini (ayat 2Pet. 3:4). Dia sabar menantikan pertobatan mereka (ayat 9). Oleh sebab itu, biarlah setiap tanda dan bukti kasih setia Tuhan membuat kita semakin mengasihi Dia dan semakin bertekad untuk lebih setia dan lebih tekun melayani Dia. Terutama beritakan Injil keselamatan ini kepada bangsa-bangsa lain, agar mereka pun memiliki kesempatan untuk bertobat. Karena memang untuk itulah Kristus datang ke dunia ini.