Janji yang Harus Dirahasiakan Maria

Pendahuluan:

Kadang-kadang pada hari Natal kita menyimpan suatu rahasia. Kita hendak mengagetkan seseorang dengan suatu hadiah yang tak diketahuinya. Rahasia ialah sesuatu yang tidak kita ceritakan sampai hal itu terjadi. Sekali hal itu telah diceritakan, maka itu bukanlah rahasia lagi.

Saya akan menceritakan kepadamu tentang sesuatu yang pernah menjadi suatu rahasia. Hal itu terjadi pada zaman dahulu dan sekarang bukan lagi merupakan rahasia sehingga saya dapat menceritakannya kepadamu. Banyak orang yang mengetahuinya sekarang karena hal itu telah ditulis dalam Alkitab supaya setiap orang dapat membacanya.

Cerita Alkitab:

Jauh, jauh sekali, di sebuah kota kecil Nazaret, tinggallah seorang wanita muda yang bernama Maria. Maria sangat mengasihi Allah dan berdoa kepada Dia setiap hari.

Pada suatu hari Maria sedang berbicara kepada Allah. Tiba-tiba seorang malaikat yang berkilauan berdiri di hadapannya. Maria menjadi takut karena ia belum pernah melihat malaikat sebelumnya.

"Jangan takut, Maria," kata malaikat itu. "Allah sangat mengasihi engkau dan Ia mengutus aku untuk memberitahukan suatu rahasia yang ajaib kepadamu. Engkau akan menjadi ibu dari seorang bayi laki-laki yang mungil. Ia akan menjadi Anak Allah sendiri dan engkau akan menamakan Dia, Yesus."

Kemudian malaikat itu pergi dan tinggallah Maria seorang diri. Ia sangat gembira ketika ia mengingat apa yang telah dikatakan malaikat itu kepadanya. Tak ada seorang pun, kecuali Yusuf, yang mengetahui rahasia yang mengherankan ini, ia sangat senang karena Allah sangat mengasihinya sehingga Ia telah memilihnya menjadi ibu dari bayi Yesus.

Setiap hari Maria memikirkan bayi itu, "Namanya akan disebut Yesus," katanya dengan lembut. "Betapa indahnya nama yang telah dipilih Allah untuk Anak-Nya." Maria membuat sehelai selimut yang lembut supaya bayi itu tetap hangat kelak. Ia menjahit beberapa potong pakaian. Pada suatu hari ketika ia sedang memikirkan tentang bayi Yesus, Yusuf, suaminya berkata, "Kita harus pergi ke Betlehem dan mencatatkan nama kita di dalam buku raja yang besar dan membayar pajak."

Maria dengan segera menyiapkan diri untuk perjalanan itu. Ia naik seekor keledai kecil dan Yusuf berjalan di sampingnya.

Sepanjang hari mereka berjalan, "Klip-klop-klip-klop," bunyi kaki keledai menuruni jalan yang berdebu. Pada malam hari mereka berhenti untuk beristirahat. Hari berikutnya mereka berjalan lagi. "Klip-klop-klip-klop." Akhirnya sampailah mereka di kota kecil Betlehem.

Yusuf pergi ke sebuah rumah penginapan. "Tok, tok! Bolehkah kami menginap di sini malam ini?" ia bertanya kepada orang yang membukakan pintu.

"Tidak," kata pemilik penginapan itu. "Maafkan saya. Begitu banyak orang telah datang sehingga tak ada kamar lagi untuk kalian." Hari sudah gelap dan Yusuf tak dapat mencari penginapan lain lagi. Maka Maria dan Yusuf membuat sebuah tempat tidur di dalam kandang bersama binatang-binatang. Malam itu ketika semuanya sunyi senyap, Allah menepati janji-Nya dan rahasia Maria yang mengherankan itu benar-benar terjadi. Tuhan Yesus dilahirkan. Maria membungkus-Nya dengan sehelai kain panjang, yang disebut kain lampin. Kemudian ia meletakkan-Nya dengan hati-hati di dalam palungan di atas jerami yang halus.

