Dia Datang untuk Melayani Yang Tak Berdaya
Ketika kita memikirkan alasan-alasan yang diberikan Kitab Suci tentang kedatangan Yesus, kita tidak boleh mengabaikan betapa mengejutkannya alasan-alasan ini, khususnya ketika kita mengingat bahwa Yesus adalah Allah dalam rupa manusia. Perhatikan, misalnya, apa yang Yesus katakan dalam Markus 10:45 (AYT):
Sebab, bahkan Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Penguasa-penguasa di dunia biasanya mengunjungi orang-orang mereka dengan harapan bahwa mereka akan dipuji dan dilayani, tetapi Yesus memiliki agenda yang berbeda.
Yesus Datang untuk Menderita
Yesus menggunakan sebutan "Anak Manusia" dalam Markus 10:45. Ini sebenarnya adalah cara yang paling umum Dia menyebut diri-Nya. Anak Manusia adalah sebutan yang agung, karena itu menandakan bahwa Yesus adalah seorang manusia, pribadi yang sepenuhnya manusia. Dia seperti salah satu dari kita. Namun, Dia bukan hanya seorang manusia.
Kata-kata "Anak Manusia datang" mungkin terdengar biasa-biasa saja bagi kita, tetapi apakah Anda pernah tahu ada seseorang yang memutuskan untuk datang ke dunia, dan untuk alasan tertentu? Tentu saja tidak. Kita tidak berkata seperti ini, karena itu sudah terbukti benar. Kita tidak ada sebelum kita memasuki dunia ini, jadi kita tidak memiliki banyak keputusan untuk dibuat. Namun, Yesus ada dalam kekekalan. Dia adalah sepenuhnya manusia dan Dia adalah sepenuhnya Allah, Dia telah ada sebelumnya. Menakjubkan, Dia yang disebut Anak Manusia dan Anak Allah ini datang untuk menderita.
Paruh pertama dari catatan Markus berisikan mengenai rangkaian pelayanan Yesus di Galilea, tetapi kemudian transisi terjadi di pasal 8. Dalam pasal 8-10, Yesus melakukan perjalanan ke Yerusalem di mana Dia akan disalibkan, dan pada tiga kesempatan berbeda, Dia berbicara tentang kematian-Nya yang akan terjadi (Markus 8:31; 9:31; 10:32-34).
Yesus tahu mengapa hal-hal tertentu terjadi sepanjang pelayanan-Nya. Ada kesengajaan untuk salib. Kita dapat melihat ini ke belakang ke Yesaya 53, sebuah nubuatan yang ditulis ratusan tahun sebelum Kristus datang. Nubuatan ini memainkan peran penting di seluruh Injil Markus. Itu muncul di tengah-tengah apa yang kadang-kadang disebut Nyanyian Hamba Yesaya. Yesaya menubuatkan bahwa Yesus, Hamba Allah, akan disalibkan.
Adalah kehendak Allah untuk meremukkan Yesus dan membuat Dia menderita. Salib bukanlah suatu ketidaksengajaan; salib adalah alasan mengapa Dia datang. Itulah sebabnya Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Sanggupkah kamu minum dari cawan yang harus Kuminum atau dibaptis dengan baptisan yang dibaptiskan kepada-Ku?" (Markus 10:38, AYT) Minum cawan dan baptisan keduanya merupakan metafora untuk kematian-Nya yang menelan murka. Yesus mengacu pada waktu ketika Dia akan meminum cawan murka Allah, murka karena dosa kita. Ini adalah baptisan, atau (secara harfiah) perendaman, dalam penderitaan. Yesus dengan sadar dan rela berjalan ke dalam lubang penderitaan dan kematian. Itu sebabnya Dia datang.
Yesus Datang untuk Menyelamatkan
Ada alasan mengapa Yesus datang untuk menderita dan memberikan nyawa-Nya. Dia datang untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan. Markus menggunakan kata Yunani 'lutron', sebuah kata yang mengacu pada pembayaran yang dilakukan untuk membebaskan seseorang dari perbudakan. Tebusan adalah biaya untuk membebaskan seseorang. Kita adalah budak dosa, budak diri kita sendiri, budak kematian, dan Kristus memberikan nyawa-Nya agar kita bisa bebas. Dia telah membayar harga pembebasan kita, dan kita pun diselamatkan.
Yesus Datang Menjadi Pengganti Kita
Alasan penderitaan Yesus menyelamatkan kita adalah karena Dia datang untuk menjadi pengganti kita. Perhatikan kata "bagi" yang sangat penting itu: Kristus memberikan "nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (10:45; penekanan ditambahkan). Kata "bagi" di sini secara harfiah berarti "sebagai ganti" atau "menggantikan". Yesus datang dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan (atau pembayaran) sebagai ganti, atau menggantikan, mereka yang akan Dia selamatkan.
Anda dan saya berada di bawah hukuman dosa dan murka Allah, sepantasnya menerima kematian, tetapi Yesus menggantikan kita. Dia menjadi pengganti kita. Ini adalah Injil yang agung dan mulia, bukan hanya bahwa Yesus mati untuk Anda (seolah-olah Dia hanya menunjukkan kasih-Nya kepada Anda), tetapi bahwa Dia mati menggantikan Anda. Anda sepatutnya mati, tetapi Yesus datang untuk menggantikan Anda! Himne agung "Man of Sorrows! What a Name" menangkap keajaiban kebenaran ini:
Manusia sengsara adalah nama bagi Anak Allah,
yang datang kepada orang-orang berdosa yang hancur
untuk mendapatkan mereka kembali:
Haleluya, Juru Selamat mulia!
Menanggung malu dan cemooh yang kasar,
di tempat aku dikutuk Dia berdiri,
menuntaskan pengampunanku dengan darah-Nya:
Haleluya, Juru Selamat mulia!
Bersalah, tak berdaya, tersesat kita;
Anak Domba Allah yang tak bercela Dia,
dikorbankan untuk membebaskan kita:
Haleluya, Juru Selamat mulia!
Dia diangkat tinggi di kayu salib untuk mati;
"Sudah selesai" Dia berseru;
sekarang di surga ditinggikan:
Haleluya, Juru Selamat mulia!
Ketika Dia datang, Raja kita yang mulia,
semua tebusan-Nya dibawa pulang,
maka lagu ini akan kita nyanyikan lagi:
Haleluya, Juru Selamat mulia![1]
Yesus datang untuk menderita, menyelamatkan, dan menjadi pengganti kita. Inilah inti Injil.
Yesus Datang untuk Menunjukkan kepada Kita Bagaimana Cara Hidup
Fakta bahwa Yesus mati menggantikan kita tidak mungkin berlebihan, tetapi cukup menakjubkan bahwa kedatangan-Nya bahkan lebih dari itu. Dalam perikop ini Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk menjadi hamba, atau budak. Mereka juga akan meminum cawan penderitaan, memberikan hidup mereka untuk melayani orang lain.
Jelasnya, Yakobus dan Yohanes tidak mengalami cawan dan baptisan yang sama seperti yang dialami Yesus sendiri di kayu salib -- mereka tidak dapat menelan murka Allah dan menebus dosa -- tetapi hidup mereka adalah tentang pelayanan yang berkorban untuk orang lain yang membuat hidup mereka menderita. Yesus memanggil mereka ke cara hidup yang sangat berbeda dari dunia. Mereka tidak seharusnya hidup seperti penguasa-penguasa di dunia, melainkan sebagai hamba, budak dari semuanya. Oleh karena itu, Markus 10:45 bukan hanya merupakan gambaran signifikansi teologis dari apa yang Yesus lakukan di kayu salib, tetapi juga merupakan nasihat praktis bagi murid-murid-Nya untuk hidup dengan kasih yang sama tanpa pamrih dan rela berkorban. Yesus adalah pengganti dan teladan kita.
Yesus Datang untuk Melayani Kita
Sayangnya, kita menganggap Yesus sebagai teladan kita dan di situlah bagian ini berhenti bagi kita. Kita pikir kita seharusnya bersyukur atas pengorbanan Yesus di kayu salib, dan kemudian kita seharusnya hidup dengan kasih yang berkorban untuk orang lain. Akan tetapi, jika kita berhenti sampai di situ, maka kita akan kehilangan inti dari apa yang Yesus katakan, poin yang memiliki pengaruh terbesar pada bagaimana kita menjalani kehidupan Kristen.
Yesus ingin kita melayani orang lain, tetapi menurut Markus 10:45 Dia juga datang untuk melayani kita.
Kata melayani yang diterjemahkan dapat merujuk pada menunggu di meja. Markus mengatakan bahwa Yesus ingin menunggu Anda. Pertimbangkan sejenak ...
- Dia tidak datang untuk dilayani oleh Anda; Dia datang untuk melayani Anda.
- Dia tidak datang untuk dibantu oleh Anda; Dia datang untuk membantu Anda.
- Dia tidak datang untuk ditunggu oleh Anda; Dia datang untuk menunggu Anda.
Yesus tidak datang sebagai seorang penguasa yang keinginan pribadi-Nya harus dipenuhi oleh pelayan-pelayan rendahan. Dia datang untuk menjadi pelayan rendahan. (t/Jing-Jing)
Catatan: Artikel ini diadaptasi dari "He Came: Four Biblical Reasons for the Coming of Christ" [Dia Datang: Empat Alasan Alkitabiah untuk Kedatangan Kristus] oleh David Platt (bersama David Burnette). Kunjungi tautan berikut untuk mengunduhnya secara gratis: https://radical.net/book/he-came/.
[1] P.P. Bliss, "Man of Sorrows! What a Name," 1875.
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Radical |
Alamat situs | : | https://radical.net/articles/he-came-to-serve-the-helpless/ |
Judul asli artikel | : | He Came to Serve the Helpless |
Penulis artikel | : | David Platt |