FAQ

Apakah kita harus memberikan kado ketika Natal?

Alkitab memberikan kisah yang menakjubkan tentang hadiah yang Allah berikan kepada kita -- Yesus Kristus -- dan kita dapat menggunakannya sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Injil dan menunjukkan kasih. Memberi dan menerima hadiah dapat menjadi bagian penggenapan apa yang Paulus katakan dalam 2 Kor. 8:7-8. Kita dapat menerapkan pelajaran yang sama untuk hidup kita dengan memberi sesuatu kepada orang lain, bukan hanya ketika Natal tetapi sepanjang tahun!

Mengapa Natal itu penting?

Karena kita memerlukan Juru Selamat! Allah mengasihi milik-Nya sendiri dan memberikan sebuah jalan -- satu-satunya Jalan -- untuk memberikan kekekalan bersama Dia. Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menggantikan kita menerima penghukuman dosa-dosa kita. Dia membayar harganya secara penuh dan kita bebas dari penghukuman ketika kita menerima anugerah kasih yang cuma-cuma. Roma 5:8.

Mengapa Natal belum sempurna tanpa Paskah?

Keistimewaan kelahiran Yesus dapat dimengerti sepenuhnya setelah kita membaca bagian tengah dan akhir dari riwayat hidup Yesus. Kelahiran Yesus belum memberi dampak apa-apa kepada iman kita, dampak itu baru muncul dari hidup dan pengajaran-Nya. Kita baru bisa memahami kedalaman arti Natal kalau kita memahami karya Yesus sepanjang hidup-Nya yang mencapai klimaksnya ketika Ia dibangkitkan Allah dari kematian sebagai tanda bahwa Allah mengabsahkan segala karya hidup-Nya. Sebab itu, Natal tidak bisa berdiri sendiri terlepas dari Paskah.

Di mana Yesus dibaringkan setelah ia lahir ke dunia? Apa makna yang terkandung di dalamnya?

Palungan. "Dan inilah tandanya bagimu: Kami akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." (Luk. 2:12) Palungan adalah tanda ketidakwajaran dan ketersisihan keberadaan Yesus. Palungan sebagai tanda ketersisihan mengisyaratkan solidaritas Yesus kepada orang-orang yang terpaksa lahir di tempat-tempat yang tidak wajar. Palungan sebagai tanda ketersisihan menunjukkan solidaritas Yesus kepada orang-orang yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat.

Benarkah orang Majus yang menjumpai bayi Yesus berjumlah tiga orang?

Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka bertiga. Mungkin kebiasaan menganggap jumlah tiga orang itu disebabkan oleh adanya tiga macam persembahan yang mereka bawa. Mungkin mereka hanya berdua, mungkin juga jumlah mereka lebih dari tiga orang. Sebab untuk menempuh perjalanan yang jauh, dan demi keamanan, biasanya pada zaman itu orang berjalan dalam rombongan besar.