Bayi Yesus ini adalah Anak Allah sendiri. Ia merupakan pemberian Allah kepada Maria. Ia adalah pemberian Allah yang terbaik bagimu, bagi saya, dan bagi semua orang.

Doa:

"Allah Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengasihi kami sehingga Engkau mengirim Yesus ke dunia ini untuk menjadi sahabat kami yang terbaik, penolong kami yang penuh kasih, dan Juruselamat kami yang mengherankan. Dalam nama Yesus. Amin."

Tujuan:

Mengajarkan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Menolong anak mengerti bahwa kelahiran Yesus adalah satu-satunya alasan kita merayakan hari Natal.

Ayat Hafalan:

"Engkau akan menamakan Dia Yesus." (Matius 1:21)

PERSIAPAN GURU

Pembacaan Alkitab:

Lukas 1:26-38; Lukas 2:1-7

Banyak guru berpendapat bahwa mereka tidak perlu mempelajari cerita-cerita Natal. Mereka telah mendengarnya sejak kecil.

Namun, betapapun baiknya Anda mengira telah mengenal cerita-cerita ini, Anda sebaiknya membaca kembali cerita-cerita ini dari Alkitab dan pelajarilah sampai cerita-cerita ini dapat menjadi bagian dari diri Anda. Bila anak-anak kecil yang Anda bimbing tidak mengerti arti Natal yang sebenarnya, itu disebabkan karena Anda, sebagai pemimpin mereka, masih belum meresapinya sendiri. Ujilah sendiri di dalam hati Anda. Ceritakanlah kepada mereka secara perlahan-lahan dan dengan suara yang lembut.

WAKTU MENGAJAR

Menyanyi:

Nyanyikanlah sebuah lagu Natal dengan suara perlahan sementara anak-anak masuk dan duduk di tempat mereka dan kemudian ajak mereka bernyanyi bersama. Katakan, "Apabila saya mendengar lagu yang merdu seperti ini dan suasana begitu tenang, hal ini membuat saya seperti sedang berbicara dengan Allah. Marilah kita berdoa."

Doa:

"Allah Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu untuk bayi Yesus. Kami bersyukur kepada-Mu atas suasana Natal yang bahagia ini, yaitu hari ulang tahun Yesus. Tolonglah kami untuk mengasihi Engkau karena Engkau yang lebih dahulu mengasihi kami. Dalam nama Yesus. Amin."

Persembahan dan Hari Ulang Tahun

ULANGAN DAN PERCAKAPAN

"Saya ingin bersyukur kepada Allah sekarang juga karena Ia telah mengirimkan bayi Yesus."

Tanyakanlah: Siapakah yang berbicara kepada Maria? Apakah yang dikatakannya kepada malaikat itu?

Ayat Alkitab hari ini mengatakan satu hal kepada kita yaitu apa yang dikatakan malaikat kepada Maria. Dengarkanlah, sementara saya membacakannya dari Alkitab. "Engkau akan menamakan Dia Yesus" (Matius 1:21). Suruhlah mereka membacanya bersama-sama Anda dengan melipat tangan mereka seperti sebuah buku.

SARAN-SARAN UNTUK KEGIATAN

Permainan "Siapakah saya?" Guru: Pada suatu, hari saya sedang berdoa kepada Allah. Tiba-tiba seorang malaikat berdiri di depan saya. Mula-mula saya merasa takut karena saya belum pernah melihat seorang malaikat. Siapakah saya?

Anak-anak: Maria. (Lakukan hal yang serupa dengan nama-nama lain.)

Bila anak-anak gelisah selama waktu mengajar, suruhlah mereka berperan sebagai gembala-gembala yang sedang tidur di atas sebuah bukit. Biarkan mereka semua tidur dengan tenang. Kemudian suruhlah mereka bangun cepat-cepat serta menggosok-gosok mata mereka ketika mereka mendengar nyanyian malaikat dan melihat cahaya.

Sumber:
Judul Buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan: Seri Cerita Alkitab untuk Anak-anak
Pengarang: Grace Suwanti Tjahya dan Ridwan Sutedja
Halaman: 98 - 101
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung