Buah Pertobatan

Baca: Matius 3:1-12

Tidak terhitung sudah berapa kali kita telah merayakan Natal, tak terhitung pula berapa banyak komitmen perubahan yang telah kita buat. Namun harus kita akui pula bahwa sudah tak terhitung berapa banyak kita melanggar komitmen kita. Hingga akhirnya tibalah kita pada kesimpulan bahwa pemahaman akan kebenaran-Nya tak sesuai dengan tingkah laku atau pola hidup kita.

Adalah Yohanes Pembaptis, seorang yang diutus untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan menyerukan agar orang bertobat dan menghasilkan buah pertobatan (ayat 2, 8). Pertobatan dan penyesalan bukan hanya wacana, melainkan harus diimplementasikan ke dalam tindakan nyata. Sia-sia belaka bila orang hanya berpura-pura bertobat, tetapi tidak meninggalkan semua dosa dan menghasilkan buah pertobatan. Dengan seruan ini, Yohanes menghantam konsep beragama pada zamannya. Orang Yahudi memang bangga dengan status mereka sebagai anak-anak Abraham, sebagai bangsa pilihan Allah. Namun Yohanes menekankan bahwa mereka tidak dapat dengan mudah lepas dari murka Allah hanya karena mereka merasa sebagai anak-anak Abraham (ayat 7, 9). Pertobatan memang bukan masalah perasaan, walaupun itu perasaan menyesal atas dosa yang telah dilakukan. Menyesal memang perlu, tetapi tak cukup sampai di situ karena pertobatan merupakan tindakan aktif, yaitu berubah.

Bila Tuhan telah melakukan reformasi dalam hidup Anda, jangan tinggal diam. Tunjukkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan Anda. Bila Anda seorang pekerja, bagaimana cara kerja Anda? Apakah Anda sudah bekerja sesuai jam kerja yang ditetapkan? Pernahkah Anda menghitung berapa waktu kerja yang Anda pakai untuk hal-hal di luar pekerjaan Anda? Sudahkah Anda mencapai hasil maksimal dalam pekerjaan Anda? Ingatlah bahwa pertobatan bukan hanya berbicara tentang rajin berdoa, rajin ke gereja, atau aktif melayani! Bila masih ada aspek hidup yang tidak sesuai dengan yang Allah inginkan, berubahlah!

Sumber Title: 
e-SH - Minggu, 27 Desember 2009