Harapan pada Hari Natal

Pada malam kelahiran Yesus, sinar terang sebuah bintang mengumumkan kelahiran-Nya. Itulah pengumuman yang diharapkan dan didoakan banyak orang, meski banyak juga yang tidak memedulikannya.

Mungkin mereka seperti saya -- harapan-harapan mereka lebih mirip impian, dan doa-doa mereka sekadar keinginan. Mungkin mereka sedang mencari sebuah bintang yang akan membenarkan setiap perilaku mereka, bukan sinar yang akan menyingkapkan dosa mereka.

Pada setiap hari Natal, ketika saya menyanyi dalam "Festival of Lights" yang diadakan setiap tahun di gereja, saya menginginkan beberapa hal. Saya ingin merasakan suasana adikodrati tatkala paduan suara bernyanyi dengan sangat merdu hingga seolah saya tidak mendengar suara siapa pun. Saya pikir seperti itulah musik surgawi.

Pada saat orang tertawa-tawa menyaksikan drama Natal, saya pun ingin melihat apa yang mereka tertawakan. Namun, pada saat itu, saya selalu harus berada dalam barisan paduan suara yang ada di belakang panggung.

Ya, itulah hal-hal yang saya inginkan. Namun, saya tahu bahwa daripada mendengarkan alunan merdu nada-nada dari sejumlah lagu, lebih baik saya berdoa agar dapat mendengar Allah berbicara.

Daripada menyaksikan drama, lebih baik saya berdoa agar dapat "melihat" Yesus dan tidak dikacaukan oleh dunia.

Menginginkan sesuatu berarti berharap memperoleh apa yang saya inginkan dari Allah. Doa adalah permohonan supaya Allah memperoleh apa yang dikehendaki-Nya dari saya. -- JAL

NATAL ADALAH SAAT UNTUK MERENUNGKAN APA YANG TELAH ALLAH
BERIKAN KEPADA KITA DAN APA YANG DAPAT KITA BERIKAN KEPADA-NYA

Diambil dari:
Nama situs: SABDA
Alamat URL: http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/12/17/
Judul asli renungan: Harapan di Hari Natal
Penulis renungan: JAL
Tanggal akses: 22 Agustus 2017